Chapter 4

10.3K 1K 122
                                    

Unedited

Brandon dan Tania saling menatap dalam diam. Sedangkan Brayson dan Mia, kedua anak kecil itu hanya memandangi mereka dengan wajah bingung.

Meskipun masih berusia 5 tahun setengah, Brayson termasuk anak yang cerdas. Dia tahu kalau daddy-nya ini mengenal Bunda-nya Mia.

Tapi, entah kenapa- mengetahui hal itu membuat Brayson merasa tidak senang. Brayson tahu mana yang cantik dan mana yang jelek. Dan tidak bisa dipungkiri lagi kalau Bunda-nya Mia tergolong dalam kategori wanita cantik.

Walaupun begitu, di mata Brayson, Sarahlah wanita yang paling cantik. Tidak ada wanita satupun yang bisa mengalahkan kecantikan Mommy-nya itu di mata Brayson.

Sementara Brayson memperhatikan Tania, Brandon yang tadinya terdiam karena begitu terkejut akhirnya angkat suara.

"Tania.. Elo kemana aja selama ini?" tanya Brandon memecahkan suasana canggung yang tercipta di antara mereka berdua.

"Ah, itu" Tania bingung harus menjawab apa, lalu matanya menangkap sosok Brayson yang mengawasinya dengan sorot mata menyelidik, berdiri di samping Brandon, "Anak elo, Brand?" tanya Tania mengalihkan pembicaraan sedikit merasa penasaran.

"Yep. Ini anak gue. Namanya Brayson. Mirip kan sama gue?" Brandon terdengar bangga memperkenalkan Brayson yang wajahnya copycat dirinya.

"Mirip banget sama lo, Brand"

"Hahaha, iya. Banyak banget yang bilang kayak elo, Tan. Brayson, say hai to aunty Tania. " balas Brandon tersenyum gembira, mengacak sayang rambut Brayson.

"Hai aunty, Tania" ucap Brayson pelan tanpa tersenyum.

Tania yang melihat itu, memberengut.

Berbicara tentang anak, Brandon jadi teringat dengan sosok gadis kecil yang mengaku pacar anaknya. Mata hitam pekatnya bergerak dan berhenti pada sosok mungil itu.

"Mia ini, anak lo, Tan?"

"Hmmm" gumam Tania pelan.

"Daddy" suara Brayson mendadak menarik perhatian Brandon yang sedang mengamati wajah Mia.

"Kenapa, Bray?"

"Pulang. Aku mau pulang daddy" pinta Brayson sudah menggenggam tangan Brandon.

"Pulang? Iyaiya, Bray. Kita pulang sekarang" ucap Brandon, mengacak rambut Brayson lagi.

"Maaf ya, Tan. Gue gak bisa lama. Bisa minta nomor HP lo gak?"

Tania merogoh tas kecil yang ditenteng-nya. Tidak lama, secarik kertas kecil berwarna putih sudah berada di tangannya.

"Ini kartu nama gue. Disitu ada nomor HP gue." jelas Tania memberikan kartu namanya pada Brandon yang langsung diterimanya.

"Oke. Kalo elo ada waktu, kapan-kapan kita makan siang bareng. Sekalian ngobrol. Udah lama gue gak ketemu elo"

"Gak masalah. Hubungi gue aja kalo elo free, Brand" Tania tersenyum tipis.

"Pasti. Gue cabut dulu ya, Tan" Brandon mengagguk pamit, lalu menoleh ke arah Mia, "Mia, uncle sama Brayson pulang dulu, ya. Nanti ketemu lagi"

"Iya, uncle. Dadah Brayson" sahut Mia girang melambaikan tangannya pada Brayson.

"Gue cabut ya, Tan" ujar Brandon sekali lagi lalu melangkah pergi bersama Brayson.

Tania yang melihat kepergian ayah dan anak itu mendesah. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu Brandon lagi. Terlebih lagi, pertemuan mereka itu terjadi di sekolah anak mereka.

The Playboy's Wife  [TPB 2, The Playboy Wife] (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang