Sebelum membaca mohon budayakanVote or comment ❤
Karena membuat sebuah cerita itu sulitSelamat membaca🤗
Gue masih bingung kenapa tadi Adra nangis,terus dengan mudahnya balik lagi jadi normal jarang banget liat dia nangis bahkan selama tiga tahun bersama gak pernah gue liat dia kaya tadi.
Maksudnya bersama itu gue sama dia satu kelas waktu smp dan asal kalian tau gue bukan anak baik loh, gue sering banget dihukum guru sama patner gila gue pasti taulah. Terus gue juga sering gangguin si Adra, deketin dia berusaha ngajak ngobrol walau jarang digubris, curi kesempatan buat bisa cerita sama dia walau akhirnya gue kaya orang gila ngobrol sendri sementara dianya sibuk mainin hpnya.
"Dra serius jawab dong tadi kenapa?" tanya gue lagi dan tetap Adra adalah gunungan es yang gak akan pernah cair, dia diam walau berkali-kali gue tanya.
"Selamat siang adek-adek yang cantik dan ganteng selamat datang di SMAN5 kita tercinta. Selama seminggu kalian akan kami bimbing untuk lebih mengenal sekolah ini dan kalian juga akan dibagi perkelompok semuanya ada 12 kelompok dan masing-masing kelompok ada 36 orang setiap kelompok juga akan diberikan 2 tutor dari pihak OSK." jelas seorang kaka ganteng yang gue rasa adalah ketua dari panitia tersebut.
Setelah hampir semua orang mendapat kelompoknya gue masih tegang soalnya nama gue belum kesebut sementara si Hani sama Adra udah kesebut dan dia satu kelompok.
"Wulandari sharafana kelompok 7." seketika juga gue langsung bengong gak percaya. Masa gue beda kelompok sama Adra?
"Kak maaf bisa gak aku tuker atau masukin aja ke kelompok 3?" pinta gue sambil nunjukin mata sok melas.
"Kenapa? Ini udah disetujui ketuanya." tanya cewe berhijab tersebut yang tak lain adalah panitia juga.
Gue harus nunjukin bakat akting gue,
"Kak aku mohon ibu aku bilang aku gak boleh pisah dari sodara aku, karena aku harus jagain dia." gue memohon sambil nunjukin muka sedih.
"Kamu kan bisa awasin dia dari jauh dan disetiap kelompok ada tutor yang mendampingi." jelas si kakak cantik tersebut, ekspresinya udah nunjukin kalau dia kesel.
Eh si kakak ini pinter banget sih, gue juga lebih pinter ko dari dia.
"Iya sih ka tapi ini perintah loh ka saya udah janji sama ibu saya, masa kakak tega sih...hiks..hiks." gue terus memelas sambil menangis.
Bodo ah dibilang lebay juga.
Dari kejauhan gue liat ada seorang cowok yang lagi berjalan kearah gue.
Semakin dekat....dekat....dikit lagi.....ya ampun.Astagfirullah, gue mimisan gue mimisan..
Mimpi apa gue semalem ini cowok gak jauh beda kaya si Adra kece badai, rasanya pengen pingsan sekarang juga.
"Ada apa ini?" tanya kakak ganteng tersebut
Saat si kakak cantik ini mau ngejelasin, gue udah nyuri start duluan, kalau gue yang jelasin kan gue bisa sambil mohon-mohon.
"Yaudah kamu ikut saya biar saya yang antar." kakak ganteng itu akhirnya ngijinin gue dan berbaik hati mau nganterin gue,
Aaahh, pengen langsung diterkam deh si kakak ini gemesin banget..
"Nama ade siapa?" kagans itu nanyain gue sambil sesekali melirik kearah gue, dan nunjukin senyum manisnya itu.
Duh kak jangan kebanyak senyum dong bisa diabet nih gue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Adra & Wulan
Teen Fictionkedinginannya membuatku penasaran,setiap ku mendekat aku selalu dihantam rasa sakit. ingin ku buat dinginnya menjadi kehangatan yang tak akan pernah orang miliki. Tunggu akan ku buat kau jatuh cinta! Adra