Karena bersamanya, semua hal terasa baru untukku. Karena mencintainya hal yang tidak pernah akan membuatku bosan"Hyung Hyung Hyung," aku menggeleng-geleng ketika Jinyoung melambai ke arahku dengan senyum yang tidak bisa ia sembunyikan. Aku menepati janjiku untuk menemani ia bermain di luar hari ini.
"Pelan-pelan saja kenapa sih!" aku berteriak dan mendekatinya dengan berlari kecil.
Dia selalu seperti itu jika sedang bahagia, kadang aku berpikir sedang berkencan dengan bocah sepuluh tahun.
Aku menghentikan langkahku ketika dia bergerak mendekatiku dengan berlari kencang, aku ikut merentangkan tanganku karena melihat dia juga merentangkan tangannya. "Bahagia sekali sih," aku tertawa kecil ketika dia memelukku erat. Tubuh kami berbenturan karena dia berlari dengan kencang.
Jinyoung tertawa, "Aku merasa benar-benar bebas," dia cekikikan dan tiba-tiba aku merasa malu karena wajah kami yang terlalu dekat, "Kan kan Hyung malu lagi ketika dekat denganku," Jinyoung menyipitkan matanya kemudian cemberut dan melepaskan pelukannya padaku.
Aku memberanikan diri untuk tetap memeluknya dan menundukkan wajahku karena malu. "Bagaimana lagi, jantungku selalu berdetak tidak karuan saat di dekatmu," ujarku mengeluh, karena ini benar adanya.
Bersama dengan Bae Jinyoung semua terasa seperti yang pertama bagiku. Setiap waktu bersamanya seperti aku baru bertemu dengannya, baru pertama kali jatuh cinta, baru pertama kali melihat wajahnya yang sangat tampan. Aku selalu gugup dan berakhir dengan wajah yang memerah dan dia akan selalu blak-blakan soal perasaannya kepadaku sehingga membuat jantungku semakin tidak karuan.
Dia benar-benar orang yang apa adanya, dia yang wajah gugupnya selalu ketara, wajah kesalnya yang tidak bisa ia sembunyikan, dan wajah penuh cinta untukku yang selalu ia perlihatkan ketika bersamaku.
"Hyung lucu sekali."
Lihatlah, dia benar-benar tidak memperhitungkan apakah ucapannya akan membuatku sakit jantung, dia selalu seperti ini.
"Bisa tidak jangan tiba-tiba memujiku seperti itu? Kau selalu saja mengatakan hal-hal aneh tiba-tiba," aku mengeluh dan akhirnya melepaskan pelukanku.
"Tidak bisa, ketika melihat Hyung aku selalu ingin memujimu," dia tersenyum sangat tampan dengan tangan yang dimasukkan ke saku jaket birunya.
"Ketika melihat Hyung aku selalu ingin mengatakan kalau aku mencintaimu," dia mencondongkan badannya mendekat ke arahku.
Astaga, benar-benar tidak sehat untuk jantung manusia satu ini.
Aku mundur dan berbalik, berjalan ke mana saja asal jauh darinya. "Hyung jangan tinggalkan aku!" aku mengabaikan teriakan Jinyoung, mencari tempat agar aku bisa duduk dan menikmati tepi sungai dengan tenang.
Cukup jauh berjalan, aku menyadari Jinyoung berjalan tepat di belakangku, dan seperti biasa dia hanya diam sedari tadi. Aku berbalik karena jengkel dan tubuh kami hampir saja berbenturan kalau saja Jinyoung tidak ikut berhenti. "Kenapa?" dia bertanya dengan wajah polosnya.
"Kenapa sih berjalan di belakangku? Kenapa tidak di sampingku saja?" sebenarnya aku nyaman dia berada di belakangku, tapi bukannya ketika orang berkencan mereka akan berpegangan tangan dan berjalan beriringan? Aish pacar macam apa sih dia?
"Hyung kan tau aku suka menatapmu dari belakang," dia menjawab dengan acuh.
"Tapi aku ingin kau di sampingku, menggenggam tanganku. Aish sial sekali punya pacar sepertimu," aku mendengus kemudian berbalik dan memilih berjalan cepat menuju tempat duduk yang tak jauh dari tepi sungai.
