Please Don't - Part 2

6.1K 596 92
                                    

"Krist! Krist! Krist!"

Suara teriakan seseorang bergema kesetiap penjuru rumah itu, dengan terburu-buru Krist berlari menghampiri Singto yang kini tengah berada di ruang kerjanya.

"Kenapa lama sekali? Kau mulai tuli, hah?" Bentak Singto, yang membuat Krist terlonjak kaget.

"Maaf, tadi aku sedang membersihkan kolam renang. Seperti yang P' minta." Ujar Krist, sambil menunduk tidak berani menatap Singto, yang kini menatap pria manis itu dengan sinis.

"Kerjamu selalu saja lamban, tidak bisakah kau sekali saja bekerja dengan benar?" Tanya Singto.

"Maaf." Jawab Krist.

"Kau pikir dengan meminta maaf bisa mengembalikan semuanya." Kata Singto.

Krist langsung menggelengkan kepalanya, karena jika dia tidak menjawab Singto akan semakin marah nantinya.

"Apa kau sudah selesai membersihkan kolam renang?" Tanya Singto.

"Belum, karena P' memanggilku." Jawab Krist.

"Kau itu terlalu banyak beralasan, pergi buatkan aku kopi." Seru Singto, yang membuat pria manis itu langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan pria tampan itu.

Tidak lama kemudian Krist Kembali dengan sebuah nampan di tangannya, pria manis itu langsung meletakanya di atas meja Singto, lalu berniat untuk pergi.

"Mau kemana kau?" Tanya Singto.

"Melanjutkan pekerjaanku." Jawab Krist.

"Tunggu dulu, aku akan meminum ini dulu, dan memastikan kau tidak membuat kesalahan." Ujar Singto, seraya meminum kopi itu, tetapi berselang beberapa detik kemudian menyemburkannya ke wajah Krist.

"Kopi rasa apa ini, hah?" Teriak Singto.

"Aku membuatnya seperti yang gun ajarkan kepadaku." Jawab Krist.

"Oh. Jadi kau mau menyalahkan adik iparku?" Tanya Singto, seraya bangkit dari tempat duduknya.

"Tidak bukan seperti itu."

Krist langsung mundur, saat singto mendekatinya dengan membawa gelas kopi ditanganya, pria tampan itu mencengkeram rahang Krist, dan mencekoki Krist dengan kopi itu, memaksa pria manis itu meminumnya, hingga Krist tersedak.

"Lalu apa?" Tanya Singto.

"Aku yang salah, maafkan aku." Jawab Krist, dengan suara gemetaran.

"Bagus, jika seperti itu. Jika kau sadar diri." Kata Singto, sembari memandang Krist dengan tatapan menjijikannya.

Singto semakin mendekati Krist, hingga punggung pria manis itu menabrak dinding di belakangnya, membuat Krist tidak bisa kabur, dari Singto.

"Bagaimana rasanya hidup denganku? Menyenangkan bukan?" Tanya Singto.

Pria manis itu hanya diam saja dan tidak menjawabnya, tubuh Krist gemetaran, karena ketakutan pada tingkah laku pria itu padanya.

"Tidak sia-sia aku membelimu, ada gunanya juga kau disini." Cetus Singto sambil tersenyum miring.

Sementara Krist memegangi ujung pakaian yang tengah dikenakannya dengan kuat, Singto yang melihat ketakutan di wajah Krist, semakin senang melihat hal itu.

Membuat tangan pria tampan itu menarik rambut Krist dengan kuat, dan memasang wajah meremehkannya pada Krist.

"Lanjutkan pekerjaan mu, jangan masuk kedalam jika belum menyelesaikannya." Tukas Singto, melepaskan tarikannya, dan sedikit mendorong kepala Krist hingga membentur ke dinding.

[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang