Eight : "Father in Law"

745 74 14
                                    

Chapter eight

"Hey hentikan, kau tidak pakai masker. Orang orang bisa melihat" ucap Yoona tambah khawatir saat Daniel tiba tiba keluar tanpa mengenakan topi ataupun masker.

"Tidak apa, lagian tidak ada orang disini. Turun saja."

Lalu dengan cepat Yoona keluar sambil menundukkan wajahnya dan mengucapkan kata terimakasih dengan cepat lalu meninggalkan Daniel disana. Tanpa menyadari beberapa blitz kamera telah mengambil gambar mereka berdua.

"Tangkapan yang bagus" ujar salah satu fotografer sambil tersenyum smirk.

☁️☁️☁️

Yoona memasuki ruang kantornya dan sudah mendapati editornya duduk di kursi kerjanya sambil menatapnya jengkel namun dibalas kekehan oleh Yoona.

"Mana naskahmu? MMO memintanya. Katanya dalam drama Daniel perlu ditambahi beberapa adegan."  Ucap Ong Seung woo lalu menyerngit saat menatap gadis bodoh itu masih menyengir sendiri seperti orang gila.

"Argh, aku benar benar sudah gila Ong"ucapnya sambil mengacak rambutnya pelan lalu tersenyum lagi.

"Sadarlah Yoona, kiamat sudah dekat," nasehat Ong lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan kemudian menoleh sekilas dan mendapati Yoona menggigiti jari jarinya gemas.

"Kau sedang oleng Yoona. Ckck. Semoga kau cepat diperbaiki."

"Iya Ong, naskah MMO nanti akan kuurus." Ucap Yoona berusaha mengembalikkan kewarasannya.

"Aku tidak menyangka diantar oleh suami akan membuatmu segila ini" ucapnya pelan lalu menutup pintu ruangan Yoona.

Yoona yang mendengar itu terkejut bukan main. Padahal Yoona berusaha menyembunyikannya dari orang laim, namun Ong mengetahui semuanya. Bahkan hal kecil sekalipun.

"Kau yang terbaik Ong, HAHAHA"

☁️☁️☁️

Yoona sedari tadi melirik jam yang bertengger menyelimuti pergelangan tanggannya menunggu pukul 7 tiba. Ia benar benar tidak fokus dengan pekerjaannya.

Saat jam 7 tepat, Yoona membereskan seluruh barang barangnya dan memasukkan kedalam tas kemudian turun kelantai bawah dengan gerakan cepat.

Dan senyumnya kembali mengembang saat mendapati Daniel sudah duduk didekat pintu keluar sambil melamun dan menatap kosong kearahnya.

Yoona mendekat kearah Daniel lalu menyenggol bahunya pelan, kemudian Daniel terperanjat lalu sadar dari lamunannnya.

"Oh kau sudah pulang?"

"Seperti yang kau lihat."

"Ayo pergi" ucap Daniel lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju parkiran yang diikuti oleh Yoona dari belakang.

Yoona memberhentikan langkahnya saat menyadari kondisi Daniel seperti  mayat hidup. Hal itu terbukti saat Yoona berhentipun, Daniel tidak menanggapinya malah dia berjalan menjauh lalu masuk kedalam mobil dan menyalakan mobilnya.

Laki laki dengan topi hitam polos itu memutar mobilnya lalu tiba tiba mobil  itu berhenti. Sang pemilik keluar dan mencari keberadaan Yoona dengan muka yang khawatir.

"Kau kenapa?" Tanya Yoona dengan nada yang lembut.

"Tidak apa-apa", ucapnya berusaha menutupi keadaannya dengan senyuman yang terlihat sangat terpaksa.

"Seharusnya kau tidak usah datang dan menjemputku sekarang. Aku benar benar tidak apa."

Daniel lalu membuka pintu mobil untuk Yoona tanpa berkata apapun. Lalu Yoona masuk dan keheningan pun melingkupi keduanya. Yoona yang tak tahan pun memandang wajah Daniel dimana kening tersebut tidak berhenti berkerut. Entah apa yang sedang difikirkan Daniel sekarang dan itu membebani Yoona juga.

"Jangan mengkhawatirkanku. Buat saja keputusan yang terbaik untukmu. Aku benar benar tidak apa jika kita berpisah."

