chapter 2: Living as a Married Couple

299 45 5
                                    

Disclaimer: seluruh tokoh milik agensi dan keluarga masing-masing. Tidak ada keuntungan finansial apa pun yang saya dapat dalam membuat fanfiksi ini. Dibuat hanya untuk bersenang-senang. Bahasa sedikit tidak baku.

Main pair: June/Yeri

Genre: Romance/Fantasy, a little bit humor and drama

Selamat membaca...

.

—Wife from the Future—

Chapter 2: Living as a Married Couple

.

Untuk pertama kalinya, June merasakan surga dunia.

Hidup dengan istri yang cantik jelita dan pandai merawat suami—siapa yang tidak ingin? Hanya orang tidak waras saja yang tidak ingin. Kini, dirinya tidak akan merasakan kesendirian yang berkepanjangan. Seperti halnya; makan bersama, menghabiskan waktu bersama, bangun tidur ada yang menyapa, pulang kerja ada yang menyambutnya di rumah. Oh sungguh indah sekali istri yang diberikan Tuhan untuk June. Laki-laki itu patut bersyukur untuk apa yang ia dapat.

Apa yang semua June butuhkan selalu tersedia. Ya, semua. Kecuali satu.

Hawa nafsu.

Oh, June mana berani melakukan hal yang 'iya-iya' pada Yeri (walau wanita itu terkadang suka menawarkan diri). Tetap saja, mau dikata Yeri istri dari masa depannya, tetap saja ia tidak mau menyentuh tubuh molek sang wanita sebelum melakulan janji suci.

Benar-benar pria sejati.

"Dek, Mas berangkat dulu, ya." June sedikit berteriak sambil menengok ke arah dapur.

Yeri yang mendengarnya pun langsung berlarian ke luar, lalu berteriak memanggil June, "Mas June!"

"Ya?"

Yeri melangkahkan kakinya cepat. Tangan kanan masih memegang spatula untuk memasak. Wanita cantik itu kini berdiri di hadapan sang suami. Lalu mengecup pipi June penuh kasih sayang, "Hati-hati di jalan, Mas."

Duh, gimana June nggak bahagia kalau sebelum berangkat kerja disuguhi perlakuan manis begini. June melebarkan senyumnya, persis seperti keledai. Ah, bibir Yeri benar-benar membuat pipinya merah hari ini. Yeri sendiri hanya tersenyum malu-malu melihat reaksi June. Suaminya menggemaskan sekali—beda sekali dengan tampangnya terkesan galak dan garang.

"Y—ya sudah kalau gitu Adek di rumah hati-hati ya." ucap June gugup.

"I—iya Mas." jawab Yeri juga malu-malu.

.

Kim Yerim—atau yang biasa dikenal Koo Yerim sudah dikenal di komplek tempat tinggal June.

Ibu-ibu komplek yang lain awalnya terkejut karena secara tiba-tiba June membawa seorang istri yang cantik ke rumah. Mereka awalnya menyangka jika Yeri hamil duluan, mangkanya tidak ada yang diundang ke pernikahan mereka. Tapi setelah dibicarakan, Yeri tidak hamil. Ya, bagaimana wanita itu mau hamil. Disentuh saja tidak pernah—cuma kecup pipi sebelum dan sepulang kerja doang kok, tidak lebih.

Kenapa Yeri mengaku sebagai istri dari masa depannya June? Entahlah, Yeri sendiri tidak tahu. Terakhir kali yang ia ingat adalah—ia berdoa kepada Tuhan sebelum tidur agar diberikan suami yang baik hati kelak di masa depan. Dan paginya, ia terbangun di atas dada bidang June. Ya, itu yang ia ingat.

Kesehariannya di rumah besar June adalah; memasak, mencuci pakaian, memberi makan anjing milik sang suami, menyirami tanaman, dan menyapa para tetangga. Ya, seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Cuma bedanya—yang ini lebih muda dan lebih bening saja, hehe. Banyak anak muda yang menggoda dan mendekati Yeri. Tapi sayang, wanita cantik itu selalu bilang bahwa ia harus di rumah sebelum sang suami pulang kerja. Para anak muda yang niatnya ingin mendekati Yeri pun harus mengembuskan napas pasrah. Wanita yang mereka incar ternyata sudah ada yang punya.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Jam pulang June. Yeri menunggu di ruang keluarga sembari menonton acara di televisi dengan ditemani anjing milik June.

"Aku pulang."

June memberi salam ketika sudah sampai di rumah. Yeri langsung menolehkan kepala, "Mas sudah pulang?"

Wanita itu langsung menghampiri sang suami yang sedang melepas sepatu di dekat pintu. Memberikannya pelukan hangat dan kecupan manis di pipi, "Selamat datang, Mas."

June terlihat salah tingkah. Tapi, dirinya langsung memeluk tubuh mungil sang istri. Dikecupnya pucuk kepala Yeri dengan sayang. Terlihat seperti sepasang suami-istri yang bahagia. Ya, memang ngakunya sih suami-istri, tapi belum sah di mata Tuhan.

Yeri segera menarik tangan kekar June menuju meja makan. Dihidangkannya beberapa makanan untuk suami. June terlihat melebarkan mata. Baunya sungguh harum, menyeruak ke dalam hidung seakan ingin menjamahi rongga-rongga dalam. Dicicipinya satu persatu, "Hmm... Rasanya enak."

Pujian selalu dilontarkan. Yeri terlihat senang, "Ah, terima kasih."

June tersenyum, lalu kembali menyicipi makanan buatan sang istri. Yeri menatap dengan senang. Sesekali jemarinya mengusap lembut sudut bibir June yang ternodai bumbu. Yeri terkikik geli, suaminya seperti anak kecil saja. Lucu dan menggemaskan.

"Oh ya, Mas." Yeri kemudian memanggil nama sang suami.

June yang sedang menyantap makanan buatan sang istri pun menoleh, "Ya?"

"Kapan Mas mau kenalin aku ke orangtua Mas?"

June tersedak daging.

"E—eh?!"

.

Bersambung

Tangerang, 10 Juli 2018 - 20:58 PM

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wife from the Future [Junri; Junhoe/Yeri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang