Pukul menunjukan 09.50 wib. Itu artinya 10 menitan lagi Rafka akan datang ke rumahnya. Hafiza sedari tadi sedang menunggu Rafka di ambang pintu. Hafiza tidak sabar akan kedatangan Rafka sekarang, tapi yang utama Hafiza harapkan setelah Rafka datang adalah bukan Rafka sendiri, melainkan 10 ice cream yang akan dibawakan Rafka.
Cepet dong Raf, Fiza ga sabar nih nunggu ice creamnya!
10 menit telah berlalu, namun Rafka belum juga muncul. Rafka juga tidak memberikan kabar kepada Hafiza. Hafiza sudah terlalu kesal menunggunya di ambang pintu, Hafiza menutupkan pintunya kembali kemudia beranjak ke kamar tidurnya. Namun ketika hendak berbalik menutupkan pintu, tiba-tiba gerbang rumah Hafiza berbunyi. Hafiza langsung mengintip dari arah jendela pintu.
RAFKA!! Lama banget sih, liat aja nanti.
Setelah itu Rafka berjalan ke arah pintu yang ternyata Hafiza masih menunggu di belakang pintunya, Rafka tidak mengetahui itu.
"Sayang.." panggil Ibunya Hafiza.
"Shtt, jangan berisik Bu, Rafka lagi jalan ke sini, Fiza mau ngasih dia pelajaran.." bisik Hafiza kepada Ibunya.
"YaAllah kamu ga ada bosen-bosennya juga jahilin saudara kecil kamu sendiri," ucap Ibunya sambil menggelengkan kepalanya.
"Habisnya Hafiza kesel, katanya mau dateng jam 10. Ini udah lebih dari jam 10 Bu.."
"Hmm yaudah Ibu ke dapur dulu kalo begitu.."
"Iya Bu.."
Tak lama Ibunya hendak ke dapur, Rafka mengetuk pintu rumah Hafiza sambil mengucapkan salam.
"Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakaatuh," ucap Rafka.
Hafiza pun membuka pintunya sambil menunjukan wajah pura-pura juteknya. Kedua tangannya saling menopang satu ke yang lainnya.
"Wa'alaikumussalam warrohmatullahi wabarakaatuh." ucap Hafiza pura-pura jutek.
"Udah jangan pura-pura jutek, gue tau kok lo lagi pura-pura jutek." ucap Rafka.
Jujur, sebenarnya Hafiza ingin langsung memeluknya. Tapi apa dayanya yang hanya bisa menahan rasa gengsi kepada Rafka. Selain itu juga tadi Hafiza sudah bilang kepada Ibunya bahwa Hafiza akan memberi Rafka pelajaran.
"Apaan sih," masih dengan wajah yang tidak bisa diartikan.
"Alah jujur aja, gue tadi denger kok apa yang lo ucapin ke Ibu lo." dengan sedikit menggoda.
Ah! Malu kan jadinya?
"Ish jadi dari tadi nguping pembicaraan Fiza sama Ibu ya?!"
"Iyalah, tadinya mau langsung ngetuk pintu. Eh tau-taunya Ibu lo manggil, jadi terpaksa pending dulu ngetuknya.."
"Ih Rafka ngeselin!!!" Rafka tertawa.
"Udah udah jelek tau ga di jelek-jelekin gitu wajahnya"
"Ibuuuuuuu!!!" adu Hafiza kepada Ibunya.
"Eh eh berisik Hafiza.. Lo yaa!"
"Rafka sih ngeselin.." wajah Hafiza benar-benar seperti anak kecil yang sudah dijahili oleh seorang kakaknya, terlihat sangat gemas sekali.
"Gak akan disuruh masuk nih?"
"Siniin dulu 10 creamnya!!" pinta Hafiza ketus.
"Sumpah ya lo! Nih.." balas Rafka sambil memberikan sekantung ice cream untuk Hafiza.
"Yeee!! Akhirnya ice creamnya dateng! Yaudah sana masuk.."
"Dasar kayak anak kecil. Mana Ibu lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZA
Teen Fiction"Kenapa Tuhan tidak membiarkanku untuk melupakannya dalam sekejap?" "Kenapa kamu datang di saat aku ingin benar benar melupakanmu?" "Kenangan itu mampu membuat dada ini sesak seketika, ku mohon pergilah aku tidak ingin mengingatnya kembali." "Apakah...