Chapter 9 (Juvenile Delinquency)

3.2K 96 0
                                    

Dave berjalan di koridoor seperti biasa untuk sampai ke kelasnya, tak lupa juga lolipop yang bersarang di mulutnya membuatnya selalu saja tampan dan manis di waktu yang bersamaan. Tapi ada sesuatu yang tidak biasa pagi ini.

"Hey look? Bukan kah itu Quinziiy?" Suara itu nampak berbisik kecil.

"Yaya itu Quinziiy? Tapi bagaimana bisa dia bersama Dave?"

"Aarrgghh dasar wanita sialan. Dia merebut Dave dari kita!"

"Tapi coba kamu lihat? Bukan kah Dave seperti habis kecelakaan? Badan serta mukanya begitu banyak bekas luka."

"Tidak apa. Dia tetap sama mempesona seperti hari hari biasa."

"Siapa yang menyuruhnya untuk menggandeng tangan Dave. Dasar jalang!"

"Dia pasti merayu Dave!"

Sesuatu yang berbeda hari ini adalah aku datang ke kampus bersama dengan Quinziiy. Apa salahnya datang bersama? Toh aku dan dia sudah resmi berpacaran.

"Jangan hiraukan mereka baby, mereka adalah fans ku yang cemburu akan dirimu" sambil mendekatkan bibirku kearah telinga Quinziiy, dan membisiknya pelan.

"Aku tidak akan goyah. Toh kamu juga sekarang adalah milik ku" sambil kembali memegang tangan Dave erat.

Mereka berdua tak menghiraukan perkataan orang orang yang semakin ramai membicarakan tentang kedekatan mereka. Sesekali juga terdengan sumpah serapah yang tertuju pada Quinziiy karena telah mengambil Dave dari para gadis gadis di kampusnya.

Mereka sampai di dalam kelas dan beranjak mendekati meja di sudut yang merupakan tempat keduanya duduk. Mau di koridoor sampai ke kelas sekali pun tidak luput dari pembicaraan tentang Quinziiy dan Dave.

Dave duduk begitu pula dengan pasangannya Quinziiy, Dave melihat pacarnya tersebut dengan senyuman yang puas karena mengingat betapa ia sangat menginginkan Quinziiy sejak awal. "Sayang? Boleh kucium?" Tanya Dave yang membuat Quinziiy kaget. "Apa? Cium? Kamu memang gila Dave." Quinziiy sambil menggeleng gelengkan kepalanya dan membuka buku pelajaran hari ini. "Ayolah sayang? Habis di cium baru aku mau kerja tugas itu." Balas Dave dengan muka yang ia pasang mode manjanya itu.

Chhuu

Quinziiy mencium pipi Dave lembut. Sontak saja satu kelas tercengang dengan kedua pasangan yang sedang mabuk asmara ini dengan tatapan kaget mereka. "Sudah kucium. Sekarang kerjakan tugas ini." Jawab Quinziiy sambil mengambilkan buku di tas Dave.

"Makasih sayang." Dave sambil mencium punggung tangan Quinziiy.

-*-*-*-*-

New York, Amerika Serikat

Seharusnya hari ini aku sudah bisa melihat muka Dave, tidak ku pungkiri aku sangat merindukan anak satu satu ku itu. Aku bahkan menyesal tidak bisa memberi nya ucapan selamat ulang tahun secara langsung.

"Hey Revano Orviller, mengapa pagi pagi sudah melamun huh? Apakah kau merindukan Lionel?" Suara Pak Dian mengagetkanku yang sedang berdiri di balkon rumah.

"Hey Revano Orviller, mengapa pagi pagi sudah melamun huh? Apakah kau merindukan Lionel?" Suara Pak Dian mengagetkanku yang sedang berdiri di balkon rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Beautiful Revenge For QuinziiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang