"Hei, bangun." Ujar sebuah suara terdengar sayup-sayup di telinga Dianne.
"Bangun, Dianne. Kau harus makan siang." Ujar suara itu lagi.
Dianne membuka matanya perlahan-lahan, kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Mr. Jarsden?" Ujar gadis itu terkejut ketika melihat siapa yang berada di hadapannya.
Michael tersenyum lebar melihat wajah terkejut Dianne.
"Wah, wah. Baru kali ini aku mempercayai pernyataan 'kecantikan sejati seorang wanita adalah saat ia baru bangun tidur.'" Ujar pria itu dengan seringai menggoda.
Dianne bersemu mendengar ucapan Michael.
Marcus berdeham keras. "Lakukan tugasmu secara profesional, Jarsden."
Kedua manusia itu segera menengok ke arah suara Marcus.
Dianne menunduk ketakutan melihat keberadaan Marcus, sementara Michael memutar bola matanya jengkel.
"Pekerjaanku harus dimulai dengan pendekatan, Mr. Hawskey yang terhormat." Ujar Michael sarkastik.
Dianne menatap Michael dengan pandangan bertanya. "Pekerjaan apa?"
Michael menoleh ke arah Dianne. "Pendampingan pasca trauma." Ujarnya seraya tersenyum lembut.
Dianne mengerjap. "Aku tidak perlu.."
"Kau perlu." Potong Marcus dengan dingin.
Dianne kembali menundukan kepalanya.
Michael memberikan tatapan peringatan pada Marcus yang ditanggapi dengan kendikkan bahu oleh pria itu.
"Kau perlu, Dianne. Bukankah rasanya tidak nyaman saat kau merasa..hmm.. banyak tekanan hingga sulit bernafas?" Tanya Michael dengan senyuman.
Dianne menggigit bibirnya gelisah. "Ya.. tapi, a--aku..." Dianne meneguk saliva-nya. "A--aku pikir, aku bisa menanganinya.." cicit gadis itu.
Michael mengangguk. "Aku percaya kau bisa menanganinya." Ia menepuk lengan punggung tangan Dianne perlahan.
"Kau harus didampingi, Dianne." Ujar Marcus dengan nada suara tidak mau dibantah.
Michael kembali memberi tatapan memperingati pada Marcus. "Jangan dengarkan dia, Dianne. Kalau kau merasa tidak perlu pendampinganku, kau tidak harus melakukannya."
Dianne tersenyum penuh rasa terimakasih kepada Michael.
"Tapi, aku ingin berteman denganmu. Jadi, bolehkah aku sering menemuimu?" Tanya Michael dengan ekpresi jenaka.
Dianne tertawa kecil melihat tingkah Michael. "Tentu."
Marcus berdeham keras untuk menarik perhatian mereka berdua. "Mike, aku perlu bicara denganmu. Empat mata." Ia menatap datar pada Michael.
"Dan Dianne, habiskan makan siangmu." Ia menatap penuh peringatan pada gadis itu, lalu keluar disusul oleh Michael.
______________________________
"Ada apa, Marc?" Tanya Michael setelah ia menutup pintu kamar Dianne."Kau harus tetap melakukan terapi psikologi padanya." Ujar Marcus.
"Sedang aku lakukan." Ujar Michael. "Tapi, aku harus melakukan pendekatan terlebih dahulu."
Marcus mendengus kasar. "Yang aku lihat adalah kau berusaha menggodanya."
Michael terkekeh. "Kau cemburu, Hawskey?"
Marcus memberikan tatapan merendahkan pada Michael. "Tentu tidak. Aku hanya ingin dia kembali normal dan kembali menjalankan kewajibannya kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amentia (SLOW UPDATE)
RomanceLove comes from insanity.. Bagaimana rasanya ketika kamu bangun dan hidupmu berubah 180 derajat? Apa rasanya jika kamu harus menyerahkan hidupmu dalam genggaman orang asing demi menyelamatkan hidup orang yang kamu cintai? Itulah yang dirasakan Dian...