Gadis berambut hitam itu seakan menyesal mengatakan hal yang menjadi poin penting dari semua pemikiran Daniel, membuat lelaki berumur 27 tahun itu menoleh padanya lalu meminggirkan mobilnya ketepi jalan.

Yoona bingung, cemas, takut saat memandang kedua mata yang menyulutkan amarah itu.

"Aku tidak mengharapkan kau memberikan jalan keluar seperti itu. Aku akan dibunuh oleh ayahmu untuk beberapa menit kedepan jika memilih keputusan itu", ucap Daniel berusaha menahan emosi yang memuncak dikepala lalu kembali menyalakan mobilnya menuju rumah.

"Dan jangan berkata apapun. Kau membuat ini semakin rumit"

☁️☁️☁️

Disinilah, Kang Daniel diadili atas perbuatannya dirumah Kang Yoona. Rasanya seperti tercekik berada dihadapan seseorang yang paling menyebalkan didunia ini. Ditambah lagi, keheningan yang terjadi cukup lama diantara keduanya.

Hanya dirinya. Dan Tuan Park. Berada dalam suatu ruangan dengan pencahayaan yang minim. Seakan di design khusus untuk mengadili, menghukum, dan menyudutkannya.

"Aku tak tahu sejak kapan kau mulai terbang menggunakan sayapmu sendiri." Ujar Tuan Park dingin sambil menyalakan rokoknya.

"Semenjak perusahaanku mengalami defisit, kau mulai berulah." Tuan Park mengambil kursi dengan kakinya yang satu dan duduk dihadapan Daniel.

"Tuan akan bangkrut. Semuanya berakhir. Dan aku-.. sangat menanti hal itu terjadi." Daniel menjawab tatapan dingin dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun.

"Kau. hanya. seorang. pengecut."

"Dan Tuan lebih dari semua itu. Bajingan yang senang bermain kotor."  Ucap Daniel lantang membuat Tuan Park menghembuskan asap rokoknya kewajah Daniel.

"Aku benar menunggu saat kau memohon lagi padaku." Ucap lelaki dengan jas hitam dengan wajah tegas sambil tersenyum smirk.

"Tidak akan pernah lagi. Aku bukan remaja labil lagi Park. Dan tuan masih seperti anak ABG yang butuh diperhatikan alih-alih membuat onar.." jawab Daniel lalu meninggalkan Tuan Park tanpa memberikan sapaan dalam bentuk apapun.

"Namanya Joy, kan?" Ujar Tuan Park tiba tiba membuat langkah Daniel terhenti. Daniel tanpa sadar mengepalkan tangannya menahan emosi yang bergejolak.

"Gadis lucu dan imut itu harus kuapakan agar kau menjadi tahu diri?" Pancing Tuan Park membuat Daniel membalikkan badannya dan berusaha tersenyum palsu.

"Cuih. Childish sekali. Terserah mau di apakan. Aku tak peduli"

Daniel mengerutkan keningnya saat tiba tiba Tuan Park tertawa terbahak bahak didepan wajahnya.

"Berarti kau tak benar benar mencintainya, bukan? Hanya untuk sekedar membuat Yoona kecilku terbakar api cemburu? Atau tititmu itu butuh sarapan?"

Daniel tambah mengerutkan keningnya saat Tuan Park mengeluarkan rokok dari mulutnya dan mengarahkan bagian yang berapi ke kulit wajahnya.

"Bermodal tampang, perilaku fake, dan senyum murahan. Semua yang ada didalam dirimu telah menyakiti Yoona kecilku dari dulu."

Daniel meringis saat Tuan Park benar benar membuat pipinya bersentuhan dengan puntung rokok yang apinya masih menyala dan menyebabkan luka diwajah mulus Kang Daniel.

"Kau seharusnya mendapatkan balasan setimpal dengan perbuatan yang telah kau lakukan dengan Yoona kecilku."

'Bersambung'

☁️☁️☁️

Sorry lama update:)
Maaf banget buat yang nunggu ataupun yang ga lagi nunggu. Wkwk
Perlu remake ceritanya lagi padahal udh nulis 20-an,
jadi perlu nulis dari awal lagi karna tiba tiba terfikir ide yang lain yang lebih bagus.

Fyi, tuan Park sebagai ayah Yoona seperti yang kalian ketahui adalah seorang Park Chanyeol.

Thanks for reading😻❤️

You Did Well [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang