First Impression

9 2 2
                                    

Neoui misoe nae maeumi noganaeryeo

Nuni majuchyeosseultaen dugeungeoryeo

Oh neoui gaseumi nae miseorul giekhaejwo

Hareudo myeoccbeonssik saenggakhaejwo

You’re beautiful

Potongan lagu yang dinyanyikan Baekhyun personel EXO itu membuat Revina mendengus kesal. Kekesalannya bertambah lagi, setelah melihat nama kakak laki-lakinya yang tertera di layar ponsel miliknya.

“Ishh, pasti mau nyuruh-nyuruh gue lagi. Punya kakak cowok dua-duanya bikin susah!” Revina menggerutu mengangkat benda kotak yang selalu menemaninya dan menjawab panggilan kakaknya dengan kasar.

Revina seorang mahasiswi fakultas seni di Universitas Indonesia, Jakarta. Umurnya baru genap dua puluh tahun bulan november lalu. Ia termasuk dalam gadis cerdas yang nilainya cukup tinggi sehingga mudah untuknya masuk ke UI. Ia tinggal bersama bunda dan kedua kakak laki-lakinya.

Bundanya adalah single parent, ayahnya tiada 5 tahun lalu dikarenakan kecelakaan yang merenggut nyawa Bapak Hermawan saat itu juga. Ia memiliki dua kakak laki-laki. Kakak pertamanya bernama, Randi Dama Hermawan. Kakak pertamanya sudah beristri, namun masih saja menyusahkan Revina. Sedangkan kakak keduanya Reno Pandu Hermawan, tak kalah menyebalkan dengan Randi. Reno juga sering menyuruh Revina ini-itu.

“Abang ahh, ambil sendiri kenapa sih!... Aduh. Aku itu lagi banyak tugas bang... apaan sih! Lagian pulang sebentar napa... tau ah!!!” Revina membanting ponselnya ke kasur, namun meleset. Ponselnya jatuh, hancur berkeping-keping. Dengan sesegera ia berlari melihat keadaan ponselnya.

“Mampuss, ini hape kan gue baru beli seminggu yang lalu. Pasti bunda marah lagi deh,” Revina merutuki diri sendiri untuk kecerobohannya sekian kali. Ia berjalan turun ke bawah, berniat untuk mengadu pada bundanya.
.


..

“Ya ampun Vin, kakak kamu baru aja beliin kamu hape seminggu yang lalu kenapa bisa ancur jadi kayak gini?” omelan-omelan masih saja dikeluarkan bundanya. Berkali-kali Revina mengelak, tetap saja bundanya akan menyalahkan dirinya.

“Bun, tadi itu ya Bang Reno nyuruh aku pergi buat bawain tugas kuliahnya ke kampus. Padahal aku masih ngerjain banyak tugas. Aku kesel, ya aku banting aja hapenya. Eh, ternyata nggak jatuh ke kasur malah meleset,” elaknya berkali-kali menggunakan alasan yang sama.

“Udah nggak usah banyak ngelak kamu Vin. Nanti bilang sama kakakmu buat benerin hape kamu, bunda mau pergi ke rumahnya nenek buat dua hari ke depan. Kamu nggakpapa kan ditinggal?” tanya bundanya yang pamit tiba-tiba untuk pergi ke rumah neneknya di Bogor.

“Iya bun, it’s oke. Bunda ke sananya sama Mang Asep?” tanyanya sembari meletakkan ponselnya di meja makan dan mengambil segelas air putih. Kebiasaan pagi sehatnya. Minum air putih beberapa gelas tiap pagi.

“Iya sayang. Kamu nanti ke rumah kakamu sendiri naik taksi aja ya!” pintah bundanya. Revina hanya membalas anggukan kecil lalu kembali ke kamarnya untuk segera menyelesaikan tugas kuliahnya.

Poster-poster personel EXO memenuhi dinding kamar Revina. Ia memang sangat menggilai K-pop, tidak hanya K-pop. Ia sangat tergila-gila dengan Korea. Dirinya selalu berharap bisa pergi ke Negeri Gingseng tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang