Chapter Seven

512 81 9
                                    


Taekwoon setuju untuk memberi Hakyeon sedikit tempat, dan membiarkannya menghabiskan malam sendirian. Dan butuh beberapa jam untuk membuatnya sadar bahwa dia tidak suka tertidur tanpa Taekwoon disisinya. Dia bergulung-gulung semalaman dan berakhir tidak tidur. Seorang gnome lalu muncul mengingatkannya tentang jadwal paginya dan membuatnya menggerang.

Mengikuti jadwalnya, Hakyeon masuk kekelas teori sihirnya dan berhenti sejenak. Hanya ada emapt orang disana. Apa dia masuk kekelas yang salah?

"Dimana yang lain?" tanyanya pada seorang gadis dengan rambut panjang.

"Cuma ini. Mereka tidak membiarkan sembarang orang masuk."dia menatap Hakyeon dari atas kebawah. "Tapi, sepertinya mereka menurunkan standar sekarang."

"Tidak jika itu Cha Hakyeon." Seorang dengan rambut perak kebiru-biruan menoleh padanya. "Aku Lee Hongbin, tapi kau bisa memanggilku Bean. Aku penyihir air. Dan itu So Ah." Dia menunjuk gadis tidak sopan tadi. "dia penyihir api dan dua orang itu adalah Jax dan Amy." Dia menunjuk dua orang yang duduk bersama. "mereka berdua penyihir tanah."

"Senang bertemu denganmu,"

Mereka membalas dengan anggukan sopan, tapi tidak menjawabnya.

"Apa maksudnya penyihir api, air atau bumi? Aku tidak faham."

Hakyeon memiliki kekurangan dalam pembelajarannya, hal-hal dasar yang menurutnya tidak penting.

"Itu artinya, aku ahli di api dan dia ahli dalam air. Kau, untuk sementara, ahli di semua bidang." Sooah mencibir.

Hakyeon sedang membayangkan seberapa dalam dia harus mengubur wanita menyebalkan itu saat profesor mereka masuk. Seorang tinggi dengan rambut merah dan senyum ringan. Dia masuk ruangan dan langsung menatap Soo Ah.

"Nona Kwon, aku minta kau memilih musuhmu dengan bijak." Ungkap profesor itu dengan nada mencerca. "Tuan Cha baru beberapa saat di kampus, dan selama itu dia sudah mendapat posisi yang setara dengan para pengajar ramuan, mated dengan werewolf, dan terikat dengan gnome yang jumahnya membuat kepala sekolah merasa rendah dihadapannya. Aku rasa harus mengantisipasi hal besar apa yang akan dia lakukan dikelasku. Silahkan duduk, Tuan Cha."

Hakyeon mengangguk sopan kepada profesor sebelum mengambil tempat duduk disamping pemuda ramah tadi.

Soo ah merengut dikursinya, tapi Hakyeon tahu itu semua bukan akhirnya.

"Buka halaman lima puluh dari buku pembelajaran sihirmu." Sebuah buku lalu muncul dihadapan Hakyeon dan terbuka pada halaman yang benar. "Siapa yang bisa mengatakan padaku tentang lima teori sihir?"

Kelas terasa berjalan sangat lama. Hakyeon tidak menjawab pertanyaan jika tidak ditanya. Dan akhirnya, setelah beberapa lama kelas teoir berjalan, mereka pindah ke laboratorium.

"Disanalah kau akan mebedakan mana penyihir dan mana pembual." Ucap So Ah lirih. Tak ingin profesor mendengar perkataannya lagi.

Hakyeon mengambil nafas dalam dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ayahnya tidak akan memujinya jika dia mematahkan leher bocah itu. Tapi Taekwoon, tidak hanya dengan senang membantunya, dia juga akan memujinya setelah itu. Dia punya mate yang haus darah.

"Hari ini kita akan melakukan mantra antisipasi. Kita akan menemukan avatarmu. Beberapa dari kalian sudah menemukannya tahun lalu. Hakyeon, tolong perhatikan bagaimana berjalannya ini. Aku tidak ragu kau akan dengan cepat menangkapnya.

Hakyeon's WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang