9

302 27 20
                                    


Chaerin p.o.v

"Jangan lupa kunci pintunya oppa!!" Pekikku tanpa menoleh ke belakang. Dengan cepat aku berjalan menuju mobil.

Aku sudah tak sanggup menahan air mata yg sudah membuat mataku panas ini.

Aku berlari semakin cepat sebelum ada yg melihatku menangis.

Dan dengan cepat aku memasuki mobilku, lalu ku lajukan mobilku meninggalkan basement.

Air mata itu akhirnya meleleh membasahi pipiku.

Ku hapus air mata bodoh itu,

Tapi ia terus saja terjatuh dan membasahi pipiku.

Aku..

Aku begitu senang tadi pagi..

Dan begitu sedih saat ini..

Tadi saat aku bangun dari tidur, aku tersenyum karena pertama kali aku melihat wajahnya ketika aku terbangun dari tidurku.

Dan aku pun bisa melihat raut wajahnya yg cemas terhadapku, aku senang tapi saat aku melihatnya bersama kiko, itu sudah bisa menjelaskan, kenapa ia bisa sampai melupakan diriku.

Aku memarkirkan mobilku di pinggir jalan yg sepi. Dan aku pun menangis disana.

Untung saja kaca mobilku ku buat warna hitam. Sehingga orang di luar tak bisa melihat apapun yg ku lakukan di dalam mobil.

Aku menangis sejadi jadinya.

Lagi, aku merasakan sakit.

Tapi bukankah ini konsekuensi yg harus aku tanggung?

Aku yg memilih jalan diam

Dan beginilah diriku.

Menangis dan menangis sendiri ketika rasa sakit itu mendera.

Rasa sakit ketika melihatnya bersama orang lain

Rasa sakit ketika ia melupakanku demi orang lain.

Tapi siapalah aku?

Aku bukanlah siapa siapa baginya bukan?

Kenapa juga aku harus sedih.

Tuhan.. Jika aku boleh memohon..

Hapus rasa cinta ini..

Dan berikan aku kekuatan untuk melewati semua ini.

Aku Mohon...

💧💧💧💧💧

Kiko p.o.v

Jiyong terdiam di sampingku. Aku tau dia pasti merasa bersalah pada Chaerin. Chaerin memang orang terdekatnya, tapi jika aku boleh jujur, terkadang aku merasa Jiyong berbeda saat bersama Chaerin.

"Jiyong.. Ayo makan makanan ini.. Nggak enak kalo mau di buang.." Lirihku sembari mengeluarkan makanan dan minuman yg berada di dalam kantong plastik. Tapi Jiyong hanya terdiam, ia masih menunduk dan tak melihatku sama sekali.

Apa pikirannya melayang ke Chaerin?

"Ji..." Aku memegang tangan Jiyong hingga ia pun menatapku.

"Nde?" Tanyanya seperti orang bingung.

"Ayo kita makan dulu.. Lagi pula kita juga belum makan kan.." Lirihku.

"Eoh.. ne.." Jiyong membuka wadah makanannya, begitu pula aku.

"Ittadakimasu.." Ucapku perlahan. Lalu aku pun mulai makan.

Faith And Peace (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang