Pembalasan Penunggu SMP

180 10 0
                                    

Mari kita mulai dengan judul baru walaupun ini masih cerita tentang SMP yang sudah tua.
_______________________________________
Setelah kejadian Irvan, para penunggu sekolah semakin agresif untuk menunjukkan keberadaannya.

Ini masih tentang kelas 9.1 yang notabene adalah kelasnya Irvan. Saat itu siswa kelas 9.1 sedang ada jam pelajaran namun tidak ada guru. Hal biasa yang dilakukan siswa saat tidak ada guru salah satunya ada bergosip, termasuk salah satu temanku -sebut saja Nana- yang juga bergosip dengan teman-temannya. Mereka bergosip di bangku mereka masing-masing yang saat itu Nana duduk hampir dibarisan belakang. Bangku paling belakang ini sebenarnya kosong alias tidak ada yang menduduki.

Mereka bergosip tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Saat itu, mulailah terdengar sayup-sayup suara gamelan yang entah muncul dari mana. Semakin lama suara itu semakin keras bahkan mereka yang sedang bercanda dan bergosip pun mulai terdiam. Tak lama suara itu memenuhi satu ruangan yang berakibat seluruh siswa mulai berhamburan keluar kelas terkecuali Nana. Suara tersebut muncul di bangku paling belakang yang artinya dibelakang Nana. Nana tidak sempat untuk melarikan diri yang akhirnya dia pun menjadi korban keusilan penunggu sekolah. Nana sempat "ketempelan" saat itu. Tapi entah bagaimana kelanjutannya karena aku saat itu harus kembali masuk dan melanjutkan jam pelajaran. Sampai saat ini aku masih menunggu konfirmasi cerita yang lebih lengkap mengenai Nana. Kemarin aku sempat menghubungi Nana masalah ini, namun tidak ada jawaban. Malah Nana menceritakan kisah lain yang nanti juga akan aku ceritakan disini.

Mari kita skip cerita mengenai gamelan yang saat itu benar-benar menakutkan.

Kisah lainnya juga terjadi di kelas 9.2 yang bersebelahan dengan 9.1. Ini terjadi kepada salah satu temanku saat kelas 2 -sebut saja Helvia-. Helvia adalah siswi yang sangat cantik, dengan kecantikannya bahkan dia menjadi salah satu model majalah saat itu. Helvia sejak kelas 2 memiliki sebuah kelompok pertemanan yang berisikan 3 orang yaitu Helvia, Elvira dan Elma. Namun mereka berpisah kelas saat kelas 3 yaitu Helvia di 9.2 Elvira di 9.1 dan Elma di 9.5 yang terletak dilantai 1 di samping musholla (ingat kan yang waktu pak Luqman menunjuk kelas disebelah musholla? Tempat kejadian mawar yang tragis).

Saat itu sedang jam tata busana. Ketika jam pelajaran ini, maka kelas ku dan kelas 9.1 akan menjadi 1 kelas (yang siswi) dan laki-laki akan menjadi 1 kelas yaitu jam pelajaran elektronika. Jika jam tata busana, maka siswi kelas ku akan masuk ke kelas 9.1 dan siswa 9.1 akan masuk ke kelas ku.

Singkat cerita, saat kita sedang dipertengahan jam pelajaran, mendadak Helvia masuk ke kelas 9.1. Dia masuk dan mencari seseorang dengan wajah menunduk yang mengakibatkan wajahnya tertutup rambut. Mendadak dia menunjuk salah satu temannya; Elvira dan berkata

"Kamu harus mati!!"

Kata-kata itu berhasil membuat seisi kelas bahkan guru tersentak. Tak lama sang guru berkata

"Lindungi Elvira"

Tanpa basa-basi kita langsung menarik Elvira dan menuntut dia sampai ke tembok. Lalu kita melingkari Elvira untuk melindunginya dan aku menjadi barisan paling depan yang langsung berhadapan dengan Helvia. Tak lama Helvia mulai teriak dan berbicara tidak jelas. Akhirnya salah satu teman ku memanggil guru yang bisa mengobati Helvia. Tak butuh waktu lama 3 guru laki-laki akhirnya datang. Yang satu memegangi tangan kanan dan tangan kiri dipegang oleh guru yang mengajar saat itu. Kaki kanan dan kaki kiri dipegangi oleh dua guru.

Helvia masih berontak. Bahkan 4 guru sekaligus kewalahan. Entah apa yang dibacakan guru-guru itu akhirnya Helvia mulai tenang.

Usut punya usut, yang merasuki Helvia adalah mawar.

Kenapa Helvia dan Elvira menjadi korban? Ternyata mereka....

INI KISAHKU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang