Part 15

7.4K 505 16
                                    

Luka-luka yang ada di tubuh Aslan berlahan mulai menghilang dan luka-luka menganga mulai tertutup rapat dan kembali seperti sediakala.

"Jadi sekarang apa mau mu." Kata Aslan.

". . . . ." Sosok di hadapan Aslan tidak menjawab hanya diam menatap Aslan.

Aslan yang melihat sosok tersebut tidak menjawab hanya diam mengeryitkan alisnya dan ia menghela napasnya dalam-dalam.

"Baiklah sekarang kita tidak perlu bertarung karena pada kenyataannya kita masih satu jiwa, aku rasa lebih baik kita bersama menyelamatkan Clarissa. Jika kau memang ingin menolong Clarissa maka jangan pernah menghalangi aku maupun Keylan untuk menyelamatkan Mate-kami." Kata Aslan.

"Selamatkan Clarissa dia ada dibalik pintu sayap malaikat, ia dalam bahaya terpengaruh sihir yang membuatnya lupa akan segalanya dan hanya cinta dan pengorbanan dari Keylan maka kalian bisa menyelamatkannya jika tidak maka  jiwa Clarissa akan terkurung selamanya, cepatlah waktunya kalian tidak banyak . . . . " Sosok dihadapan Aslan hanya tersenyum dan ia pun berlahan menghilang dari hadapan Aslan menjadi gumpalan asap putih dan hanya terdengar suara samar-samar.

"Sial. . . ." Teriak Aslan sambil berlari kearah pintu dan ia pun langsung melesat pergi dengan cepat.

Aslan keluar dari pintu tersebut dan ia pun langsung berhadapan dengan pintu-pintu yang tadi mereka harus pilih.

"Sial pintu mana yang mereka masuki saat ini ? Sudah tidak ada waktu lagi, aku akan masuk kesana sendiri." Kata Aslan sambil menjambak rambutnya karena merasa bingung dengan keberadaan Alan dan Keylan saat ini.

Aslan melihat dua pintu uangnya sempat mereka perebutkan untuk di masuki. Aslan menarik napasnya dan memejamkan matanya sejenak.

"Semoga pilihanku benar." Kata Aslan sambil berjalan memasuki pintu berwarna putih dengan ukiran malaikat.

Aslan memang sengaja memilih pintu tersebut karena sesuai kata-kata yang tadi ia dengar sebelum sosok yang mirip dengannya menghilang.

Aslan memasuki pintu tersebut dan dia berharap disana ia benar-benar menemukan Clarissa.

🌵🥀💐🌹🌻🌼🌷💮🏵☘️🌸🌺🍃🥀

Sementara itu di lain tempat yang berbeda Keylan dan Alan hanya menemukan Lily dan ia berharap agar jiwa Clarissa pun ada di dalam pintu itu. Tetapi melihat tingkah aneh  Lily membuat mood Alan memburuk karena Lily merupakan jiwa Wolf dari Clarissa yang mana mestinya lebih mencintai dirinya bukan Keylan.

Disinilah ujian untuk Keylan dan juga Alan di mana jiwa salah satunya akan merasakan iri hati dengan jiwa yang lain. Untuk saat ini jiwa Alan yang di uji saat mengetahui jika Lily lebih mengenal dan mencintai Keylan dari pada dirinya.

Rasa iri dan rasa sakit di hati Alan terasa sangat menyakitkan bagi Alan yang menatap sendu kearah Keylan dan Lily yang saat ini memeluk erat tubuh Keylan tanpa memperdulikan dirinya yang terlebih dahulu mengetahui dan mengenalnya dari pada Keylan ada rasa benci melihat Lily hanya mencintai Keylan yang notabene merupakan bagian dari dirinya.

"Lily. . . Apa kau benar tidak mengenalku ? Aku Alan jiwa wolf dari Keylan ?" Kata Alan lirih.

"Tidak aku bahkan tidak mengingatmu." Kata Lily.

"Lily coba kau ingat lagi, dia adalah Alan Wolf milikku dan saat pertama kali bertemu bukankah wangi Alan yang pertama kali kau cium ?" Kata Keylan mencoba membuat Lily mengingat Alan.

". . . ." Lily hanya menggelengkan kepalanya saat Keylan menanyakan hal itu.

Terdengar hembusan napas kasar dari Alan yang mulai putus asa.

I'm Alpha Love My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang