Sudah setengah jam bu Asih mengetuk pintu kamar Julia. Namun setengah jam itu juga tidak ada jawaban satupun dari Julia.
Tokkk..Tokkk
"Mba Julia" bu Asih masih bertahan mengharap ketukan kali ini mendapat jawaban. Namun hasilnya tetap nihil. Perasaan bu Asih mulai tidak enak, akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka pintunya.
Didalam kamar terdapat Julia yang masih terbalut selimut.Tenang dan tidak ada gerakan sama sekali.
"Mba Julia, sudah siang" bu Asih mencoba menyentuh punggung Julia. Dan bu Asih menyadari, tubuh Julia sangat panas. Sudah tentu dia demam tinggi. Pantas saja sedari tadi tidak menjawab panggilan bu Asih. Hanya terdengar deruh nafas Julia yang tidak beraturan.
"Astagfirullah, mba. Panas sekali badannya. Ibu telfon mas Rey dulu ya"
Tetap saja Julia tidak mengeluarkan suara, hanya mata sendu yang tertutup dengan suhu tubuh yang sangat panas. Bibirnya pucat dan pecah-pecah.
"Halo mas Rey" sahut bu Asih setelah telfonnya dijawab oleh Reynand
"Halo"
"Mas sedang sibuk?"
"Kenapa?"
"Bisa ke villa sekarang mas?"
"Untuk apa bu?"
"Julia...."
"Bentar bu, saya ada tamu. Mungkin lusa saya bisa kesana. Salam saja sama Julia"
Kemudian sambungan telfon itu mati. Bu Asih tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan panik bu Asih lari keluar untuk mencari pertolongan. Tidak jauh dari villa, bu Asih melihat seorang laki-laki yang sudah duduk menghisap rokoknya dibawah pohon. Tanpa basa basi bu Asih menghampiri orang itu.
"Permisi mas. Maaf ganggu tapi ibu mau minta tolong. Majikan ibu sedang sakit dan ibu tidak bisa menggopohnya ke puskesmas. Bisa tolong ibu?"
Orang itu hanya diam tanpa menoleh namun dia tetap mendengarkan perkataan bu Asih. Orang itu sempat diam beberapa detik sedangkan bu Asih harap-harap cemas semoga orang ini mau menolongnya.
"Dimana majikannya?" akhirnya orang itu bersuara
Dengan perasaan lega bu Asih segera mengantarkan orang itu ke villa. Orang itu hanya diam dan mengikuti langkah bu Asih.
"Itu villa nya" tunjuk bu Asih
Orang itu sempat menghentikan langkahnya dan memperhatikan villa yang ditunjuk bu Asih. Ntah apa yang ada difikirannya, tapi wajahnya mengkerut.
"Kenapa berhenti mas?" tegur bu Asih melihat orang itu masih terdiam ditempatnya.
Dia memperbaiki jaketnya lalu kembali melangkah. Sempat dia menyunggingkan senyum sinis dan membuang puntung rokoknya.
Langkah mereka terhenti didepan pintu berwarna putih. Orang itu ikut masuk setelah bu Asih membuka pintu kamar. Dengan sigap orang itu mengangkat perempuan yang terbaring lemah dan pucat.
________
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya bu Asih kepada dokter
"Keadaannya baik-baik saja. Dia hanya demam tinggi tapi sekarang demamnya sudah mulai turun. Ini obatnya, bu. 3x sehari setelah makan yah. Saya permisi dulu, mau kembali ke kota" jelas dokter itu.
"Terimakasih yah dok, sudah mau menyempatkan merawat majikan saya"
Dokter itu hanya tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya dan berlalu pergi.
"Mas, bisa tunggu sebentar lagi. Ibu mau pulang ambil jaket dulu kasian nanti mba Julia kedinginan"
"Oh Julia" Batin orang itu. Sebenarnya sedari tadi dia ingin beranjak pergi. Hanya saja, dia masih punya hati nurani.
"Pakai jaket saya saja, bu. Saya ada urusan harus pergi sekarang" kata orang itu lalu menyodorkan jaketnya kepada bu Asih. Awalnya bu Asih enggan tapi karena tidak ada pilihan lain jadi dia memilih untuk merima tawaran orang itu.
"Terimakasih yah, mas. Kamu benar-benar membantu ibu"
"Iya sama-sama. Tapi kalau bisa lain kali minta tolongnya jangan yang berhubungan sama majikan ibu itu"
"Memangnya kenapa, mas?"
"Tidak apa-apa. Permisi"
Orang itu kemudian berlalu pergi tanpa menjawab pertanyaan bu Asih. Sedangkan bu Asih masih diam dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaan.
"Kenapa mas itu tidak suka mba Julia ya, padahal mereka tidak kenal. Atau mungkin mereka sudah lama kenal?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPEARED [ON GOING]
Sonstiges[.......................] #14 Tears #4 Trouble #12 Trouble #21 Tears #48 Tears #50 Tears #246 Kisah I feel the worst when i'm alone. Because, that's when the monsters in my head say "HELLO". Julia Pragita. Melalui banyak rintangan yang silih bergant...