PART 22

1.6K 197 15
                                    

NEXT PART PRIVAT OR NOT ?
KUNCINYA SIHH ADA DI SINI. 
VOTE 65+ DAN COMMENT 'NEXT' = UNPRIVAT

KALAU BELUM NYAMPE? MUNGKIN DIPENDING LEBIH BAIK :)

JOY POV

"Haishh.. ke mana lagi aku harus mencarinya?"

Sungguh, dia benar-benar lelah saat ini. Ia sudah ke pusat kota Seoul tadi, tapi rumah itu sudah kosong. Mencoba bertanya pada orang-orang, mereka bilang pemilik rumah itu sudah pindah. Entah dari kapan.

Sekarang, Joy sudah kembali ke Busan. Berusaha mencari salah satu petunjuk yang ampuh untuk kegundahannya ini. Meski ingatannya akan rumah itu samar-samar, paling tidak dia masih menghapal nama perumahan dan tampilan depannya.

"Permisi, Bu, saya ingin tanya. Rumah dari ibu Kwon Sung Ji, yang mana, ya?" beruntung, pikiran Joy bisa digunakan sekarang.

"Adek siapanya, ya?" tanya ibu itu memandang Joy ragu.

"Eummhh.. saya- saya- calon menantunya- iya. Saya calon menantunya."

Keningnya mengernyit. "Loh, kok gak tau alamat rumah calon mertuanya, sih?"

"Eeuh.. itu. Kemarin lupa nanya." Ucap Joy sambil nyengir polos.

"Ckckck.. menantu gak sopan." Jujur saja, Joy mendengar dengusan si ibu itu. Tapi itu gak penting, jadi diemin aja.

Ibu itu mulai menarik napas dan memberitahukan petunjuk-petunjuk yang harus Joy ingat untuk mencapai tujuan.

"Oh, begitu. Kalau begitu saya permisi. Terima kasih sebelumnya," ucap Joy dengan senyuman tulus kemudian segera berlalu.

Dengan napas terengah, aku memandangi rumah di depanku ini.

"Huh.. semoga saja kali ini pilihanku tepat," ujarnya mantap.

Dengan langkah kecil, Joy mulai menghampiri pintu dan mulai mengetuk.
"Permisi."

Samar-samar ia mendengar suara derap langkah kaki.

"Sebentar!"

Ceklek

"Annyeonghaseyo. Ada yang bisa saya bantu?"

Dari penglihatan Joy, kerutan di beberapa bagian wajah Kwon Sung Ji perlahan terlihat yang menandakan umurnya sudah mulai lanjut.

Yaampun, segitu terlupakannya, kah, aku?

Memang selama tiga tahun ini, dia tidak mengunjungi rumah keluarga Kang ini. Bukannya kacang lupa kulit, tapi memang pada dasarnya Joy tidak tau alamat lengkapnya. Ingat dulu saat mereka berdua ke sini? Yang Joy lakukan hanya tidur hingga sampai tujuan.

Jadi, wajar kalau dia tidak tau, kan?

"Emm.. Annyeonghaeyo, eommoni. Ini aku, Joy. Yang dulu pernah main ke sini dengan Daniel. Ingat?"

Kerutan itu semakin tercetak jelas di kening Kwon Sung Ji karena berpikir,
"Ah, iya!! Kau kekasih Daniel, kan? Yang meminum es jeruk sekali teguk sebelum waktunya?"

Dalam hatinya, Joy membatin cemberut, Huh.. kenapa bagian itu yang diingatnya?

"Hehehe.. Mianhae, eommoni." Ucap Joy tulus.

Wanita itu tertawa. "Hahaha.. sudah ayo, masuk."

Merekapun masuk dan berbasa-basi tentang hari ini. Joy juga menceritakan tentang dia yang merupakan pramuwisma di rumah Daniel, tentang tempat kuliahnya sekarang, dan tentang dia yang sekarang tidak bekerja lagi di sana. Hal-hal pribadi yang mereka berdua alami, tentu saja tidak ikut diceritakan.

Ibu Daniel yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ohh.. jadi sekarang kau sudah tidak bekerja lagi di rumahnya?"

"Mmm. Sudah sejak tiga tahun yang lalu, sih." Kwon Sung Ji mengangguk paham.

Tiba-tiba dia mengingat sesuatu.

"Oh, iya! Kau naik apa ke sini?"

"Tadi sebenarnya aku naik taksi, tapi saat sampai perumahan ini aku berlari." Katanya dengan jujur.

"Omo?!! Yaampun, sebaiknya Joy istirahat dulu, ya. Pasti lelah. Pakai saja kamar Daniel, arra?"

"Emm.. tapi, apa tidak merepotkan?" jujur, dulu dia sangat merepotkan keluarga Kang, tapi masa sekarang diulangi lagi.

Kwon Sung Ji menggeleng sambil tersenyum. "Andweyo. Cepat sana istirahat! Aku tau kau ingin bertemu Daniel, kan?"

"Ne, eommoni," jawabnya dengan girang kemudian melenggang masuk ke kamar Daniel.

Wangi maskulin ini, suasana kamar ini. Sama sekali tidak berubah.

"Ahh.. aku jadi ingin cepat-cepat ketemu.." gumamnya sebelum benar-benar masuk kea lam mimpi.

***

"Kau yakin ingin bertemu dengannya sekarang? Kau masih bisa menginap di sini dulu menunggu pagi."

Siapa yang tidak khawatir jika anak perempuannya dibiarkan keluar malam-malam sepeti ini? Ya, Kwon Sung Ji sudah menganggap Joy sebagai anaknya sendiri dikarenakan feeling kuatnya yang mengatakan jika Daniel memang berjodoh dengan Joy.

"Tidak apa-apa, Bu." Ucap Joy menenangkan. Sungguh sial sekali nasibnya. Dia tidur pukul 14.50 dan bangun pada pukul 18.30. Benar-benar menantu idaman.

Apalagi, daerah rumah Daniel agak jauh dari sini. Belum tentu Joy akan mudah mendapatkan taksi nantinya. "Baiklah, alamat Daniel sudah Ibu tulis di kertas itu. Kau hanya perlu memberinya pada supir."

"Baik, Bu. OH! Taksinya sudah di depan rumah, aku pergu dulu, ya!" teriak Joy sambil mengetakan topi lalu mengambil tasnya dan berlari keluar pintu.

"Ne! kalau ada apa-apa, jangan lupa telpon Ibu! Arra?!"

"Arraseo! Bye!"

Sambil menutup pintu, ia membatin, aku sangat yakin, Daniel.

Dan di sinilah dia sekarang. Di depan pria bermata tajam yang sedang menatap tepat ke matanya. Pria yang sangat dia rindukan.

 Pria yang sangat dia rindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kang Daniel."

GAK JADI PRIVAT.

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang