Pt. 1 [ Long Time No See ]

721 19 30
                                    


[ Sun, 08 : 12 AM ]

Erchan memeriksa ponsel pintar begitu membuka mata. Ia kelihatan kecewa, tidak ada kabar dari Julian setelah berselang satu hari. Tidak ada sesuatu yang baru.

Ia bangkit dari King Size Bed yang empuk dengan material sheesham wood berwarna Warm Chestnut. Ia berjalan ke kamar berukuran kecil yang berisi seluruh pakaian Erchan.

Jangan heran, kalau sosok itu berjalan tanpa busana sama sekali. Itu sudah kebiasaan Erchan selama puluhan tahun. Ia merasa lebih leluasa jika tidur tanpa busana apapun. Tubuh yang tidak terlalu berisi, namun juga tidak gemuk. Kulit putih cenderung pucat dengan rambut yang sedikit lebat tak beraturan.

Ia mengambil sehelai Jeans dengan damage tipis di area lutut, tanpa memakai briefs sebelumnya. Ia keluar kamar dan berjalan perlahan mendekati dapur. Ternyata, Lilian sedang berada di dapur.

"Selamat pagi, Lilian." Ia menyapa wanita yang bertugas sebagai weekly house maid, wanita dengan perawakan yang mempesona untuk seorang house maid, dengan pakaian minim berwarna vermillion berserta apron berwarna ivory. Kalau saja Erchan berani sedikit nakal, Lilian sudah rela berada dalam pelukan Erchan setiap akhir pekan.

Lilian menoleh menatap Erchan yang datang mendekat. "Selamat pagi, Erchan. Bagaimana tidurmu kemarin malam?"

"Kesepian seperti biasa, ada sarapan?"

"Kamu mau apa?"

Erchan beranjak mendekati lemari pendingin, dan melihat sekeliling isi lemari pendingin. Tidak banyak berisi, sepertinya Erchan harus berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Ia sedang berpikir ingin sarapan roti dengan selai Chia Seed.

"Bisa tolong bakar roti dengan selai Chia Seed, dan Chamomile, aku ingin meminum sesuatu yang harum untuk menambah semangatku, kesepian ini membunuhku."

Lilian hanya tersenyum, lalu beranjak mendekati lemari pendingin untuk mengambil sebotol selai Shia Seed. Menghidupkan toaster. Lilian tampak sibuk menyiapkan sarapan untuk Sang Tuan.

Sementara itu Erchan terlihat menjauh pergi dari dapur beranjak menuju balkon sebelah kanan. Tak lupa lelaki berumur seperempat abad itu membawa iPad untuk aktivitas membaca pagi. Sebenarnya pikirannya tidak benar-benar terfokus untuk membaca berita pagi. Erchan memikirkan Julian. Julian masih belum memberikan kepastian, sesungguhnya menerima berita penolakan sangat menyakitkan.

"Silakan," Lilian menawarkan sarapan pagi Erchan. Gadis muda itu membuyarkan lamunan Erchan. Terlihat jelas sesuatu yang tidak biasa disaksikan olehnya. Belahan dada Lilian tanpa sengaja terlihat, ketika house maid itu menyajikan sarapan tepat di meja kecil di samping Erchan.

Lilian tidak mengenakan penyangga dada, terlihat jelas seragam berwarna Vermillion itu dengan ketat membalut tubuhnya. Seperti disengaja, Lilian selalu membuka satu kancing seragam house maid lebih rendah agar memudahkan pergerakan karena aktivitas house maid yang begitu padat. Siapa tidak tergoda apabila seorang gadis dengan tubuh mulus sedang memperlihatkan dengan sangat jelas dada yang dimilikinya. Pemuda itu memalingkan pandangannya, menatap langit pagi yang begitu cerah.

Terdengar iPad Erchan berbunyi, ia membalikkan tablet tersebut hingga layar menghadap wajahnya.

FaceTime dari djskceca@gmail.com

Erchan menatap iPad itu selama beberapa detik, dan menekan tombol hijau sebelum panggilan video itu mati.

"Hai, lama sekali diangkat," sapa seseorang di seberang sana.

Erchan tampak takjub memandang video lelaki yang sedang menyapa dirinya saat ini. Julian sangat berbeda, wajahnya lebih tegas dan berisi tidak tirus seperti ketika saat sekolah di Galilea Scope. Erchan tersenyum simpul memandang wajah Julian yang juga tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang