Suara langkah kaki seseorang bergema kesetiap sudut lorong-lorong panjang, suara itu terhenti di depan sebuah ruangan, tidak lama kemudian suara pintu terbuka terdengar kasar bergema ke dalam kamar itu.
Singto melangkahkan kakinya menuju tempat tidur yang terletak di ujung ruangan, pria tampan itu bisa melihat Krist masih tertidur dengan pulas di atas tempat tidurnya.
"Krist! Krist! Bangun!" Seru Singto.
Tetapi Krist tidak kunjung bangun juga, membuat Singto kesal dan akhirnya menendang pria manis itu hingga jatuh berguling ke lantai dari atas tempat tidurnya.
Dengan wajah pucatnya Krist memposisikan dirinya untuk duduk dan menatap Singto, tetapi Singto memandangnya dengan sangat sinis.
"Akhirnya kau bangun juga pemalas! Kau tidak tahu ini jam berapa? Apa perlu aku membawa jam dan melemparkannya padamu." Ujar Singto.
"Maaf P." Kata Krist dengan lirih.
"Kenapa dengan suaramu?" Tanya Singto.
"Tidak apa-apa." Jawab Krist.
"Pergi kerjakan tugasmu, aku menampung mu disini, bukan untuk kau tidur tapi berkerja untukku." Seru Singto.
"Iya, aku tahu." Ucap Krist.
"Awas jika sarapan belum siap 20 menit lagi. Aku tidak akan memberimu makan hari ini." Ancam Singto.
Krist hanya mengagukkan kepalanya, sedangkan Singto menatap pria manis itu tanpa arti sama sekali. Sebelum pergi meninggalkan Krist sendirian disana.
.
.
Di dapur.
Krist dengan cepat memotong sayuran, karena dia tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan untuk mereka semua, jika tidak Singto akan memarahinya lagi.
"P'Krist..." Panggil Gun dengan riang menghampiri Krist.
"Apa, Gun?" Tanya Krist, dengan mata tetap terfokus ke apa yang tengah di kerjakannya.
"Sini aku bantu." Ujar Gun.
"Tidak perlu." Tolak Krist.
"Sini P', lagipula kau tidak punya banyak waktu, jika tidak singa hutan itu akan berteriak lagi." Gun langsung mengambil alih apa yang di kerjakan Krist, memudahkan pria manis itu untuk mengerjakan yang lainya, "Aku heran padahal dia sangat kaya, tetapi kenapa justru menjadikanmu seperti ini, apa dia tidak mampu menyewa orang? Dan juga apa dia tidak lelah berteriak terus, untung kau yang bersama dia, jika itu aku, pasti aku akan meracuninya dengan sianida." Cerocos Gun tidak mau berhenti.
"Memang New tidak pernah memarahimu?" Tanya Krist.
"Jangankan memarahiku, melawanku saja dia tidak berani, awalnya aku malas tinggal disini, tetapi setelah aku tinggal disini aku senang karena bisa bertemu denganmu." Jawab Gun.
"Kau pasti terganggu dengan, P'Sing." Ujar Krist.
"Iya, selama dua bulan aku tinggal disini, ingin sekali aku menyumpal mulut pria tua itu, jika tidak ingat dia kakak iparku, aku heran bagaimana kau betah hidup dengannya selama satu tahun belakangan ini." Sahut Gun.
Krist hanya tersenyum mendengar gerutuan yang keluar dari mulut pria mungil itu, sedangkan Gun terus sibuk berceloteh tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]
Fanfic[ Completed ] apakah sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah rasa dendam akan bisa berakhir bahagia nantinya? Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Cast pendamping : Atthaphan Poonsawas [ Gun ] Thittipoom techa-apaik...