"Kim,"
Yang punya nama refleks menoleh ke sang suara. Taehyung membalasnya dengan santai.
"Tumben lo manggil nama marga gue? Hm?"
"Lagi mau aja."
Lukisan alis tanda bingung terpapar begitu saja dari wajah tampan seorang Kim Taehyung.
"Alasannya?"
"Hmm, nggak ada,"
"Dasar manusia absurd,"
Park Jimin— sohib terlaknat Kim Taehyung terkekeh kecil. Melihat itu, Taehyung berdecih, memperhatikan gerak-gerik Jimin dengan pandangan datar.
Omong-omong, mereka lagi berada di Cafe.
Oh, penulisnya ingin kasih tau kalau Taehyung adalah pemilik Cafe Alaska sekaligus juga menjadi pelayan. Sedangkan Park Jimin berprofesi menjadi seorang Fotografer perusahaan terkenal.
"Gue absurd, lo apa? Alien?" Jimin meledek. Membuat Taehyung menatapnya kesal.
"Sayangnya gue manusia, bukan alien," balas Taehyung, tajam.
Seram, bos.
"Al—"
Taehyung, sambil membawa nampan yang di atasnya terletak cangkir berisi Mocha, dia melangkah mendekati Jimin yang berdiri di depan kasir, lalu berhenti sejenak tepat di samping tubuh kurus Park Jimin dan berbisik,
"Sekali lagi bilang Alien, lo gue sumpahin jomblo seumur hidup."
Setelah itu Taehyung kembali melangkah ke arah meja pelanggan, meninggalkan hawa menakutkan yang membuat seorang Park Jimin menegang di tempat.
Namun, hanya beberapa detik, setelah itu lelaki berambut cokelat terang, Jimin, ikut melangkah pergi,
Keluar Cafe.
- Y O U -
Suasana sore ini dingin, sepertinya ingin datang hujan, terbukti dari awan yang berbalut warna abu-abu gelap, dan matahari senja yang tak menampakan diri di langit sana.
"Huh."
Seseorang mendengus halus, sambil terus melangkah nggak tau arah.
Tak jelas, seperti kisah hidupnya.
Seseorang itu lelaki. Namanya?
Jeon Jungkook. Sangat manis, bukan?
Jungkook berjalan santai di pinggiran trotoar, ditemani suara kendaraan yang berisik disebabkan banyak sejenis transportasi yang berlalu lalang.
"Ah— rasanya masih sakit,"
Jungkook bergumam, dengan suara pelannya. Lelaki yang tengah berjalan ini sedang patah hati, omong-omong. Baru saja lelaki berumur 21 tahun ini menerima kenyataan bahwa hubungannya harus dipaksa kandas.
Miris— eh tidak.
Tanpa diminta, Jungkook merogoh saku sweater rajutnya, merasakan telapak tangan halusnya menyentuh sebuah kertas yang terlipat.
Sudah tau kok, isinya...
Mengikuti suasana hatinya sekarang ini, berakhir Jungkook yang mengambil lipatan kertas itu tanpa melihat. Lalu?