Tidak lama Jinyoung ikut duduk di sampingku. "Maaf Hyung, kau taukan aku tidak romantis," aku mencebik mendengar ucapannya.
"Sudah tau tidak romantis tapi tetap tidak berusaha," aku berucap dengan pelan karena memang tidak penting juga Jinyoung mendengar ucapanku atau tidak.
"Maaf hmm, kita keluar untuk bersenang-senang, jangan cemberut seperti itu," Jinyoung menarik daguku sehingga aku dapat melihat wajahnya yang tampan.
"Aish, baiklah baiklah," aku menepis tangannya dan kembali menatap sungai.
"Hyung memaafkanku? Maaf Hyung," aku kesal mendengar suara Jinyoung yang merajuk.
"Berhentilah merajuk, aku kesal mendengarnya," aku melipat tanganku di dada tanpa menatapnya yang aku yakini masih dalam mode merajuk, aegyo Jinyoung itu sangat menyebalkan.
"Aku tidak akan berhenti sebelum Hyung memaafkanku," aku pusing mendengar suara rajukannya.
"Aku sudah memaafkanmu," aku menatapnya dan mencoba tersenyum agar dia berhenti berbicara menggunakan nada menjijikkan itu.
Akhirnya Jinyoung tersenyum lebar. "Kalau begitu foto aku dong Hyung menghadap sungai, pemandangannya bagus, aku punya sesuatu untukmu," aku memutar bola mata.
Dia membuatku memaafkannya hanya untuk memintaku mengambil gambar dia dengan latar sungai?
"Ya sudah, sini ponselmu," aku harus banyak bersabar karena akulah yang lebih tua di sini.
Dia berdiri tidak jauh dariku. "Aku hitung ya?"
Awalnya aku tidak menyadari pose yang di lakukan Jinyoung sampai dia datang ke arahku, meminta ponselnya kemudian menunjukkan sesuatu untukku. "Foto ini untuk Hyung," ucapnya dengan cengiran yang lebar.
Aku yang menyadarinya tidak bisa menyembunyikan senyumku. "Hyung tidak sadar saat mengambil gambarku tadi?" aku menggeleng menjawab pertanyaannya. "Payah sekali," aku memukul lengannya karena mengejekku.
"Aku kirim di di fancafe ya?" pertanyaannya menohokku.
"Jadi foto itu untukku atau untuk fansmu?" ucapku kesal.
"Tentu saja untuk Hyung," dia menjawab santai dengan masih fokus pada ponselnya.
"Lalu kenapa dikirim ke sana?"
"Aku ingin memberitahu mereka kalau aku mengambil gambar ini untuk orang yang aku cintai," aku terbelalak.
"Jangan aneh-aneh, Bae Jinyoung," aku merebut ponselnya dan melihat kirimannya tadi dan menghela nafas.
"Tentu saja aku tidak akan melakukan hal aneh Hyung," dia mengacak rambutku.
"Kalau seperti ini mereka mana tau kau mencintaiku," aku mengucapkannya karena entah kenapa aku merasa ingin egois.
"Aku hanya ingin memberitahu mereka bahwa di sini aku bersama dengan orang yang aku cintai. Tapi aku tidak masalah mereka benar-benar tau atau tidak, karena yang terpenting untukku adalah kau tau aku mencintaimu," ucapannya tepat mengenai jantungku dan tatapannya menembus tubuhku.
"Hyung dan Wannable sama-sama orang-orang yang aku cintai, tetapi dalam makna dan tempat yang berbeda. Mereka tau aku mencintai mereka, sangat mencintai mereka, dan Hyung juga tau aku mencintaimu, sangat sangat sangat mencintaimu," dia terkekeh sambil menggenggam tanganku.
"Aku juga sangaaaaaat sangaaat mencintaimu, Bae," ucapku berhambur ke tubuhnya dan memeluk tubuh kurus tinggi itu.
"Aku tau, Hyung. Araayo."
Jadi gimana perasaan Winkdeep shipper setelah nonton wannaone go? apakah team masih cikit-cikit atau team bodo amat yang penting moment winkdeep??
hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Boyfriend [Complete]
Short Story13 Reasons Why (Season1) - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons2) - No Other - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons3) - Because He is My Boyfriend - Complete ✔️ Cuma kisah-kisah kecil sepasang kekasih Jinyoung dan Jihoon saat jadi member Wanna One