Hari itu, ketika aku terlibat dalam suatu lomba, kebetulan Fahri membantu membimbingku untuk mempersiapkan lomba tersebut, karena ia lebih berpengalaman dalam lomba yang akan kuikuti itu. Akupun baru pertama mengikuti lomba itu, walaupun sebenarnya aku tak percaya diri untuk mengikuti lomba itu.
Fahri pun terus mendukungku untuk tetap semangat. Ia berkata“kamu pasti bisa Naura, saat kamu nanti tampil di depan panggung, anggap saja penonton itu tidak ada. Anggap saja ruangan itu kosong, dan percaya dirilah, semangat!”.
Aku mau mengikuti lomba itupun karena bujukan Fahri.
Setiap minggu Fahri datang kerumahku untuk membimbingku,awalnya aku sangat canggung saat berada didekatnya. Akupun juga selalu menjaga jarak dengannya. Tak jarang ia memecahkan suasana canggung ini dengan komedi recehnya yang selalu membuatku tertawa. Dia bertingkah sangat konyol didepanku.Namun hari minggu ini berbeda. Setelah 3 jam kita berlatih, ia mengajakku jalan jalan kesuatu taman.
Aku suka suasana taman itu,begitu rindang,sejuk dan hatiku terasa tentram dan damai.Hingga tiba hari dilaksanakannya lomba, pukul 8 pagi Fahri menelponku dan mengatakan bahwa ia tak bisa mendampingiku dalam lomba hari ini karena suatu kepentingan yang tak mungkin ia tinggalkan,akupun sedikit sedih namun tak apa. Aku masih mengingat pesannya bahwa aku pasti bisa,aku akan berusaha sebaik mungkin. Pada 5 menit sebelum sku menampilkan diri,aku berdoa dan yakin pada hatiku bahwa aku pasti bisa dan percaya diri dan lakukan yang terbaik karena usaha tak akan mengkhianati hasil.
Pada hari itu hasil lomba langsung diumumkan pukul 2 sore,akupun merasa sangat grogi. Ketika hasil pengumuman dibacakan,namaku dibacakan sebagai peraih juara ke 2. Akupun merasa kaget dan tak menyangka. Apakah aku tidak salah dengar? Aku bersyukur pada Tuhan,serta berterimakasih kepada kedua orang tuaku,guruku serta Fahri. Meskipun Fahri tak bisa melihatku menerima juara hari ini.
Setelah sepulang dari lomba,akupun terkejut.Fahri telah menyambutku didepan rumah.Ia mengucapkan selamat serta memberiku sebuah bingkisan. Ia melarangku membuka kado itu sebelum dia pulang.
Pukul 4 sore,Fahri telah pamit untuk pulang,akupun tak sabar untuk segera membuka kado darinya. Isi kadonya adalah sebuah kerudung yang disertai surat ucapan. Lagi lagi dia membuat lelucon lucu dalam surat itu,akupun tertawa terpingkal pingkal saat membaca surat darinya. Tak lama kemudian,ia mengirim pesan singkat padaku. Dia menanyakan padaku apakah aku menyukai kado darinya. Akupun menjawab aku sangat menyukainya,kerudung itu membuat pemakainya terlihat anggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Dalam Rasa
SpiritüelTerjebak Dalam Rasa Namaku Naura, aku duduk dikelas 11 SMA. Inilah aku Naura Aisha Fathimah Azzahra. Seorang gadis yang pernah jatuh cinta dan kecewa. Seorang gadis yang pernah salah dalam pengharapan. Seorang gadis yang pernah terjebak dalam rasa...