part 6

1.4K 96 7
                                    

Agatha, Della, dan Rere saling bertatapan saat Dello bertanya dengan sopan kepada mereka.

"Nggak boleh ya?" Natha bertanya dengan raut wajah sedih saat tidak ada yang menanggapinya.

"Kita nggak usah makan aja, tempatnya penuh juga." Darel melangkah menjauh dari mereka.

"Boleh," ucap Rere yang membuat Darel tersenyum, kemudian berbalik badan.

"Thanks." Darel duduk disebelah Rere.

"Agatha, katanya acara galaxy nggak jadi ya?" tanya Natha yang membuat Agatha tersedak.

"Tau dari mana lo?" tanya Agatha terkejut, pasalnya yang mengetahui ini hanya bagian inti MPKOS.

"Apa sih yang kita nggak tau," ucap Dello menambahkan.

Rere tampak berpikir. "Jangan-jangan ada mata-mata lagi di MPKOS."

"Nggak ada hubungannya Rere," ucap Della gemas.

"Galaxy terancam batal, karena nggak ada sponsor." Agatha tersenyum masam.

"Padahal sayang banget, itu acara cuman setahun sekali," ucap Della.

"Emangnya nyari sponsor itu nggak gampang ya?" tanya Darel penasaran.

"Susah tau, nggak segampang lo tidur terus mimpi," ucap Agatha.

"Anggota MPKOS yang lain juga pada mikir kalau kedepannya harus gimana," tambah Rere.

"Maaf, gue nggak tau," ucap Darel merasa bersalah.

"It's okay."

Fyi, galaxy adalah acara untuk mempererat hubungan antar siswa yang diadakan setiap tahun.

●☆●

Bel pulang telah berbunyi semua siswa keluar kelas dengan perasaan bahagia, namun tidak dengan Agatha, Rere, dan Della. Mereka harus mengikuti permintaan dari siswa pertukaran pelajar untuk bermain basket di lapangan belakang sekolah.

"Kalian nggak ikut main?!" teriak Darel dari tengah lapangan.

"Males," jawab Della acuh.

"Kalian lupa ya kalau kita ini perlu bimbingan, sebagai siswa pertukaran pelajar?" tanya Dello, seraya memutar bola basket menggunakan tangannya.

"Tau, tapi bukan pelajaran olahraga!" ucap Agatha kesal.

"Gue tau kalau kalian itu hebat dalam olahraga!" ucap Natha, cowok itu mendrible bola basket.

"Prestasi kalian itu sudah tersebar ke luar sekolah!" ucap Dello.

"Rere dengan keahlian memanahnya," ucap Darel.

"Della adalah pelari yang cepat," ucap Dello.

"Dan ketua MPK kita, juara renang tingkat nasional," ucap Natha.

"Terus hubungannya apa sama main basket?" tanya Rere bingung.

"Hubungannya basket adalah bagian dari olahraga," ucap Natha.

"Kita mau diajari gitu." Darel berjalan kearah Rere.

"Gue juga mau di ajari gaya yang ada direnang," ucap Natha kepada Agatha.

"Lo mau renang dimana? Di atas semen?!" Agatha memutar bola matanya malas. "Disini nggak ada air apalagi kolam renang."

"Habis dari sini kita ke kolam renang, right?" Natha melemparkan bola basket yang ada di tangannya.

"Ehm."

"Dell, tips lari cepat tapi nggak cepat lelah gimana?" tanya Dello.

"Atur nafas lo," jawab Della.

"Gue juga tau," ucap Dello.

"Bagus," ucap Della santai.

Rere memberikan solusi. "Kalian main basket aja dulu, nanti belajarnya."

"Nanti ya? Kalau gitu kita tanding basket aja gimana?" ajak Dello.

"Siap!" ucap Natha dan Darel bersama.

"Kita males," ucap Della lesu.

"Supaya kalian semangat misalkan menang kita nonton film terbaru," tawar Darel yang disetujui Agatha, Rere, dan Della.

"Oke!"

Agatha mengambil kesempatan saat Darel lengah dan bola yang awalnya ditangan Darel, kini berpindah ditangan Agatha, dengan cepat cewek itu berlari sambil mendribel menuju kearah ring.

Natha menghalangi langkah Agatha. "Mau kemana?" Natha mengedipkan sebelah matanya yang ditanggapi Agatha dengan senyuman.

"Della!" Agatha melempar ke arah Della.

Bola berpindah tangan ke Della. Dengan mudah dia melakukan shoot.

"Jangan senang dulu ini baru awal," ucap Dello mengingatkan.

"Awal yang baik," ucap Rere bangga.

"Guys! Kaki gue sakit gara-gara latihan kemaren." Della memegang kakinya dibantu Dello.

"Lo istirahat aja, Dell," saran Agatha.

"Gue nemenin Della ya?" pinta Dello.

"Yaudah."

"Yang cowok beli ice cream yang disana dong!" pinta Rere.

"Karena gue baik hati dan tidak sombong, Agatha mau mentraktir kita katanya!"

Agatha menatap Natha tak percaya. "Lo!" Agatha menunjuk Natha tepat didepannya. "Nyebelin!"

"Gue haus, cepet Tha," ucap Della.

Dengan kesal Agatha menuruti kemauan temannya, cewek itu berjalan diiringi Natha yang terus mengganggunya.

"Lo bisa diem nggak sih!?" ketusnya.

"Kalau sama lo gue nggak bisa diem," ucap Natha seraya tersenyum jahil.

"Kenapa lo nggak bisa diem? Cacingan?" Agatha tersenyum sinis.
"Lah? Berarti lo cacingnya?" ucap Natha asal. "Agatha, lo kenapa suka sama Satya?"

"Kenapa lo tanya itu? Lo suka sama Satya?" tanya Agatha.

"Gue masih normal kali," ucap Natha tak suka. "Jauhin Satya."

Agatha semakin pusing setelah mendengar celotehan Natha yang tidak jelas arahnya.

"Ice cream rasa vanila dua, coklat satu," ucap Agatha setelah sampai di tempat penjual ice cream. "Lo mau rasa apa?" tanya Agatha pada Natha.

"Saya vanila, Darel sama Dello strawberry," ucap Natha ke penjual ice cream.

Setelah menunggu beberapa saat Agatha menyerahkan beberapa lembar uang. "Makasih."

●☆●

"Lama banget ya mereka," ucap Rere sambil berjalan kesana kemari.

"Nunggu itu nggak enak ya?" tanya Darel pada Rere.

"Menurut lo?" Rere bertanya balik.

"Gue juga lagi nunggu, dan itu nggak enak," lirih Darel.

"Sabar ya," ucap Rere prihatin.

"Dell, masih sakit nggak kakinya?" tanya Dello sopan.

"Udah mendingan," jawab Della.

"Natha sama Agatha beli ice cream dimana sih?" tanya Dello.

"Di Ragunan, makanya lama," ucap Darel asal.

TBC

Jangan lupa vote and comments ya guys! Thanks!

At This Very Moment✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang