angin terasa sangat dingin malam ini, membuat bulu kuduk menjadi semakin merinding. Malam yang sunyi sedang berteman dengan sang angin malam ini. Hanya ada kilauan cahaya dari lampu-lampu rumah sekitar.
Entah kemana sang bintang dan bulan sehingga tak menampakkan dirinya.
Segitu jahatkah sang kabut, hingga bisa menutupi semuanya. Sampai-sampai malam ini hanya ada langit polos berwarna biru kehitaman. Mungkinkah sang bintang dan sang bulan sedang bermusuhan, jika iya bisakah mereka berbaikan?Pasti bisa, karena mereka yakin dibawah sana banyak yang mengharapkan mereka untuk selalu bersama-sama.
Malam ini benar-benar sunyi sekali, membuat gadis yang duduk di balkon kamarnya itu hanya melihat dedaunan pohon yang menari-menari sebab tertiup angin.
Hening
Ceklek
Gadis itu menoleh kearah pintu kamarnya, menemukan sang kakak yang sedang menghampirinya.
"Udah malam, belum tidur lo?"
Tanya sang kakak."Gue cuma belum ngantuk doang bang Rai!" sahut gadis itu.
Ya, dia Raihan Zeferio Kynne, panggil saja Rai, kakak Nata.
"lo pasti mikirin dia kan?"
Ucapnya sambil melingkarkan tangannya dibahu adiknya itu."enggak kok"
Alibi Nata."Jangan bohong, dikira gue gak tau apa, lo pasti mikirin dia kan?" Terdengar dengusan kecil dari Rai sebelum melanjutkan pembicaraannya "Nata, dengerin gue ya, didunia ini ada 3 hal yang gak bisa kita cegah atau kita ubah!
Pertama jenis kelamin, kedua jodoh, dan ketiga kematian. Kita gak bisa mencegah dan mengubah ketiga takdir itu. Jadi lo gak usah salahin diri lo sendiri, itu udah takdir dia buat berganti alam dengan kita, jadi stop salahin diri lo sendiri, itu buat lo nyiksa diri lo sendiri!"
Jelas Rai"Nata tau bang, tapi Nata sedih karena Nata waktu itu cuma diem doang, padahal Nata bisa nyelamatin diri Nata, tapi disitu badan Nata gak bisa bergerak sedikitpun"
Pelupuk mata Nata sudah tidak tahan lagi membendung air matanya, dan Nata pun terisak dipelukan kakaknya itu.
"Hiks....hiks..... Nata sedih bang, Nata bodoh karena Nata cuma diem doang.
Nata... Nata nye... Sel bang hiks....""Nata udah, jangan nangis mulu, itu kecelakaan, bukan salah lo, jadi berhenti dong nangisnya" bujuk Rai agar Nata berhenti menangis, tetapi yang terjadi Nata malah semakin terisak, sampai-sampai ingusnya pun mulai turun, perlahan-lahan tapi pasti.
Rai langsung mengambil tissue di nakas meja Nata dan memberikannya kepada Nata.
"Nih, lap ingus lo, awas aja lo lapnya pake kaos gue!" tegur Rai
Nata langsung mengambilnya.
"Siapa juga yang pengin lap pake kaos lo. Ogah gue lap pake kaos lo, kaos lo kan bau ikan asin!"
Ucap Nata sambil mengelap ingusnya.Rai buru-buru mencium kaosnya, tak ada aroma ikan asin sedikitpun, yang ada hanya aroma parfume gucci guilty black yang biasa ia kenakan, wangi parfume yang tahan lama.
"Sembarangan lo kalau ngomong, gue wangi gentleman gini lo bilang bau ikan asin!" seru Rai.
"Hehehehe" Nata hanya menyengir kuda.
Dalam hati, Rai akhirnya lega bisa melihat Nata tersenyum lagi, melupakan masalahnya sejenak dulu.
"Pinter bohong ya sekarang dedeknya babang Rai yang emezz tapi boong"
Ucap Rai sambil menjulurkan lidahnya."Iyalah pinter, kalau bodoh mulu gimana negara ini mau maju-maju, yang ada mundur-mundur, maju bentar, mundur lagi, yang ada maju mundur maju mundur cantikkk, kedip mata biar kau tertarik, mundur lagi mundur lagi mundur lagi mundur, cantik cantik cantik cantikkkkkkkk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Window
Teen Fiction"Lo" gadis itu mengarahkan jari Telunjukknya tepat didepan wajah pria Tersebut. "Gara-gara lo, gue gak jadi ikut lomba Padus, padahal gue itu udah latihan Sampai berbulan-bulan, terus lo Gagalin seenak jidat lo, ribet lo jadi Orang...