Waktu itu aku sedang mengaji kitab imriti, sambil menunggu kyai,aq lalaran sebentar lah. Lalaran adalah salah satu kebiasaan santri di pesantren,yaah seperti mengulang hafalannya. Sedangkan umar ia ada di kelas atas yaitu Alfiyah, ia juga sedang lalaran bersama teman - temannya. Umurnya dan umurku berbeda 8 tahun,tidak heran kalau pengalamannya lebih banyak dia,dan lebih pandai dia,apalagi dia jebolan dari pondok besar. Jebolan?bahasa apa itu?wkwkwk lupakan lah.
Setelah selesai mengaji aku segera membereskan kitab2 ku dan kembali ke asrama untuk bersiap pergi ke sekolah. Aku ambil sepeda kayuh ku, ternyata sepeda ku ban nya kempes,aku minta tolong santri putra untuk memompa sepeda ku.
"Mas,boleh minta tolong ga?sepeda aku kempes nih,aku mau pergi sekolah." Kata ku sambil menundukkan kepala.
"Oooh iya tunggu bentar ya?" Ucap Amar. Salah seorang santri putra yang lumayan dekat dengan ku. Jangan salah faham, dekat hanya sebatas kakak adek aja koq..
"Mana mbk yang kempes? Depan atau belakang?" Ucap umar, sambil membawa pompa di tangan kanannya,berjalan menuju sepedaku,dan terus menundukkan kepalanya.
"Itu yang belakang"
Loh..koq jadi mas umar yang mompa?kenapa gak mas amar? Tanya ku dalam hati. Umar pun memompa sepeda ku. Aku menatap sekeliling pondok, sambil sekali2 memainkan tali tas ku. Dan umar pun mengagetkan ku."Mbk sudah selesai" Sambil cengengesan. Umar memang terkenal sebagai satu2 nya santri putra yang tak berani memandang ajnabiyah,ia selalu menjaga pandangannya,menundukkan kepalanya. Ia pun sangat sopan,ia tak pernah menyakiti hati seseorang dan tak ingin seseorang terluka karna perbuatannya, oleh karna itu di sela2 ucapan nya ia selalu tersenyum cengengesan.
"Hah?sudah? Ya udah trimakasih mas,maaf merepotkan." Ucapku kaget,sambil melihat awan. Napa sih awan di lihat nis?wkwkwk gapapa lupakan.
Aku pun berangkat sekolah. Hari ini ada pelajaran qurdis, yang mengajar yaitu gus habib. Beliau selalu bertanya padaku,entah itu tentang kehidupan ku di pesantren, aku makan apa kalau di sana,tanya itu tanya ini,seperti apa saja aku ini wkwk entahlah.
Setiap pelajarannya,beliau selalu kasih bonus cerita inspiratif. Hari ini beliau menerangkan tentang jodoh. Aku menyimak gus habib,sedangkan teman2? lupakan mereka,mereka ada yang ijin keluar,ada yang ijin ke kantin dll.
"Setiap manusia, mereka punya takdir yang sudah di catat di lauhul mahfudz,mulai dari kapan ia lahir,rejeki,mati,dan jodoh. Allah sudah menuliskan nama seseorang yang akan bersanding dengan kita,membentuk kebahagiaan atas nama -Nya. Takdir yang bisa berubah karna usaha kita salah satunya adalah jodoh. Kita bisa meminta pada sang kholik jodoh seperti apakah yang kita inginkan mulai saat ini. Untuk kalian anak muda yang sudah punya nama di hati kalian,cukup simpan nama itu,teriakkan di setiap hamparan sajadah,di tengah kesunyian malam. Tak usah menuruti nafsu, karna seperti dalam firman-Nya pada surat Al- Isro ayat 32 "walaa taqrobuzzina.. al aayah" jangan lah kalian mendekati zina sesungguhnya zina adalah perbuatan yang zina. Lebih baik menjaga diri dari perbuatan ma'shiyat,dan selalu menjaga pandangan."
Tak terasa matahari sudah berada diatas kepala,menandakan waktu dzuhur tiba. Akhirnya adzan pun berkumandang,aku ambil mukenah ku dan ku ajak teman sebangkuku untuk sholat jamaah di masjid sebelum pulang.
"Fat,ayo sholat di masjid?" Tanya ku sambil mengambil mukenah ku di tas.
"Yuk,sekalian aku mau buang hajat.hehe" Kata fatim. Iya dialah teman sebangku ku. Aku selalu bersama dengannya,bukan aku sih,dianya aja yang selalu mengikuti ku,kaya apaan aja?wkwk. Sampai temen2 ku bilang aku itu ibunya fatim? Ma? Yang benar saja kalian?
______________________________________
Maaf baru pemula..😄
Kalo ada sesuatu yang mengganjal di hati,silahkan coment. Sebab coment antum prioritas saya..😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Salafiyah
Random" Jika aku tau semua akan berakhir seperti ini, maka aku akan memilih untuk memendam rasa ini dari pada mengungkapkan nya" Khoirun Nisa " Nama mu telah terukir di hati ku, dan akan ku jaga ukiran ini sampai aku datang menjemput mu. Tak peduli sebesa...