JIN
.
.
.Ragaku berjalan menyusuri sebuah gang sempit menuju toko yang buka selama dua puluh empat jam, udara sangat senyap di sini, dibarengi dengan surai gelap dari langit di atasku, sinar bulan tak sedikitpun membuat suasana membaik.
Sepasang mataku sembab berwarna sedikit kemerahan, menatap kosong kedepan. Sekarang, aku hanya ingin pergi dan mungkin singgah di toko swalayan untuk mengisi perutku yang kosong sejak dua hari yang lalu. Tak ada sedikitpun selera untuk menyecap makanan, aku tak tau apa yang aku inginkan.
...
Dua pemuda tinggal bersama di sebuah rumah petak sederhana di tengah kota Seoul, setelah lulus dari sekolah menengah atas mereka memutuskan untuk pergi ke kota dengan harapan bisa memiliki pekerjaan.
Namun, entah takdir yang menipu mereka. Kedua pemuda yang seharusnya rukun dan saling membahu dalam ketidak adaan malah terperangkap dalam keadaan sebaliknya. Terpaksa harus menerima kenyataan pahit.
"Hyeong, apa yang kau lakukan?" ucap pemuda berkulit pucat dengan nada yang dingin.
Pemuda yang diajak bicara kaget bukan main, tatapannya membulat dan aliran keringat terlihat di wajahnya. Bukan karean ia yang tak mendengar perkataan pria di hadapannya, bunyi dentum musik dan hiruk pikuk pria yang tengah menari dengan seronok tak sedikitpun membuat kesadarannya hilang.
"Hyeong!! kutanya apa yang kau lakukan di sini!!"
"Yoongi, a-aku."
Lama menunggu, pria bernama Jin tersebut tak sedikitpun mengeluarkan suara dari bilah bibirnya. Matanya mengedar penuh keraguan mencari jawaban yang tepat.
"Aku paham, sekarang aku tak butuh penjelasan darimu."
"Yoongi!! Yoongi!! tunggu dulu."
Lengan pria berbahu lebar tersebut menarik lengan sahabatnya, berusaha untuk mencegahnya pergi.
"Lepaskan!!" Yoongi menggertak bahunya membuat pegangan tangan Jin terlepas.
"Aku kecewa padamu hyeong, pada seseorang yang selalu menjadi panutanku." Ucapannya menggebu-gebu, dadanya naik turun tak karuan ketika menyampaikan perasaannya.
Nafasnya melemah membuat tatapannya terduduk. Yoongi, satu-satunya sahabat bagi Kim Seok Jin, mereka berbagi segala perasaan sulit mau pun senang selama sepuluh tahun.
Namun, pemuda berkulit pucat tersebut harus menelan kekecewaan tentang fakta yang baru ia ketahui tentang sahabat barunya.
Ia yang bekerja tengah malam tanpa pakaian yang menutupi tubuh bagian atasnya, hanya celana pendek yang menempel di bawahnya. Berkeliaran menghibur pengunjung yang hadir setiap malam. Seperti hobi baginya, tak ada sedikit pun perasaan terluka dilecehkan oleh lelaki menyimpang dihadapannya.
Membuat Yoongi yakin, yakin kalau sahabatnya memang bagian dari mereka. Dunia gelap sebuah kota metropolitan.
Kim Seok Jin, sahabat yang ia kenal sejak sekolah dasar, sahabat yang datang ketika luka terbuka pada hati seorang anak. Menjadikan ia satu-satunya orang yang menerimanya di hidupnya.
Yoongi meninggalkan Jin tanpa menoleh sedikit pun kebelakang, hatinya marah... frustasi... kecewa... Jelas ia marah, tak terbayang sedikit pun sahabatnya memiliki orientasi yang menyimpang.
...
Aku bergegas keluar dari tempat laknat tersebut, aku kalap setelah mendengar sebuah kabar dari tetanggaku yang mengatakan tentang sahabatnya yang bekerja di tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
√ BANGTAN TIMELINE
FanfictionKumpulan cerita dengan kisah-kisah dari setiap member BTS, dengan tujuh warna cerita yang berbeda dan mereka menemani minggu-minggu kalian dengan kisah-kisah barunya. © Ramable 2018