CHAP 5 live together really

1.4K 86 12
                                    

Pukul enam sore waktu setempat mereka sampai di hotel. Mereka memasuki hotel dengan menggunakan jaket menutupi bercak darah di baju mereka. Minsuk dan Hana bergegas menuju ke kamar mereka dan mengambil peralatan mandi serta pakaian ganti mereka. Saat hana memasuki kamar mandi, Minsuk mencegah dirinya.

''Tidak bisa aku duluan,'' itu ucap Minsuk.

''Itu tidak adil aku yang menginjakan kaki di pintu ini jadi aku yang duluan. Kau bisa menumpang mandi di kamar seberang. Cepatlah kita tidak punya banyak waktu lagi.''

''Aku tidak mau kau saja yang kesana.''

''Aku tidak mau.''

''Kalau begitu hadapi aku dulu."

Minsuk menarik tubuh Hana menjauh dari pintu kamar mandi begitu juga Hana. Terjadi pergerakan saling mengunci gerakan lengan dan kaki hingga akhirnya Minsuk pun melancarkan sebuah serangan ke dada Hana tapi berhasil di tangkis oleh adiknya. Hana yang posisinya membelakangi pintu kamar mandi langsung memanfaatkan kesempatan tersebut, dia mendorong dada Minsuk hingga seniornya terjerembab ke lantai. Hana langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

''Hey, itu tidak adil.''

''Eonnie  cepatlah, sebentar lagi kita akan ketinggalan pesawat,'' ucap Joohyun.

Minsuk mendengus kesal dia pergi menuju kamar nomor 8767 dan mengetuk pintunya.

''Who's there?''

''Ini aku Park Minsuk.''

Kim Seokjin membuka pintu kamar itu. Dia dan semua penghuni kamar tersebut terkejut melihat bercak darah yang begitu banyak di kaos putih Minsuk. Minsuk memutar bola matanya jengah.

''Boleh aku menumpang mandi disini?''

''Huhh?"

"Hana dan aku baru saja balik dari sana. Kini dia memakai kamar mandi kami. Sebenarnya waktu kita tidak banyak. Jika aku menunggu Hana selesai mandi maka kita semua akan ketinggalan pesawat."

''Oh, baiklah, silakan.''

Seokjin memberi jalan masuk untuk Minsuk. Minsuk bergumam terima kasih dan melewati penghuni kamar lainnya dan mengabaikan tatapan ngeri Jungkook terhadapnya. Dia masuk ke kamar mandi tak lupa mengunci pintu, dengan begitu ia bisa melanjutkan kegiatannya yang tertunda tanpa merasa terganggu oleh para pria yang berada di luar kamar mandi ini.

***

"Soomin!'' teriak Minsuk dengan amarah dan rasa takut di dadanya.
Melihat temannya yang ditodong sebuah pistol di tepi jurang dan di dasarnya ada sarang buaya.

''Minsuk, kumohon, selamatkan aku,...hiks,'' ucap gadis itu sahabatnya.

Kini kedua lengan Minsuk tidak bisa bergerak karena cengkraman dua pria dan lehernya ditahan agar tidak bisa menyelamatkan sahabat sekaligus rekan timnya.

"Lepaskan dia, brengsek lepaskan temanku!”

Minsuk berusaha memberontak tapi nihil. Tubuhnya sudah dikunci pergerakannya oleh tiga pria bertubuh kekar yang merupakan anak buah mafia kejam Chao Man.

"Hahahaha, ternyata kau pemberani juga gadis kecil," ucap pria paruh baya itu dengan bahasa kanton sambil mengangkat dagu Minsuk dan mata mereka bertemu.

"Kumohon lepaskan dia, dia sama sekali tidak ada kaitannya dengan semua ini!"
"Tidak katamu?"

Pria itu kesal sambil menghempaskan dagu Minsuk dengan kasar.

"Jelas-jelas dia yang membunuh saudaraku. Bahkan aku menyaksikan kematian adikku di dekapanku. Dia yang menembak adikku. Dan kalian berusaha menangkapku kan? "
"Jika kau ingin membalaskan dendammu, jangan lakukan padanya. Bunuh saja aku. Bunuh aku..."

THE SEVEN GUARDIANS ANGELS OF BANGTAN BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang