End : Tunggu Aku

2.6K 259 36
                                    

"sudah siap Shinta Naomi?" tanya salah satu sipir penjara yang hendak menjemput Naomi dari ruang tahanan.

Naomi mengganguk mantap. Dengan wajah cerahnya Naomi memberikan senyuman terbaiknya pada Frieska dan Ikha yang memberikannya semangat.

"semangat Naomi!! Seberapa lama pun putusan pengadilan buat lo, tetap aja gue yang duluan keluar!" kata Frieska berapi-api.

Plak

Sebuah pukulan cukup keras diberikan Ikha ke bahu Frieska.

"itu ngasih semangat atau mau pamer mentang-mentang kasus lo yang paling ringan diantara kita!" kata Ikha yang sedikit gemas.

"itu gue cuman promosi doank. Santai aja kali gak usah ngegas!" sewot Frieska.

"Rossi sama Marques kalo gak ngegas gak juara mereka. Tabah-tabah aja deh gue satu sel sama lo beberapa tahun ini"

Naomi hanya menggeleng mendengar perdebatan singkat keduanya yang terkadang bisa menjadi moodboster baginya. Setidaknya bersama kedua manusia ini, kehidupan penjara Naomi untuk beberapa tahun kedepan takkan suram.

"doakan aja yah gak lama-lama hukumannya, kasihan Veranda ditinggal kelamaan kek nungguin bang Thoyib dia. Entar di talak 3 baru tau rasa lo" kata Ikha memberi semangat yang dibumbui sedikit candaan. Naomi hanya tersenyum sembari mengacungkan ibu jarinya sebagai balasannya.

Hari ini adalah penentuan bagi Naomi. Hari yang akan menentukan nasibnya setelah ketukan palu hakim dimeja persidangan harus diundur untuk waktu yang cukup lama karena dirinya yang sibuk menemani Veranda menjalani perawatan.

Proses persidangan Naomi berjalan lancar dan terbilang cukup cepat, Naomi membenarkan segala tuntutan yang diajukan hakim dan menutup mulut ketika pernyataan yang dilontarkan jaksa penuntut umum yang cenderung menyudutkannya untuk membeberkan pada siapa dia bekerja.

Naomi berjalan dengan pengawasan 2 polisi sekaligus yang berdiri dibelakangnya. Berjalan dengan langkah santai, dia melewati lorong sel tahanan yang mendadak berubah menjadi sunyi ketika ia lewat. Berita tentang perkelahian dirinya dengan 3 wanita dikantin penjara beberapa waktulalu sepertinya merubah pandangan para penghuni lapas pada Naomi.

Naomi berjalan melewati sel tahanan tempat 3 wanita yang menjadi korbannya dengan tenang. Dia bisa merasakan tatapan ketiga wanita yang baru dia ketahui bernama Cindy, Jinan dan Christi sedang menatapnya takut-takut, namun Naomi tak mempedulikannya karena Naomi sendiri tak mengenal siapa ketiga wanita itu, bahkan Naomi tau betul bahwa tak pernah sekalipun dirinya mengusik ketiganya selama beberapa bulan dia mendekam dibalik jeruji besi, bertemupun hanya saat makan selebihnya tak pernah.

Tapi ya sudahlah toh juga setelah kejadian itu ketiganya tak berani macam-macam dengannya, bahkan Naomi tak merasalah bersalah pada kepala salah seorang diantara mereka bernama Jinan yang terdapat bekas jahitan yang cukup panjang karena di lemparkan ke meja makan saat itu.

Makanya jangan main-main sama gue batin Naomi puas.

***

Pintu ruang sidang pun terbuka. Seluruh audiance menoleh kearah Naomi yang terlihat tenang dengan borgol yang mengekang pergerakannya serta 2 polisi bersenjata lengkap yang mengawalnya dari sel tahanan keruang sidang.

Tatapan Naomi terarah pada seseorang yang menatapnya dengan senyuman sendu, siapalagi kalau bukan Jessica Veranda beserta orang tuanya.

Veranda terus menatap Naomi yang baru saja duduk dikursi terdakwa. Meski sudah bersiap jauh-jauh hari untuk memantapkan hati menerima keputusan hakim namun setiap dia bertemu dengan Naomi seluruh kekuatannya melemah. Dia tetap tidak rela sang kekasih harus mendekam dipenjara untuk waktu yang lama.

Veranda Dan NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang