Prolog

55 5 3
                                    

"Banci lo! Melambai dasar! Gue curiga lo sebenarnya maho!" ucap seorang perempuan yang sedang menunjukkan aksi hebohnya di dalam sebuah kantin sekolah, ia sedang menunjuk seseorang di depannya dengan tangan terkepal.

"Jaga mulut dasar perempuan brutal! Dan pasang baik-baik telinga lo, GUE. GAK. HOMO." balas laki-laki cantik yang berada di depan wanita itu, tak lupa juga ia menjauhkan tangan perempuan itu yang sedang menunjuk dirinya.

"Cih! Mengaku saja lo itu homo!" seru perempuan itu, ia masih mencoba mengintimidasi laki-laki di hadapannya.

"Sudah gue katakan kalo gu-"

"Ada apa ini!" sela seorang guru yang datang menyela tiba-tiba.

"Kalian berdua ikut ke ruangan saya sekarang juga!!" bentak guru itu ketika menyadari suasana kantin yang berantakan.

"Dan kalian semua! ini sudah bel selesai istirahat! kenapa kalian masih di sini hah!!?" seketika kumpulan yang melingkari guru dan dua murid yang berbuat onar itu pun bubar kembali ke kelas masing-masing.

Ditatapnya sekali lagi dua murid onar di depannya. "Ikut saya." suara yang di keluarkan dosen itu perlahan, seperti sedang menahan amarah.

Kedua manusia pembuat onar itu pun berjalan mengikuti dosen di depannya.

Sesampai di ruangan guru itu, ruang BK, guru yang menyela tadi bernama Ella. Salah satu guru yang ditakuti seluruh murid SMA Pelita, termasuk dua anak manusia yang ada di hadapannya.

"Jadi ada yang mau menjelaskan apa yang terjadi di kantin tadi?" Bu Ella membuka suaranya sambil menatap dua murid yang menjadi langganan ceramahnya.

"Dia yang mulai duluan bu!" ucap perempuan yang baju seragamnya yang basah sambil menunjuk laki-laki di sebelahnya. "Masa saya ditumpahin jus alpukat?! Trus ga minta maaf lagi bu!?" lanjut perempuan itu.

"Heh! Lo duluan kali! Tuh mata dipasang! Jangan main asal nabrak orang! Jadi saya gak salah kan bu!?" sahut laki-laki dihadapan bu Ella dengan keras, ia tak mau kalah dengan perempuan disebelahnya.

"Lo yang salah!"

"Lo lah!"

"Enak aja! Ya elo yang sa-"

"STOP!!" sebuah teriakan menggema dalam ruangan itu, membuat dua manusia yang sedang bertikai pun diam.

"Kalian berdua saya hukum! Dan tidak ada tapi tapian! Mengerti!" tegas bu Ela tak lupa dengan tatapan tajamnya yang menatap muridnya itu. Ia menulis rangkaian hukuman untuk dua muridnya itu, lalu membacanya.

"Hukuman bagi kalian, membersihkan WC sekolah, membersihkan lapangan sekolah semuanya selama dua hari dan kalo selama dua hari itu ibu mendengar kalian bertikai lagi akan ibu tambahkan hukumannya lebih dari ini. Mengerti?" bu Ella menatap tajam dua muridnya.

"Mengerti bu!" ucap mereka bersama-sama.

"Hukuman kalian dimulai dari hari ini. Dan silahkan keluar dari ruangan saya."

Setelah bu Ella berkata begitu, dua anak biang onar itu pun keluar dari ruangan bu Ella dengan lesu. Sesampainya di luar, tak ada yang melempar kalimat ejekan, hanya melampar tatapan sinis nan nyelekit terhadap satu sama lain, lalu berbalik arah menuju kelas masing-masing.

Laki-laki yang membuat onar di kantin itu bernama Adam Racyan. Lelaki cantik anak pasangan Jean Willy dan Tiopi Racyan. Karena cantik, hampir sang Ayah lupa gender si anak. Tapi Adam tetap ada aura maskulin kok, gak ngikut muka cantiknya.

Kalau perempuan yang membuat onar dikantin bernama Nataly Yolin Benneth. Anak pasangan Wizel Yoka dan Lind Benneth. Punya adik laki-laki yang masih SMP. Karena sering main sama anak komplek yang rata-rata isinya cowok membuat Nata menjadi cewek tomboi.





Dan inilah kisah mereka berdua.








12 Mei 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nat n DamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang