Chapter 11 (Foreigners)

2.1K 41 0
                                    

Pagi itu matahari bersinar dengan terang, membuat mata Dave sedikit terbuka karena cahayanya. Dia mendapati Quinziiy yang masih terlelap di sampingnya dengan posisi Dave yang sedang memeluknya dari belakang.

"Wake up baby. It's morning." Sambil mengusap perut datar Quinziiy dari dalam selimut. Dave menenggelamkan wajah nya di leher putih Quinziiy lalu menciumnya di sana, dia tertawa saat melihat beberapa tanda biru di leher kekasihnya itu.

Apakah semalam itu nyata? Dia sudah percaya sepenuhnya padaku dan mau ku sentuh. Batin Dave

Quinziiy terbangun dan membalikan badannya. Membuat dia dengan Dave sekarang saling berhadapan. "Morning honey." Ucap Quinziiy sambil memegang rahang kokoh milik Dave. Dia menatap Dave dengan lama dan sesekali mengusap bibir sexy milik Dave. "Maafkan aku telah memaksamu tadi malam." Ucap Quinziiy sambil mengelus ngelus pipi Dave lembut. "Apa yang perlu ku maafkan sayang? Aku tidak menyangkal kalau memang aku juga sangat menginginkanmu tadi malam." Ucap Dave dengan senyuman nakalnya. Quinziiy yang mendengar perkataan nakal Dave hanya mampu tertawa kecil saat mendengarnya. "Dasar mesum." Ucapnya sambil memeluk Dave erat yang membuat wanita itu bersandar dengan nyaman di dada bidang Dave.

Quinziiy melepaskan pelukannya dan mencoba bangun dari tempat tidur. "Kau ingin ke mana sayang?" Tanya Dave.

Quinziiy menyingkirkan selimut yang menutupi badannya dan sekarang tubuhnya seperti menjadi candu baru bagi Dave. Dia memperlihatkan punggung mulusnya yang terdapat nama Dave di sana, terukir dengan jelas sebagai bukti kepemilikannya. "Aku ingin mandi."

Dave menelan saliva karena melihat penampilan Quinziiy yang tidak tertutup benang sedikit pun. "Wow." Kata Dave. Quinziiy mendengar kata itu dan membalikan badan nya kearah Dave. "Kenapa?" Tanyanya heran.

Dave kembali menelan salivanya karena saat berbalik Quinziiy tidak menutupi bagian payudaranya yang membuat Dave bernafsu di pagi hari. "Pakailah jubah mandimu sayang. Jangan membuatku horni pagi pagi." Kata Dave sambil memalingkan wajahnya dengan lugu.

Quinziiy tertawa dan segera memakai jubah mandinya. "Ada apa dengan mu Dave? Bukannya kamu sudah memegang dan menikmati setiap inci dari tubuhku semalam? Kau mulai aneh lagi." Quinziiy masih tertawa kecil dan langsung berjalan menuju kamar mandi. "Yaa bicaralah sesukamu sayang. Pergilah mandi." Kata Dave sambil kembali menyelimuti badannya.

Dia berbalik dan menatap Dave yang kembali tertidur itu. "Dave? Itu saja? Kau tidak ingin menemaiku di dalam kamar mandi?" Tanya Quinziiy sambil melipat kedua tangannya.

Dave langsung bangun dari tempat tidur dan membuka lebar matanya. "Mengapa tak minta dari tadi sayang?" Kata Dave menyingkirkan selimut dan mencoba untuk berdiri. Quinziiy mengerutkan keningnya saat melihat boxer hitam itu masih melekat di bawah sana. "Dave?" Panggil Quinziiy. "Iya sayang?" Dave mengangkat kepalanya menghadap Quinziiy.

"Mengapa kau masih memakai boxer?" Tanyanya heran.

"Loh? Emang di rumahmu ngak boleh pake boxer? Oke deh aku lepas." Kata Dave bercanda.

"Tidak, maksudku apa kita bercinta semalam?"

"Ya, tentu sayang. Kau sangat sempit."

"Lalu kenapa kau memakai boxer? Apa kau punya keahlian memasukan tanpa membuka boxermu atau semacamnya?"

Dave tertawa mendengar pertanyaan kekasihnya itu, dia menggeleng gelengkan kepalanya dan berjalan mendekat kearah Quinziiy. "Ya karena aku tidak ingin kau akan terkancing di rumah bersama anak kita nanti saat teman teman mu masih asik bersantai di luar sana." Jawab Dave sambil memegang kepala Quinziiy lembut. "Lalu mengapa kau mengatakan aku sempit tadi?" Tanya Quinziiy dengan memajukan wajahnya ke depan Dave. "Iya sayang kau sangat sempit, jariku saja sangat susah masuk ke dalam mu." Dave mengacungkan kedua jari nya ke atas.

A Beautiful Revenge For QuinziiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang