Bagian 01

26 4 2
                                    

Seorang gadis cantik sedang memasukkan pakaian yang akan dibawanya camping nanti.Sendari tadi tidak henti-hentinya ia terseyum memikirkan camping nantinya, bersama teman-temanya. Ia juga telah bejanji akan terbuka kepada sahabatnya nanti, sudah saatnya ia tidak menyimpan semua masalahnya sendiri dan juga sahabatnya adalah orang yang sangat sabar dan pengertian terhadap dirinya.

"Kamu lagi ngapain?" Tanya seorang sedikit membentak, mengagetkan gadis tersebut yang telonjak kaget. Wanita paruh baya mendekat kearah gadis tersebut.

"Aku lagi siap-siap buat camping hari jum'at nanti." Jawab gadis cantik dengan senyum manisnya.

Wanita paruh baya tersebut menatap sekilas gadis di sampingnya, lalu menatap koper yang telah diisi pakaian yang akan dibawa nantinya. Sebuag tangan terlulur mengambil koper dan membalik posisinya menjadi bagian bawah yang diatas, semua pakaian yang berada di dalam koper tersebut berhamburan jatuh ke kasur.

Gadis yang berada disamping wanita paruh baya tersebut terkejut bahkan mulutnya terbuka sedikit lebar.ia baru tersadar dari kejadian barusan "Kok di berantakin ma?"

"Masih nanya?" Tanya balik ibunya dengan nada digin yang sangat ketara

Gadis tersebut diam, ia tidak paham apa yang sedang ibunya tanyakan, sungguh otaknya tidak berfungsi sama sekali sekarang. Gadis tersebut mengelengkan kepalanya beberapa kali.

Ibunya menoleh ke samping menatap dingin gadis di hadapannya, sendari tadi dia memang tidak melihat wajah gadis disampingnya saat berbicara setelah, ia melakukan perbuatan barusan "Saya sudah bilang bukan ke kamu jessi bahwa kamu tidak boleh keluar tanpa seijin saya" jawab ibunya dengan nada sedikit membentak.

Gadis bernama Jessi tersebut terdiam, dengan pikiran yang kosong sedetiknya ia tersadar dan terseyum simpul mehan gejolak kesedihan dan kekecewaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Jessi benci saat seperti ini di mana sang ibu lagi-lagi memangilnya seperti seorang yang tidak terlalu dekat denganya. Ia akui memang ibunya selalu sama bersikap seperti ini kepadanya, tetapi rasanya masih sama sakit tapi tidak berdarah "Maaf ma" ucap Jessi lirih, kata-kata itulah yang dapat Jessi ucapkan sekarang.

"Saya sudah bilang bukan?, jangan panggil saya mama jika hanya kita berdua" ucap ibunya menekan kata 'mama' agar Jessi paham.

Jessi tidak tahan lagi menatap ibunya, ia tidak mau terlihat menyedihkan di hadapan mamanya, ia taku nanti mamanya malah akan semakin membecinya. Jessi menunduk menatap kakinya dengan air mata yang jatuh, setelahnya ia menghapus kasar air matanya dan mendongkak menatap ibunya yang tengah menatap sebarang arah "Baik" ucap Jessi kecil

Setelah itu, ibunya melengang keluar dari kamar Jessi tanpa sepatah kata pun. Tak lama terdengar suara langkah dengan suara nyaring anak kecil yang terpaut 3 tahun "mama mama aden pulang" . Ibu yang di pangil tadi terseyum sangat tulus, ia berjongkok mesejajarkan tingginya dengan anaknya, menggangkat tangannya untuk mengusap rambut bocah di hadapanya "Jagoan mama udah pulang ternyata"

Jessi sendari tadi melihat pemandangan tersebut menahan kecemburuan dan kesedihan yang berkecamuk di hatinya. Ia menyesal melihat adegan kedua orang tersebut yang sangat bahagia,ia menunduk air matanya lagi-lagi jatuh kali ini ia membiarkan saja air mata berjatuhan. Jessi mengginkan semua itu,ia sangat ingin ibunya berkata lembut dan terseyum padanya.air matanya mengalir sangat deras. Ia mati-matian menahan isakan yang ingin keluar dari bibirnya. Ia rela jika disuruh membunuh dirinya sendiri agar dapat merasakan itu semua, agap saja ia gila, ia tidak prduli asalkan Jessi bisa merasakan kasih sayang seorag ibu.

Drt... Drt..Drt... Drt

Jessi mendongkak, berjalan pelan menuju kasur mengambil benda pipih yang terus berbunyi, ia menghapus air matanya kasar dan melihat nama orang yang meneleponya 'Riki',  pacarnya ia terseyum kecil, Jessi mengeser tombol hijau "Hallo jes" ucap suara cowok di sebrang sana yang ia rindukan "Iya hallo, kenapa?" Tanya Jessi serak habis menagis.

"Suara lo kok serak jes?" Tanya cowok bernama Riki tersirat nada kekhwatiran di sana.

Jessi gelagapan. Ia menggit bibir bawahnya ia bingung harus menjawab apa. Jessi tidak mau Riki khawatir terhadapnya, ia berusaha mencari alasan tepat agar Riki tidak curiga "Gu..e gu..e gu....e, ohiy gue tadi habis nyanyi sambil teriak-teriak soalnya tadi boring nya gue nyanyi aja" ucap Jessi yang pura-pura santai. Padahal ia takut setengah mati sekarang, ia takut Riki mengetahui bahwa Jessi berbohong.

Namun tidak ada suara apa pun di sebrang sana,Jessi sampai memastikan apakah sambungan teleppnya terputus atau tidak, tapi sambungan telepon masih tersambung. Tetapi Jessi tidak mendegar suara apa pun. Baru saja Jessi ingin bertanya tetapi suara di sebrang sana menyahut terlebih dahulu "Oh gitu"ucap Riki di sebrang sana dengan suara yang memelan hampir seperti bisikan diteliga Jessi.

Jessi menghela napas panjang, ia lega Riki tidak mencurigainya jadi ia tidak perlu memikirkan alasannya nanti jika Riki curiga, tetapi ada hal yang aneh dari Riki ia seperti sedang ada tamu atau sedang ada teman. Jessi menepis pemikiran itu ia tidak mau merusak semuanya biarkan saja Riki berbicara pelan mukin saja dia tidak mau mengangu orang-orang di sekitarnya "Lo lag---" ucapan Jessi terpotong begitu saja.

"Gue lagi sibuk jes, besok kita ketemunya see you Tomorrow" ucap Riki memotong perkataan Jessi, mematikan sambungan telepon sepihak.

Jessi menatap nanar handphonya, padahal ia masih ingin mengobrol panjang lagi bersama Riki. Namun Riki sedang sibuk ia tidak boleh egois. Riki juga mempunyai perkerjaan yang haru ia urus. Jessi menghempaskan handphonya diatas kasur dan membersekan pakaian yang berhamburan tadi. Setelah semuanya selesai Jessi memillih tidur sejenak.

Namun suara teriakan dari luar kamarnya mengagetkannya. Jessi berdiri melengang keluar dan melihat kebawah. Tapi sepertinya ia sudah tahu siapa lagi yang akan datang kerumahnya dengan keadaan mabuk dan teriak di depan rumahnya. Jessi lebih memilih masuk ke kamar sampai suara bariton dari bawah sana menghentikanya "Mau kemana nak?" Tanya pria dibawah sana.

Jangan lupa klik bintangnya teman-teman dan komen nya.
Jagan jadi pembaca gelap
Okk💕💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nerd boy And Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang