"Mulai sekarang, kau tidak boleh berdekatan dengan Suga. Meskipun dia sahabatmu." Taehyung berucap pelan namun dengan nada yang cukup tegas.
Ji Eun sedikit kaget dengan ucapan Taehyung. Ini pertama kalinya ia disuruh menjauhi Suga. Padahal biasanya setiap hari mereka selalu bersama-sama.
"Tapi Taehyung, bagaimana mungkin aku bisa menjauhi—" Belum sempat Ji Eun menyelesaikan ucapannya, Taehyung sudah terlebih dahulu memotong.
"Jadi kau lebih memilih temanmu dibandingkan denganku?"
Ji Eun menggeleng. "Bukan ... bukan begitu. Hanya saja, sebelumnya tidak ada yang pernah menyuruhku untuk menjauhi Yoongi. Kami selalu bersama-sama. Rasanya akan aneh apabila aku menjauhinya begitu saja. Kurasa aku harus memberitahu Yoongi terlebih dahulu."
"Kau tidak perlu memberitahunya. Cukup menjaga jarak dengannya, jangan terlalu sering mengobrolkan hal tidak penting. Kalau dia mendekatimu, kau usahakan untuk menghindar. Jangan ada interaksi sedikit pun diantara kalian. Karena sekarang, kau adalah kekasihku. Jadi tidak ada yang boleh mendekatimu, meski itu temanmu sendiri," tegas Taehyung.
Ucapan Taehyung tidak dicerna baik oleh Ji Eun. Ia sudah kehilangan titik fokusnya ketika mendengar sebutan kekasih dari Taehyung untuknya. Baru sekarang Ji Eun merasakan sisi posesif yang ditunjukkan oleh Taehyung kepadanya sebagai seorang pacar.
"Kau mengerti?"
"Eh, hah?" Ji Eun mengedip beberapa kali, kembali ke alam sadarnya. "Apa tadi? Bisa kau ulangi?" ujarnya sambil tersenyum kikuk.
Taehyung menghela napas pelan, sabar Taehyung, sabar.
"Mulai sekarang, kau tidak boleh berdekatan lagi dengan Suga. Tidak boleh ada interaksi diantara kalian, sedikit pun. Jika memang terpaksa, kau harus meminta izinku terlebih dahulu," ulang Taehyung untuk kedua kalinya.
Untuk sesaat Ji Eun ragu, apakah ia harus menuruti kemauan Taehyung atau tidak. Pertama, karena Suga merupakan sahabat baiknya, mereka tidak pernah terpisahkan, meski akhir-akhir ini Ji Eun lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Taehyung, tapi mereka tetap menjalin komunikasi dengan baik. Namun di sisi lain, Taehyung sekarang adalah kekasihnya. Jika ia tidak menuruti kemauan Taehyung, Ji Eun takut hubungan mereka akan memburuk dan Taehyung akan memutuskannya karena hal sepele.
Taehyung membiarkan Ji Eun berpikir selama beberapa menit. Ia menatap gadis itu yang terlihat bingung.
"Baiklah, aku akan mencoba menjaga jarak dengan Yoongi. Tapi kalau sewaktu-waktu aku ingin mengobrol dengannya boleh, 'kan?"
Senyuman kecil terulas pada bibir Taehyung, laki-laki itu mengangguk mengiyakan permintaan Ji Eun. Kemudian tangannya menyusuri kedua jemari milik Ji Eun, menggenggamnya erat sambil menatapnya.
"Jika kau menuruti keinginanku, semuanya akan berjalan baik."
Ji Eun hanya tersenyum menanggapi ucapan Taehyung. Ia bahkan sangat senang hanya karena Taehyung bersikap kecil seperti ini. Ji Eun harap, sumber kebahagiaannya sekarang tetap bersamanya. Meski harus merelakan waktu berharganya bersama Suga, tapi mereka sudah dekat sejak dahulu, bukan? Seharusnya Suga dapat mengerti dengan keputusan Ji Eun sekarang. Ji Eun ingin menikmati waktu bersama sumber kebahagiaannya yang baru saja ia temukan.
***
Suga sekarang sedang menikmati semilir angin yang berembus pelan di atas rooftop sekolahnya. Sesekali ia pun memakan bekal sandwichnya yang ia buat sendiri dari rumah.
Sejak Ji Eun berpacaran dengan Taehyung, gadis itu sudah tidak membawakannya bekal sandwich lagi. Jika terus begitu, Suga akan selalu kelaparan di sekolah karena ia jarang makan di kantin. Sebagai solusinya, Suga harus berkutat di dapur pagi-pagi sekali untuk membuat bekal.
Beberapa hari ini Suga gelisah. Setelah hari dimana Suga membuatkan sandwich untuk Ji Eun, tepatnya lima hari yang lalu, gadis itu seperti menjaga jarak dengannya.
Setiap jam istirahat, dimana Suga biasanya mengajak Ji Eun ke kantin ataupun naik ke rooftop, gadis itu pasti sudah dijemput terlebih dahulu oleh Taehyung yang selalu siap di depan kelasnya.
Bahkan ketika mereka sedang berada di kelas, Ji Eun sekarang sudah sangat jarang mengobrol dengannya. Perhatiannya kini teralihkan pada ponsel miliknya yang mungkin dipenuhi oleh pesan dari Taehyung. Kalau mereka mengobrol pun, paling hanya beberapa patah kata saja. Karena Ji Eun saat ini nampaknya seperti mogok bicara pada Suga.
Soal pulang sekolah, mereka juga sudah tidak melakukan hal itu lagi. Ji Eun kini sudah diantar jemput oleh Taehyung jika pergi ataupun pulang sekolah menggunakan mobil miliknya. Sedangkan Suga, ia tidak mempunyai kendaraan pribadi seperti laki-laki itu. Suga hanyalah pengguna bis umum.
Meratapi nasibnya seperti ini membuat Suga merasa bodoh. Kenapa tidak sejak dahulu ia mengungkapkan perasaannya pada Ji Eun. Jika begitu, pasti sekarang Ji Eun sudah bersamanya. Menjalin hubungan yang romantis layaknya pasangan kebanyakan. Tapi yang perlu dipertanyakan, apa Ji Eun memiliki perasaan yang sama dengan Suga?
"Argh!!!"
Suga berteriak kesal, ia lalu kembali memakan sandwichnya dengan rakus.
"Apa yang salah denganku? Kenapa Ji Eun tidak menaruh hatinya padaku? Kenapa harus si tai itu?!"
"Sikapku memang seperti ini. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku secara gamblang pada Ji Eun. Aku tidak tahu aku ini kenapa?!!"
Tinggal satu potong sandwich terakhir, Suga melahapnya dengan sekaligus. Membuat pipinya menggembung.
"Awhkhuu hauss mewebuth hembalhi hahiskuhh," tekad Suga bulat. Ia kemudian menelan seluruh sandwich yang selesai dikunyahnya.
"Aku harus merebut kembali gadisku," ulangnya dengan tegas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me [END]
FanfictionMemiliki sikap yang dingin dan tidak tersentuh membuat Suga kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya pada Ji Eun. Hingga seseorang mengambil Ji Eun dari genggamannya, membuat Suga melakukan segala cara untuk merebut kembali apa yang seharusnya menj...