Please Don't - Part 5

5.7K 575 124
                                    

Gun tengah bersiap-siap untuk pergi bersama dengan Krist, pria itu ingin mengajak Krist jalan-jalan dan berbelanja, untuk apa pria manis itu terkurung di sini, dengan pria tua yang kelakukannya semakin hari semakin mengesalkan saja.

Dia saja sampai heran, apa Singto tidak lelah mengerjai Krist terus menerus, Gun saja yang melihatnya lelah, dan pusing. Namun Singto sepertinya tidak ada lelahnya.

"Kau yakin hanya pergi berdua dengan P'Krist?" Tanya New.

"Mmm, kau dirumah saja temani singa hutan itu, agar tidak keluar dari kandang." Jawab Gun, seraya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan New.

___________

Tok. Tok. Tok.

Gun mengetuk pintu kamar Krist dengan pelan, hingga tidak lama kemudian pria manis itu keluar dari dalam sana. Krist menatap Gun dengan tersenyum manis, Gun langsung mengecek suhu tubuh pria manis itu.

Karena kemarin Krist dalam keadaan tidak baik, bahkan pingsan setelah turun dari atas atap. Gun tidak percaya dengan semua ini, sebenarnya hati Krist terbuat dari apa?

Besi atau baja? Mungkin batu, karena dia tetap kuat menghadapi pria yang menyebalkan seperti Singto itu.

"P' sudah baikan?" Tanya Gun.

"Sudah." Jawab Krist.

"Kalau begitu, ayo kita pergi." Ajak Gun, sambil merangkul lengan Krist.

Kedua pria itu melangkahkan kakinya pergi dari depan kamar Krist menuju lantai bawah, dan di ruang keluarga ada Singto yang terlihat tengah menunggu mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanya Singto.

"Pergi ke suatu tempat." Jawab Gun.

"Kau tidak boleh pergi denganya." Ujar Singto.

"Tapi aku butuh seseorang untuk menemaniku." Sahut Gun, tidak perduli dengan tatapan Singto kepadanya, yang terpenting dia ingin Krist ikut dengannya.

"Jika seperti itu P' akan ikut." Ucap Singto.

"Tapi..."

"Tidak, ada tapi-tapian. Kau mau mengajak P' juga, atau Krist tidak akan pernah bisa ikut denganmu." Potong Singto.

Gun menatap Krist, yang menggangukan kepalanya kepada Gun, tanda jika dia tidak apa-apa. Sedangkan Gun menatap Singto dengan sinis karena pasti pria itu punya niat yang tidak baik pada Krist.

.

.

Gun dan Krist pergi ke siam untuk berbelanja, dan Singto mengikuti keduanya dari belakang, mengamati apa yang kedua pria itu lakukan, sambil memainkan ponselnya, Singto hanya melirik sinis sekitarannya, dimana banyak para gadis yang kini mulai menatapnya dengan tatapan memuja. Wanita jaman sekarang.

Singto tidak memperdulikannya, dan terus berjalan mengikuti kedua pria itu, dia tidak boleh lengah sedikitpun, sebenarnya Singto malas untuk pergi, tetapi bermain-main dengan Krist ternyata menyenangkan juga.

Dia senang mengerjai Krist, dan membuatnya menderita, apa lagi saat mendengarkan tangisan pria manis itu, ini adalah hobi baru yang sangat mengasyikkan untuknya, menyiksa Krist, sampai pria itu tidak mau lagi melihat dunia.

[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang