cold azure

5.3K 706 360
                                    

Siang di kediaman apartemen megah Keluarga Lee di Samsung-dong.

Pasca menikah, Taeyong minta pada Jeno dan Jaemin untuk tinggal sementara di apartemen dengannya. Sebelum nantinya pindah ke rumah Jeno yang di Ilsan. Seperti Haechan dulu saat baru melahirkan Chenle.

Menguntungkan buat Jeno dan Jaemin yang letak kantornya masih di daerah Gangnam. Jadinya, Jeno menyetujui ajakan ibunya. Jaemin juga sama.

Ikut suami, kata Jaemin.

Hitung-hitung sekalian mengakrabkan diri dengan mertua.

Jaemin siang itu izin bolos bekerja. Sejak semalam, ia merasa mulas. Perutnya terasa dililit. Punggungnya juga pegal. Hingga pagi, keadaannya belum membaik. Namun, dia belum bilang Jeno keadaannya ini. Hanya bilang kalau merasa tidak enak badan. Jadi Jeno mengizinkannya.

Taeyong, selaku mertua, melihat keadaan Jaemin yang kelihatan pucat juga lemas di atas sofa ruang keluarga. Dia baru pulang dari mengurus restoran, bungkusan makanan ada di tangnnya langsung diletakkan di meja kopi depan sofa yang diduduki Jaemin. Mengecek keadaan menantunya dengan hati-hati karena Jaemin benar-benar seperti kehilangan darah di tubuh.

"Nana, sudah makan?" buka Taeyong mengkhawatirkan istri baru anak bungsunya.

Jaemin sadar Taeyong di depannya. Namun, seperti pikirannya tidak ada di tubuhnya. Setengah sadar dia menjawab, "Sudah, mi".

Taeyong masih belum puas dengan jawaban itu. Kembali meneliti keadaan Jaemin. Yang mana buat Jaemin kembali buka suara, "Nana masuk kamar dulu, mi. Gak enak badan".

Dijawab anggukan kepala oleh Taeyong. "Ya sudah. Kalau ada apa-apa bilang ya?"

Setelahnya menghilang di balik pintu.

🧞‍♂️🧞‍♂️🧞‍♂️

Sebelum makan malam tiba, Jeno sudah kembali dari pekerjaannya. Dia menyapa seluruh orang yang ada di rumah itu dengan ceria.

Ibu dan ayahnya yang sedang santai menonton tv menatapnya heran. Menurut mereka, pasca menikah, Jeno semakin hari semakin aneh. Sering tersenyum sendiri, tertawa pada hal absurd, itu hanya dua dari keanehan yang dapat dijabarkan. Lainnya, Taeyong dan Jaehyun bersyukur, Jeno terlihat berubah.

Bahkan Jeno memperlakukan istrinya seolah barang yang mudah rusak. Memberi perhatian dan cinta yang penuh, tak jarang orangtua Jeno dengar kata-kata gombal sok puitis dari bibir tipis anaknya. Inginnya mereka tertawa, setelah lihat bagaimana Jaemin telinganya merah, mereka batal melakukannya.

Kali ini Taeyong yang dari tadi siang cemas dengan Jaemin, segera menyuruh Jeno mengecek keadaan istrinya.

"Adek, cepat ke kamar," perintah Taeyong.

"Kenapa?" tanya Jeno dengan raut bingung.

"Coba kamu lihat itu istrimu kenapa. Tadi makan cuma sedikit, mukanya pucat. Ajak ke rumah sakit sana, mumpung dokternya masih ada," saran Taeyong.

Jeno mengangguk. "Ya, sudah. Aku lihat dulu". Dia segera berlari menuju kamar sesuai perintah ibunya.

Jaehyun melihat Jeno buru-buru menaiki tangga. Kemudian melihat pada istrinya yang masih terlihat cemas. Berinisiatif menumpukan tangannya pada tangan istrinya yang sibuk bergerak seperti meremas-remas barang.

"Jangan khawatir. Jaemin pasti gak apa-apa," katanya menenangkan.

"Ya tapi aku takut kalau kenapa-kenapa".

Jaehyun malah tertawa, tiba-tiba di otaknya terbesit sebuah kemungkinan. "Siapa tahu kita mau punya cucu lagi".

Tawa Jaehyun langsung berhenti saat bonus cubitan di dadanya didapat dari istrinya. Sembarangan sih kalau bicara.

아가낑낑 댕 - akking series next!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang