48

2.4K 94 1
                                    

Kadang, sebaiknya kita tak perlu tau sesuatu yang amat membuat kita terluka pada akhirnya. ⛅


====

Apa yang terjadi antara Dio dan Vina? Apa Erna berhak cemburu dan tau atas itu? Bukankah mencintai tak harus sepenuhnya memiliki?

"Na!" Seseorang menepuk pundak Erna. Membuat Erna cukup terkejut dibuatnya.

"Lo liatin siapa dah? Sampe fokus bener" Ujar, Filda.

"Apaan sih fil! Gue ga liat apa apa juga, cuaca panas banget ya bikin gue kepengen nongki di mall" Jelas Erna.

"Na, lo berhasil kalo gue Naura. Lo berhasil bohong di depan dia, lo juga berhasil mengalihkan pembicaraan lo kalo gue manda. Tapi lo ga bisa lakuin itu semua karena gue filda" Erna meneguk salivnya. Dia harusnya lebih pintar dari biasanya, apa karena sedang dimabuk cinta sehingga fikirannya terlalu buntu?

"Gue tau, lo dari tadi liatin Vina sama tuh cowo perlu digaris bawahi lo ga mungkin liatin Vina tapi lo liatin laki laki itu kan? Are you like him Na?" Erna tersenyum samar.

"Gue anggap diemnya elo sebagai jawaban kalo emang lo suka sama dia, sejak kapan Na?" Erna mengedikan bahunya.

"Gue ga tau Fil, rasa gue kedia tiba tiba aja hadir. Matanya yang bikin gue terpanah. Emang lebay, tapi sumpah adem banget matanya fil" Filda tersenyum.

===

Naura masih tak bergerak dari posisi duduknya. Maklum datang bulan terkadang membuatnya mudah kelelahan.

"Drakor mulu mbak, ga bosen?" Sindir Marchel.

"Brisik!" Ketus Naura.

"Jangan ganggu cewe pms chel chel" Seru Ryan.

"Iya dah iya sorry" Marchel segera pergi dari situasi kelas yang membosankan.

"Ra! Liat pertandingan Futsal yuk" Seru Manda.

"Males ah mand!" Ujar Naura.

"Percaya ga, Rio bakalan tanding lawan tim A sekolah kita, lo tau kan siapa?" Naura menaikan alisnya.

"Tim A emang sih udah lama ga main, ketuanya aja sibuk sama osis gimana mau main. Masa lo ga tau siapa? Eza, Bintang, Anton, Dio, Marchel, Zivan, Dino, sama ga tau siapa lagi gue ga apal" Jelas Manda.

"Fyi, tadi Eza titipin ini buat lo. Katanya lo belum makan. Yang ini harus dimakan katanya, kalo lo ga mau yaudah, gue harap sih lo ikut karena Eza pasti butuh dukungan lo" Jelas Manda lagi.

"Iya deh gue ikut" Naura bangkit mengikuti jejak Manda.

Berjalan berdampingan menuju lapangan Futsal sekolahnya.

===

Beberapa anak sudah menduduki tribun penonton, juga sudah terlihat Filda dan Erna yang asik mengobrol hingga menyadari kehadiran keduanya.

"Eisst! Gila nih Tim A main lagi setelah sekian lama" Cecar Filda. Naura hanya mampu mengangguk.

"Itu Rio bukan sih Ra?" Naura mengikuti arah telunjuk Manda. Kemudian mengangguk.

"Gila lo mantanya cakep bener, putih anjirr badanya" Seru Filda.

"By the way, Na? Hellow?! Lo liatin siapa?" Erna memalingkan wajahnya menatap arah tatapan teman temannya yang terlihat bingung.

"Gu-Gue ga liatin siapa siapa kok" Dusta Erna tersenyum kaku.

"Liatin Dio ya na? Sama Via?" Tebak Naura, insiting kepekaannya mendadak terbuka lebar.

"Mereka serasi ya" lagi Erna mampu tersenyum kaku. Hatinya seakan sakit. Padahal perasaan itu sama sekali tak ia inginkan.

"Na! Kadang sebaiknya kita tak perlu tau sesuatu yang amat membuat hati kita terluka" Erna mengangguk patuh.

"Gosah baper, siapa tau Vina cuman sahabat buat Dio, There's nothing impossible in this world gaes"

KETUA KELAS VS KETUA OSIS(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang