🎆Bagian 1🎆

66 7 0
                                    

"Morning semuanya!!" ucap elia sambil melakukan rutinitas nya yaitu mencium kedua pipi orang tuanya.

"Morning juga sayang," ucap Mommy Elia.

Elia menarik kursi dan duduk. Ia membalikkan piringnya dan mengambil lauk pauk.

Saat tengah asik menyantap makanannya elia dikejutkan dengan sura Daddy nya.

"Bagaimana sekolahmu?" ucapnya dengan suara dingin.

Elia seketika itu juga mood nya untuk makan telah menguap begitu saja. Ia paling malas dan sebal jika orangtuanya menanyakannya kondisinya.

Menurut Elia mereka hanya peduli jika ada maunya sehingga membuat elia jengah dan malas jika di dekat mereka.

"Biasa saja," ucap elia sambil mengaduk aduk makanannya.

Mommy elia yang melihatnya segera menegur nya "jangan bermain dengan makanan El."

Elia menatap mommy dan daddy nya "El berangkat sekolah dulu assalamualaikum".

"Wa'alaikumsalam," ucap daddy dan mommy Elia secara bersamaan.

Daddy Elia menghembuskan nafas dengan kasar setelah melihat Pungung anaknya yang telah menghilang dari hadapannya.

####

Saat ini Elia ada di dalam mobilnya. Ia mengendarai mobil sambil bernyanyi untuk menenangkan pikirannya dan berusaha untuk membuatnya kembali.

Ia tidak inggin ada yang mengetahui bahwa Elia memiliki masalah. Elia adalah orang yang cerewet, pikirannya ngelantur kemana kemana dan menurut orang orang ia termasuk orang yang kuat padahal ia adalah sosok yang rapuh.

Namun Elia dapat menutupi semuanya. Ia tidak inggin orang lain mengetahui masalahnya. Oleh sebab itu ia termasuk orang yang tertutup.

"Shit!!" teriak Elia dalam mobil dengan keras saat menunggu lampu hijau.

Ia sungguh benci jika orangtuanya seperti tadi. Pasti akan terjadi sesuatu yang buruk saat nanti ia pulang sekolah. Elia memang baru berumur 16 tahun namun ia sudah dapat memiliki sim. Itupun ia mendapatkan bantuan dari daddy nya.

Saat ini lampu telah berwarna hijau Elia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Karena ia sebelum berangkat ke sekolah harus menjeput sahabatnya dulu.

"Fan lo dimana gue udah sampai di depan rumah lo!!" ucap Elia di telfon.

"Iya iya gue keluar," ucap Fani.

Fani keluar dari rumahnya dan segera masuk ke dalam mobil Elia.

"Lo lama amat sih keburu telat tau gak?!" ucap Elia dengan menahan emosi dan segera melajukan mobilnya.

"Sorry El lo kan tau gue bangun nya siang btw lo pms apa dari tadi marah marah atau lo lagi ada masalah?" tanya Fani dengan menyelidik sambil menatap Elia yang sedang menatap lurus jalanan di depannya.

Fani adalah sahabat Elia yang sangat mengetahui kondisinya. Elia juga tidak menutupi jika ia sedang memiliki masalah. Karena ia menumpahkan segala keluh kesal nya kepada Fani.

Karena itulah Elia menganggap fani sebagai kakaknya dan Fani menganggap Elia adalah adiknya. Mereka berdua memiliki kesamaan dalam hal hobi dan kebiasaan.

"El lo kok diem aja sih?!" kesal Fani dengan karena dari tadi pertanyaannya tidak dijawab.

"Terus gue harus bilang apa?" tanya Elia dengan dingin dan tajam.

Fani yang telah menahan rasa sebalnya kepada Elia tidak dapat di bendung lagi. Ia segera menarik rambut Elia dan mengacak acak rambut Elia.

Elia yang sedang menyupir pun otomatis mengurangi kecepatannya karena tarikan Fani terhadap rambutnya membuatnya mengendarainya tidak lurus seperti tadi lagi.

My cold billionaire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang