Chapter 25

225 12 0
                                    

Kaishar POV

Gue ga tau kenapa gue bisa membicarakan kata-kata eeq tadi, masa gue minta balikan sama Clarinta, gue mulai sarap gara-gara Kayla.

Tapi kenapa tadi pas dia meluk gue, gue bukannya ngedorong dia, gue malah ngerasa nyaman, dasar gue cowo labil.

"Waduh, yang baru ditinggal pergi sama Kay, langsung galau tingkat apa nih?" Ucap abang gue.

Gue cuman tertawa garing, "Haha, lucu sekali ya bung, eh masa tadi gue tiba-tiba minta balikan sama Clarinta, gue aneh banget kan ya?" Kata gue sambil mengacak rambut.

"Ga aneh kok, biasa aja, btw lo bukannya mau di MOS, buruan gih, nanti lo dimarahin senior" kata abang gue, gue langsung mengambil semua barang-barang yang di butuhkan untuk MOS.

Gue langsung mengambil kunci mobil dan langsung tancap ga menuju rumah Clarinta, eh, maksud gue ke kampus.

Damn, jadi kepikiran Clarinta.

Focus.

------------------

"SIAPA LAGI YANG TELAT, HUH?" Teriak kakak senior itu di telinga gue.

"Hosh ... Hoshh ... maaf ka saya telat salahin kembaran saya ka, dia mandinya tiga abad, macem Belanda nyerang Indonesia ye ka, haha" kata cowo di sebelah gue dengan nyantenya.

Kakak seniorya jelas hanya tertawa sinis lalu menyuruhnya push up, "Lo pikir gue mau tau gitu apa alasan lo telat? Sebodo lah mau kembaran lo, mau nenek lo, mau monyet lo yang mandinya lama juga tetep aja lo di hukum" kata kakak senior itu dengan sangar.

"Eh, Kai, lo telat juga? Wadddduh, kayaknya lo haru check si Clarinta pingsan apa ngga deh, soalnya dia paling ga kuat kalau di bentak-bentak kayak gue tadi" kata Erza.

"Sebodo" kata gue sambil jalan menuju kantin, gue jadi kepikiran yang gue liat di bandara kemarin.

Pemandangan perpisahan yang sangat amazing bagi gue, Erza dan Kayla berpelukan, itu bikin bunga-bunga yang gue tanam di dalam hati untuk Kayla, semuanya langsung layu dan menjadi mati seketika.

Gue mau maju kesana tapi keburu pemandangan itu terlihat oleh gue, dan itu bikin gue berfikir dua kali untuk menyuburkan bunga yang udah gue tanam dari pertama kali gue lihat Kayla di ujung lorong sekolah.

"Hai, k-kamu m-m-mau makan ya?" Tanya cewe yang pucat ini.

"Pucet" satu kata itu yang gue keluarin saat melihat Clarinta yang sangat pucat dan menggigil.

"Siapa yang pucet? " Tanyanya.

Pake nanya lagi ini anak, "Lo, kenapa lo bisa sepucet ini"

Dia menggeleng lalu terjatuh ke meja dan tanpa aba-aba apapun lagi gue langsung membawanya ke tempat para senior berada, karena gue ga tau UKS dimana.

---------------------

Gue menelfonnya berulang-ulang, biasalah free call di line, sampai yang terakhir kali diangkat, "Hai, gimana lo disana?" Kata gue sambil tangan gue yang sebelah memegangi tangan Clarinta.

"Baik kok, orangnya ramah-ramah"

"Ehm ... Kay gue mau bilang kalau, kalau, kalau, gue bakalan kangen sama lo" saat itu juga gue merutuki diri gue sendiri, kenapa gue malah ngomong ini sih, harusnya gue bilang perasaan gue ke dia, bego.

"Gue juga bakalan kangen sama lo, mulai dari permainan gitar lo, suara merdu lo kalau lagi nyanyi di balkon, sampai kebaikan lo apapun itu kebaikannya" kata dia.

Gue suka sama lo, gue cinta sama lo. Kata gue dalam hati.

"Lo disitu Kai?" Katanya.

"Yup, btw kapan lo pulang?" Dia mengambil nafas panjang, "Sampai gue dapet undangan pernikahan lo"

"Pernikahan gue?" Gue sedikit kaget dengan perkataannya.

"Yup, pernikahan seorang Kaishar dan seorang perempuan yang masih belum gue ketahui siapa orangnya"

"Kalau cewenya lo, boleh ga?" Gue menggodanya.

Dia tertawa keras lalu tersenyum, "Mulai kan bercanda mulu deh" katanya.

"Ya udah Kay, udah dulu ya gue masih ada urusan, bye, see you" dia pun menjawab dengan senyuman.

Tiba-tiba ada air yang jatuh ke tangan gue, gue langsung melihat ke atas dan pandangan gue terhenti ke Clarinta yang sedang terisak.

Gue cuman natap dia datar, dia senyum ke gue, bibirnya bergetar.

Gue ga tau harus ngomong apa, "Hmmm" gue berdehem lalu memegang kedua tangannya.

"Hai, gara-gara aku, kamu ga jadi makannya ya, maafin aku, sama satu lagi, tadi kamu free call ya sama Kay" katanya lembut.

Gue mengangguk lalu memasang muka makin datar.

"Kalau kamu masih suka, sorry ralat, maksud aku kalau kamu masih cinta sama Kay, buat apa kamu balikan sama aku, huh?"

Gue ga bisa jawab gue cuman bisa diem.

Bingo. Stuck.

-----------------//------------------

Kay(i) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang