Tim 1

307 12 2
                                    

Judul : Lost
Tema : Mata Merah
Genre : Fantasy
Author KiprangNovel323

Rosalina meratapi kematian kedua orangtuanya. Seperti manusia lain, mereka dibunuh untuk dijadikan santapan para monster atau siluman. Dia berusia enam belas tahun, hidup dalam bayangan ketakutan terhadap makhluk lain yang kini menguasai dunia manusia. Semenjak itu dia takut keluar rumah dan memustukan untuk keluar jika bersama seseorang.

Hari-hari berlalu tanpa perubahan apa pun, dia merasa lapar dan akhirnya memberanikan diri keluar.
Dia tidak sengaja pergi ke Hutan Barat, tempat para penyihir tinggal.
"Hei, kenapa ke sini?" Dia mendengar suara asing, menoleh ke belakang. Seorang pemuda tersenyum ke arahnya, dia menyerahkan sekantung uang. "Ambil!"

Lina membiarkan kantung itu jatuh begitu saja. "Kau manusia?"
Pemuda itu tertawa. "Iya, aku penyihir. Tidak perlu takut, aku memang bermata merah dan langka, tapi sifatku berbeda dibandingkan penyihir lain."

Lina bingung, justru bertanya hal yang semestinya tidak ditanyakan. "Apa aku harus mempercayaimu?"
"Tergantung," balas pemuda itu. "Namaku Raka, Rakaan el-Mansur. Penyihir pengendali waktu, tapi juga mempelajari banyak hal!"
Lina menarik napas, ragu. "Aku Rosalina."

"Dipanggil?"

"Lina."

"Lina, ayo!" ajak Raka sambil menarik tangannya.

"Tunggu! Kita beda jenis," balas Lina.

"Mumpung tidak ada yang lihat, kamu bisa belajar sihir bersamaku," Raka tersenyum.

Lina akhirnya mau belajar sihir bersamanya. "Di rumahku, besok."
"Ambil ini." Raka menyerahkan sebuah kalung merah, "hati-hati, benda ini bisa menyegel penyihir."

***

Esoknya Raka berlari ke rumah Lina. Semoga aku tidak terlambat, pikirnya. Akhirnya dia sampai di depan rumah gadis itu. "Lina!"
Lina melambaikan tangan. "Raka!"

***

Lina terpaku. Di depannya, Raka—yang kini dipanggilnya Mansur—menatapnya penuh dendam. Lina menatap mata merah itu selama perang antar manusia dan penyihir, fokus melihat Mansur.

Seketika tubuhnya diselubungi pelindung dari Kamila Grimm.
"Raka... maafkan aku... aku telah membiarkanmu sengsara, aku begitu egois," gumamnya.

"Rosalina," kata Kamila Grimm, "kau menunjukku sebagai wali anakmu?"
"Iya." Lina tersenyum pahit, melihat lagi ke depan. Dulu dia pernah menunjuk penyihir bermata merah itu menjadi wali anaknya sebelumnya. "Raka..."

"Menjauh!" usir Kamila melontarkan mantra.
Mansur menghindar dari serangan Kamila dan pergi.
Kamila menggeram. "Dasar pengecut!"

"Tidak! Raka tidak akan pernah ini jika aku tidak lalai dan mengira selama ini dia baik-baik saja," sesal Lina. Setengah tahun lalu tidak sengaja menggunakan mantra yang membuat Mansur kehilangan salah satu kekuatan utamanya secara permanen, seingatnya penyihir itu hanya berkata "tidak apa-apa."

"Rosalina, kenapa kamu mendadak menyedihkan begini? Kamu dulunya kuat," kesal Kamila, di sisi lain kasihan padanya.
Lina menatap kepergian penyihir itu.

"Raka..."

***

"Callista, kenapa kamu membiarkan Sari membaca buku mantra?" bentak Kamila Grimm.

Callista Grimm, putrinya, mendesah kesal. "Ayolah, Ibu. Dia tidak akan bisa menggunakan mantranya."
"Tapi menurut peraturan, manusia dilarang belajar tentang sihir!" seru Kamila. Aku sebenarnya tidak mau kejadian itu terulang lagi!

Event Fantasy KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang