Tiga Puluh Enam

683 45 1
                                    

"APA?!!" Suga, Jin, RapMon dan J-hope berseru bersama-sama.

V dan Jimin terkejut dengan reaksi dari Hyung mereka. Mereka menghela napas. "Kapan itu terjadi? Dimana mereka sekarang? Apa mereka baik baik saja? Mereka tidak mati kan? Ya Tuhan, Aku mohon selamatkan mereka." J-Hope bertanya begitu banyak dalam satu waktu. Dia benar benar khawatir dengan Yoo In sebenarnya. J-Hope merasa perasaannya tidak enak sejak sore. "Mereka baik baik saja, hanya kondisi Yoo In lebih buruk dari pada Jungkook, karena Yoo In melindungi Jungkook. Tapi... aku tidak tau bagaimana harus menjelaskannya. Kalian harus pergi dan melihat mereka sendiri besok." V terlihat kesal. Tidak benar benar kesal. Hanya dia merasa khawatir.

V menuju ke kamarnya. Mengunci kamarnya, dia menuju kearah balkon dan menatap kearah lampu kota. Dia memasukan tangannya kedalam saku celananya dan mendengus dengan berat. 'Kau tidak pantas mendapatkan ini, Yoo In. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik. Aku akan memastikannya. Aku mencintaimu, Yoo In. sangat. Aku akan membuatmu bahagia.' Pikir V. V melihat ke semua salju yang sedang berjatuhan. Ini seperti hatinya. Jatuh perlahan ketika melihat kondisi Yoo In. V mengusap rambutnya ke belakang. Menghela napas. frustasi. Dia kemudian masuk kedalam, menutup pintu balkon. Mandi dan tidur.

Ketika itu Jimin, dia menatap ke foto polaroid dengan Yoo In ketika mereka sedang pergi bersama di taman waktu itu. Sangat bahagia. 'Yoo In, kapan kau akan berhenti menyakiti dirimu sendiri? Bukankah itu sakit? Aku merasa sangat sakit melihat kondisimu. Kau selalu dipukuli tapi kau selalu tersenyum tidak pernah bersedih. Aku berjanji padamu kalau kau tidak akan terluka lagi.' Jimin berfikir sendiri. Jimin menghela napas. Dia menyimpan kembali foto polaroid itu kedalam dompetnya. Kemudian dia tertidur.

