CHAPTER 21

358 8 0
                                    

"mama, balik kok gak bilang bilang sih, kan lisa bisa bantuin beres beres."mamanya tersenyum.

"kan udah ada raja, sama dava"lisa menatap mamanya kesal.

"akukan anaknya mama, tapi kenapa harus dava yang jemput mama"

"davakan calon menantu mama".

"lisa sama dava cuma sahabatan ma"mamanya menggeleng.

"gimana kabar kamu"lisa menunduk dan mendongak kembali dengan senyum palsu.

"baik ma"

"lambung? Sama seperti papa kamu, maaf karena dulu mama kurang perhatian sama kamu"air mata lisa mulai jatuh kembali.

"lisa ke kamar dulu ya ma, banyak nilai yang gak tuntas karena dilarang sekolah satu minggu yang lalu"mamanya hanya mengganguk.

Sekarang lisa hanya menatap pantulan dirinya di depan kaca.

"tuhan, lisa bakal sembuhkan, lisa gak bakal kayak papakan? Lisa takut harus ninggalin mama dan kak raja, sekaligus dava"air matanya jatuh satu persatu.

Lisa berjalan ke arah tempat tidurnya lalu berbaring dan memaksakan dirinya untuk tidur.

🤕🤕🤕
"dava, kamu itu seharusnya nemanin aku, bukan pulang pergi ke rumahnya lisa"elena menahan dava yang ingin pergi lagi kerumah lisa.

"maaf len, tapi lisa lagi butuh gue jadi gue harus kesana"dava mencoba melepas pegangan tangan elena pada pundaknya.

"gimana kalau gue ikut kesana aja"elena memasang wajah memelasnya dan apa boleh buat dava harus membawanya.

"yeahhhhh"dava dan elena pun berjalan masuk ke dalam mobil dava.

Ketika sampai di rumah lisa, dava dan elena langsung masuk.

"dava "lisa tak menyangka kalau dava akan membawa cewek lain kerumahnya.

"ehh lisa, gue kanget banget sama lo "elena memeluk lisa.

"tapi gue gak"batin lisa.

"gimana keadaan lo"tanya dava hati hati.

"jangan mandang gue kayak gue ini sakit parah"sinis lisa sambil memandang tangan elena dan dava yang saling bertautan.

Dava yang mengetauhui itu langsung melepaskan pegangan tangan elena dengan kasar.

"ihh dava kok di lepas sih"rengek elena.

"len, ini tuh lagi di rumah lisa "elena mencibirkan bibirnya.

"gak papa kali kalau pengen pulukan juga boleh kok bebas"sinis lisa lalu berjalan kedapur.

"tuhhkan lisanya aja gak papa"

Setelah menyiapkan minum, lisa langsung berjalan ke arah ruang tamu.

"nihh di minum"

"lis, btw besok gue pengen ke sekolah lo "

"ngapain? "tanya lisa.

"yahh buat ketemu sama lo"

"bilang aja buat ketemu sama dava, gak usah pakai nama gue"sinis lisa yang di balas cengiran oleh elena.

"ohhiya lis, mama lo dimana? "tanya dava.

"arisan"jawab lisa tanpa menatal dava.

"bukannya mama lo habis sakitya, wahh keren banget ya tuh mamak mamak"lisa menatap elena tajam.

"arisan keluarga dan dia harus datang "

"kalau kak raja dimana? "lisa memandang kelantai dua dan dava mengrti.

"mau nanya siapa lagi? "sinis lisa.

"gak ada"

"kayaknya gue harus istirahat nih"lisa berjalan ke arah tangganya.

"mama lo gak pernah ajarin sopan santun ya lis? "tanya elena dengan wajah sok cantiknya.

Lisa menghentikan langkahnya lalu berjalan kembali ke arah dava.

"gue capek pengen istirahat, kalau lo mau pulang, pulang aja, dan jangan lupa bawa juga tuhh pacar lo"ucap lisa sinis lalu berjalan kembali ke arah kamarnya.

"ihh dava kok lisa nyebelin gitu sih"

"dia emang gitu len"sahut dava dengan malas.

"yaudah kalau gitu kita pulang aja yuk"ajak elena.

Dava memeriksa kantongnya lalu mengambil dompetnya dan memberikan uang 300 ribu untuk elena.

Elena menerima uang itu dengan bingung.

"lo pulang sendiri aja, gue masih pengen disini"elena memandang dava dengan geram lalu berjalan menuju keluar rumah lisa.

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang