"Ini ruang osis, dan di sebelah sana ada perpustakaan"jelas Vino pada kak Liam.
Kak Liam mengangguk mengerti. Dia mengamati semuanya dengan diam seribu bahasa.
"Eh btw, kalo gue boleh tau kenapa elo pindah kesini?"tanya Vino setelah selesai menunjukkan semua ruangan.
"Oh, itu karena nyokap gue sibuk sama pekerjaannya, jadi gue kesini supaya ada yang ngurusin. Sama sekalian jagain Ahra"jawab kak Liam.
"Tapi setau gue bukannya ortunya Ahra juga jarang di rumah. Terus gimana caranya ada yang ngurusin elo?"tanya Vino kembali.
"Ya setidaknya di rumah Ahra ada pembantu. Jadi gue gak repot kalo mau makan"jelas kak Liam.
"Bener juga sih"tambah Vino.
Mereka yang ngobrol di depan ruang osis sepertinya mengganggu seseorang yang berada di dalamnya.
"Siapa sih, ngobrol di depan situ kaya gak ada tempat lain aja"batin orang tersebut.
Karena merasa penasaran dia memutuskan untuk memeriksa siapa yang ada di depan ruang osis tersebut.
"Lah elo Vin kirain siapa?"ucapnya.
"Gue lagi keliling sama murid baru nih"jelas Vino sambil menunjuk ke arah kak Liam.
Saat pandangan mata mereka bertemu, betapa terkejutnya Liam dengan apa yang dia lihat.
"Afrian"ucap kak Liam yang terkejut.
"Wiliam"sahut Rian yang tak kalah terkejutnya.
"Kalian udah saling kenal?"tanya Vino heran yang tidak ditanggapi.
"Ngapain elo di sini?"tanya kak Liam heran.
"Gue siswa sini dan gue ketua osis di sini. Harusnya gue yang nanya ngapain elo di sini"jawab Rian.
"Gue siswa baru di sini"jelas kak Liam.
"Gue udah lama banget gak ketemu elo, kemana aja elo selama ini?"tambah kak Liam.
"Sejak itu gue pindah ke sini. Karena gue merasa bersalah sama Rani. Dan waktu gue masuk SMA ternyata gue ketemu lagi sama Ahra"ujar Rian.
"Emang Ahra gak cerita sama elo?"tanya Rian.
"Sejak saat itu Ahra menjadi pendiam. Dia tidak suka jika ada yang membicarakan Rani di depannya. Dia agak depresi karena semua orang menyalahkannya. Satu tau dia menjalani terapi dan dia juga home schooling. Lalu ayah Ahra memutuskan untuk pindah. Dan sejak pindah dia jarang bicara denganku"jawab kak Liam.
"Gue pernah denger kabar itu dari nyokap gue. Tapi gue rasa dia baik-baik aja sekarang."ujar Rian.
Vino yang mendemgarnya merasa bingung dengan apa yang sedang ia dengar.
"Eh, sebenernya kalian lagi ngomongin apa sih?"tanya Vino yang makin penasaran.
Semuanya diam. Vino makin bingung dan juga penasaran.
"Bukan apa-apa kok Vin"ucap Rian.
"Tapi...."
Belum selesai Vino bicara, namun bel masuk pelajaran berbunyi. Akhirnya Vino memendam rasa penasarannya dan mengikuti kal Liam dan Rian menuju ke kelas masing-masing.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe Happy Ending
أدب المراهقينHati yang terus tersakiti oleh cinta masa lalu, akankah takdir indah datang kepadanya?