Kargo 07: Bajak Luar Angkasa dan Teman Lama

100 7 7
                                    

"Jadi ... hanya ini saja isi kargo kalian, HAH?!"

Seorang makhluk dengan banyak bertentakel membentak dalam bahasa Kharjavalun sembari melata memutari Ruri dan kru kapal Little Star lainnya. Tentakel-tentakelnya yang berduri tajam memecut beberapa kali tepat di depan hidung Ruri yang berdiri paling depan. Saat ini dirinya dan semua kru kapal Little Star, termasuk Phirina dan Ar-gho-Nakh, sudah berdiri dalam kondisi terikat di tengah ruang kargo kapal. Sementara di sekitar mereka ada banyak sosok dari berbagai spesies yang tampak bengis dan menenteng senjata berat.

Orang-orang bersenjata itu tidak lain adalah Bajak Luar Angkasa yang baru saja mencegat kapal Little Star, dan saat ini baru saja selesai memeriksa isi kargo-kargo yang ada di dalam kapal. Sayangnya karena memang tidak membawa barang-barang yang benar-benar berharga untuk dijual lagi, kini pimpinan perompak itu pun jadi uring-uringan.

"Ya. Cuma itu. Tidak banyak kan?" Ruri membalas ucapan si Bajak Luar Angkasa itu tanpa rasa takut sama sekali. Kali ini dia bisa memahami bahasa yang dipakai makhluk bertentakel di depannya itu karena kebetulan sedang mengenakan pakaian yang memiliki fungsi translasi otomatis. "Sayang sekali, kami tidak membawa apa pun yang berharga. Kau hanya menyia-nyiakan waktu."

Tanpa peringatan, si makhluk bertentakel memecutkan tentakelnya ke wajah Ruri dan membuat gadis itu tersentak ke belakang. Darah pun menetes dari luka gores yang lumayan dalam di wajahnya. Sementara itu, William yang melihat aksi barusan langsung meraung berang dan melompat maju, hanya untuk ditembak oleh seorang alien tanpa mulut dari bangsa Fatyr seperti Wyrfalua. Tubuh William pun kejang-kejang tidak karuan dan terjatuh di lantai dengan suara berdebam keras.

"TOLOL!" bentak si tentakel sambil melata mendekati William yang sedang kejang menahan sakit. "Itu akibatnya kalau kalian mau melawan. Untung senapan punya Qwarfa itu cuma bikin kejang, enggak bikin kau mampus, Kilika!"

Ruri mengepalkan tangan, bukan karena menahan sakit akibat luka gores di wajahnya, tapi karena menahan diri untuk tidak menyerang para perompak yang mengepungnya itu. Meskipun dia bisa menjatuhkan satu-dua lawannya, tapi dia pasti akan segera mati konyol karena kalah jumlah, dan juga karena dia sedang tidak bersenjata. Oleh karena itu, Ruri pun hanya bisa diam tanpa daya dan menyaksikan William yang masih menggeliat kesakitan di lantai.

"Cih! Konyol sekali. Padahal mereka bilang kargo kapal ini barang-barang berharga. Tapi kok cuma hewan-hewan gak guna gini?" Si perompak bertentakel itu memecutkan tentakelnya ke Kapsul Hibernasi berisi hewan eksotis dari kedalaman lautan beku bulan Europa. "Aku ingin logam berharga! Kristal! atau apa kek! Bukan sampah-sampah kayak begini!"

"Sayang sekali kami tidak punya itu," ujar Ruri, sambil mengabaikan fakta kalau dia tadi baru saja membuat kesal sosok bertentakel, yang sepertinya memimpin para perompak yang naik ke kapalnya itu. "Sudah kubilang, usaha kalian sia-sia saja dan ini hanya buang-buang waktu."

Mendengar ucapan Ruri, si perompak bertentakel langsung memutar tubuh dan beringsut cepat ke arah gadis manusia itu. Dia lalu menatap tajam ke arah Ruri dengan mata-matanya yang berwarna ungu terang.

"Tentu saja tidak sia-sia," ujar si perompak bertentakel sambil mengusap darah yang menghiasi pipi Ruri. "Aku akan bongkar kapal ini dan jual isinya sebagai barang bekas. Lalu kalian pastinya berharga tinggi di pasar budak! Kalau tidak laku sebagai budak, bisa juga kubongkar tubuh kalian semua satu-persatu, lalu kujual isinya di pasar gelap organ."

Ruri memicingkan matanya dan mati-matian menahan diri untuk tidak menerjang ke depan, lalu menghujamkan ujung sepatu botnya ke mata sosok alien berlendir yang ada di hadapannya itu. Namun dia tahu kalau ini bukan saat yang tepat untuk memberontak. Untuk saat ini Ruri harus bersabar dan berharap kartu as yang dia siapkan bisa membuatnya, dan juga kru kapalnya, terbebas dari ancaman para perompak angkasa luar ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kurir BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang