Kita mulai saja kisahnya dari pertama aku masuk ke SMP, tepatnya di SMP Negeri 1 Rancabali. Untuk pertama kalinya, aku duduk di bangku SMP, aku diterima di Kelas 7F. Ketika MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) aku dipertemukan dengan sosok-sosok baru di hidupku. Semua orang pasti pernah merasa malu untuk berkenalan, kan. Ya, kiranya itu yang aku rasain waktu itu. Kebetulan, waktu itu aku terpilih menjadi KM, yang sebenarnya aku enggan.
Beberapa waktu berlalu, kami mulai akrab dan menyatu. Dan, saat itu ada pemilihan calon anggota OSIS. Aku sangat antusias mengikutinya. Jangan kalian kira, menjadi OSIS itu enak, yaa. Ketika itu, aku sangat tinggi hati, sangat cerewet, pelit, dan kamu taulah, jika seseorang belum terlalu akrab dengan yang lain. Aku sempat dijauhi oleh seluruh teman sekelasnya, gara-gara ulah ku sendiri, memang. Mereka semua membenciku. "Kalian itu, harus turuti apa kata KM," kata Bu Dewi, aku hanya menunduk malu karena kelakuan teman-teman. Tapi, mereka malah membantah dan bergumam, "Dangu we ku tuur," (Dengar saja pakai dengkul).
Jangan kira hanya itu yang aku hadapi. Banyak sekali rintangan yang harus aku hadapi.
Aku pernah nangis di depan guru-guru karena ulah teman-temanku yang sangat menjengkelkan. Dulu, saya mengganggap teman sebagai anak buah, karena jabatan saya sebagai seorang KM. Beberapa kejadian membuatku sadar, bahwa aku tidak pantas untuk berbuat seperti ini, menjadikan jabatan sebagai tameng untuk menjadi tenar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Up and Up
De TodoJudul buku ini, saya ambil dari judul sebuah lagu yang selalu saya putar. Sebuah kisah nyata tentang kisah hidup penulis, hehe. Selalu dihadapkan pada situasi yang sulit. Tetapi, dia tidak begitu menyerah dan terus berjuang didampingi teman-temannya.