Keesokan harinya, BTS libur karena cidera yang di derita oleh Jungkook. Mereka kemudian ketoko ayam sebelum menuju ke rumah sakit. Ketika mereka tiba, mereka bertanya kepada suster dimana kamar Jungkook dan Yoo In, lalu mereka langsung menuju kesana. J-Hope membuka pintu. "Hyung!!" Jungkook berseru. Jin dengan cepat masuk menuju ke Jungkook dan memeluknya. "Yah, Maknae~ Sejak kapan kau suka berkelahi, huh? Ini karena Yoo In? Dia membawamu?" Mata Yoo In terbelalak ketika Jin menuduhnya. "Yah!, Kenapa aku?! Ugh, seharusnya aku membiarkan dia mati saja kalau aku tau reaksimu akan seperti ini." Kata Yoo In kesal. Benar benar merasa tidak puas. Yoo In membuang muka. Cemberut. "awh, Aku hanya bercanda. Maaf, Yoo In." Jin mencoba untuk berbaikan dengan Yoo In Ketika yang lain tersenyum seperti orang bodoh melihat bagaimana Jin berbaikan dengan seorang wanita. Jin melihat kearah member lain sambil mengucapkan 'Tolong aku' kepada mereka. Mereka mengangkat bahu mereka dan tertawa. Suga tersenyum ketika melihat reaksi Yoo In. 'Itu adalah perempuanku.' Pikir Suga. "aku minta maaf, Yoo In. Serius, bisakah kau memaafkan ku, yang Mulia?" Jin berlutut. Yoo In hanya melihat kearah Jin dengan tatapan sinis. Yoo In hanya mengerucutkan bibirnya, menahan untuk tertawa. Sekali lagi, Jin melihat kebelakang, kearah membernya dan membuat permintaan dengan wajahnya 'Kumohon tolong aku'. "Ratu Yoo In, Aku benar benar minta maaf. Itu..itu hanya salah pengucapan saja...dari mulutku. Kumohon maafkan aku." Yoo In tidak bisa menahan tawanya lagi tapi ketika itu dia langsung tertawa terbahak-bahak. Member yang lain pun tertawa juga mengikuti Yoo In. Jin berdiri. "YA! Kau...Aish...Aku membencimu, Park Yoo In. Serius, perempuan ini," Jin meluapkan kekesalannya dengan menendang tempat tidur Yoo In. Tapi sangat disayangkan, tempat tidurnya tidak stabil, membuat Yoo In jatuh ke lantai. Semua orang terkejut. "Yoo In!" Mereka berteriak. J-Hope dengan cepat menghampiri Yoo In. Tanpa sadar. J-Hope menampar wajah Yoo In dengan hati hati. "Yah, Yoo In-n, Bangun" Tidak ada reaksi. Jin seketika membeku disamping tempat tidur. "Hyung, apa yang kau lakukan tadi? Ya Tuhan~" Suga mengumpat. Jungkook mencoba dengan keras untuk bangun tapi Jimin memaksa Jungkook untuk tidak melakukannya. Jungkook mendorong Jimin tapi pegangan Jimin sangat kuat dan Jungkook benar benar tidak bisa melawan. Dia menyerah. "Yoo In-ah~ Aigoo, Hyung, Apa-apaan ini~" Kata J-Hope. Menampar pipinya lagi. "Aku akan memanggil dokter." RapMon ketika ingin memutar gagang pintu tapi kemudian. "Tidak, aku tidak apa-apa. Aku baik baik saja. Geez, guys, aku baik baik saja. Jadi kumohon tidak perlu memanggil dokter." Yoo In tiba-tiba bangun. Membuat J-Hope ternganga tidak percaya. Terkejut. Dia menatap Yoo In dengan kosong. Mengedipkan matanya berulang kali karena tidak percaya. Begitu juga dengan yang lainnya. "Apa~" kata Yoo In. "Kau tidak merasa sakit atau..." Tanya Suga. Masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Yoo In menunggu Suga menyelesaikan kata katanya tapi tidak ada kata kata yang keluar lagi. "Um, Guys. Apa kalian baik baik saja? Apa kalian sebegitu takutnya terhadapku?" Yoo In menaikan alisnya. Jin mengambil bantal dan bantal tersebut dilemparnya ke Yoo In. "Kau, Perempan nakal! Ais, Perempuan ini benar-benar...Ya Tuhan. Tarik napas Jin. Tarik napas." Jin menarik napas dan mengeluarkannya. Mencoba untuk menutupi kemarahannya. Member yang lain hanya tertawa. Tidak tahan melihat reaksi dari Jin. "Yah! Kau yang menendang tempat tidurku dan kau yang memakiku. Tidakkah kau tau kalau belakangku ini dalam kondisi yang kritis? Aku bisa mati kapanpun." Yoo In mengomel kembali. Seketika mereka berhenti tertawa. Yoo In melihat ke mereka dengan aneh dan baru saja menyadari kalau dia membongkar semuanya. 'OMG, mereka tidak seharusnya tau. Sial! Mulutmu, seperti biasa. Aish.' Yoo In mengumpat untuk dirinya sendiri. "apa itu benar Yoo In?" J-Hope bertanya kepada Yoo In. Tidak percaya. "Tidak~, Aku hanya bercanda. Bantu aku berdiri. Ayo" Mereka menghela napas lega kecuali Jungkook. Dia tau kalau Yoo In menyembunyikan sesuatu dari mereka. J-Hope menggendong Yoo In dan meletakannya kembali ke tempat tidur. Yoo In merasa tidak enak setelah dia berbohong.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang