Untuk apa memiliki seribu teman jika tak ada yang datang saat aku terjatuh?
"Sini!" teriak Ayu ceria dengan gigi putihnya.
Nama lengkapnya Ayudia Gadis Senja. Parasnya cantik seperti nama depannya. Selain itu, ia memiliki otak cerdas dibandingkan teman-temannya yang lain. Yah, karena dia bergaul dengan ranking di bawah sepuluh. Di mata teman-temannya, dia adalah sosok yang baik dan ramah. Sikapnya yang friendly dan tak sombong atas kepintarannya membuat semua orang di sekelilingnya terpikat pada dirinya.
Berbeda dengan pandangan teman-temannya, orang lain beranggapan bahwa Ayu adalah sosok yang dingin-bahkan beberapa dari mereka mengatakan Ayu adalah sosiopat-, melihat sikapnya yang acuh terhadap orang asing. Nada sinis, tatapan tajam, dan aura dingin membuat Ayu susah berbaur dengan orang baru. Memang, Ayu sedingin itu hingga dikatakan sosiopat. Sebenarnya dia tidak se-antisosial itu, hanya saja ia malas untuk memiliki kawan baru. Dia tak berani keluar dari zona nyamannya.
"Bentar lagi mau masuk dan lo masih mau nongkrong di kantin?" Vanessa menyahut. Sekadar informasi, hubungan Ayu dan Vanessa di awal pertemuan tidak sebaik sekarang. Mengenal Ayu yang tak mudah dipahami, Vanessa dan Ayu pernah bertengkar hebat di kantin karena semangkuk bakso semasa SMP.
"Ya elah, Nes, telat dikit nggak apa-apa kali." Ayu tersenyum miring. "Lo aja masih duduk di samping gue."
Merasa tersindir, Vanessa kontan angkat bicara, "Ya karna gue nggak ada temen di kelas."
"Kan geng sebelah ada tuh," sahut Viana. Berbeda dengan Vanessa, awal persahabatan Viana dan Ayu dimulai saat Ayu bolos sekolah semasa SMP selama hampir satu bulan. Viana yang kala itu berperan sebagai ketua kelas tiba-tiba merasa bertanggungjawab atas Ayu. Gadis yang menyukai tari itu mendatangi rumah Ayu dan menjadi orang pertama yang datang ke rumah besar tersebut. Ayu yang semasa SMP dikenal sebagai orang yang memiliki 'tembok kokoh' perlahan hancur karena kebaikan Viana. Viana yang sudah lebih awal dekat dengan Vanessa dan Jesslyn membuat Ayu mau tak mau bergaul dengan dua orang baru lagi. Dan mereka berempat menjadi kawan hingga sekarang.
Yang dimaksud Viana dengan geng sebelah tadi adalah geng yang beranggotakan Kelly, Indah, Mona, dan Niky. Geng yang selalu mengikuti gaya Ayu dan sahabat-sahabatnya. Geng yang banyak gaya namun tidak pernah masuk akal. Geng yang selalu merasa paling berkuasa di antara adik kelas padahal tidak pantas untuk dijadikan penguasa.
"No way. Gue nggak pernah ngerti dengan cara pembicaraan mereka." Vanessa memutar bola matanya malas karena jika dibayangkan akan berkumpul bersama anak-anak lebay seperti itu? Lebih baik mendengarkan ocehan Bu Melinda daripada ngerumpi bersama mereka, pikir Vanessa.
"Woy anjing, bagi dua rebu dong nyet." Itu Bryan. Ketua kelompok anak lelaki. Selalu berkata kasar meskipun dia penyayang wanita. Bersiaplah untuk mati jika kalian berani membuat wanita menangis di hadapan Bryan.
Baju yang dikeluarkan, kerah yang berantakan dan reputasi yang jelek tak membuat Bryan jera dengan kata nakal. Karena baginya, masa SMA adalah masa untuk menikmati hidup. Dan nakal adalah jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Away From You [REVISI]
Teen FictionIni cerita Ayudia Gadis Senja, gadis sosiopat akibat masa lalunya yang kelam, dengan Aditya Pratama murid pindahan asal Inggris. Keduanya dipertemukan di SMA Conquer Galaxie. Memang Aditya jatuh cinta pada gadis itu pada detik pertama, tetapi gadis...