"Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan."
"BOHONG!" buagh! Satu pukulan mendarat tepat di pipi kananku. Orang-orang ini dibilangin pada gak bisa, ya? *kaya' elu bisa dibilangin aja*
"Huh, kau tidak mau bicara, ya? Kalau kau bersikeras tidak mau bicara, ingat.." pria itu mendekatkan mulutnya ke telingaku "Gurumu yang cantik itulah korbannya."
"Anda lemah sekali, ya? Sampai-sampai yang dijadiin target itu perempuan." ketika dia berbalik, aku berusaha menggertaknya. Tapi, yang aku dapatkan malah..
Bam! Uhuk uhuk
Tendangan di bagian perut. Aku sampai terdorong kebelakang. Aku bisa jatuh seandainya rantai tidak menyangga tanganku. Kemudian pria itu mengangkat kerahku
"Apakah kau tahu yang namanya penyiksaan secara perlahan?" wajahnya yang ditutupi oleh, apaan? Sejenis topeng fullface? Ah, bikin susah ngidentifikasi aja lu, Tong. Aku hanya menatap wajahnya dalam diam. Dia yang sepertinya semakin emosi melepaskan genggamannya dan berbalik ke pintu keluar, meninggalkan anak buahnya yang, sepertinya, memang ditugasi untuk menjaga kami berdua.
"Sa.. Saka.. apakah sakit?" aduh, ingin sekali aku bilang 'nggak kok Bu, nggak kerasa' tapi kok ya nggak sopan.
"Nggak papa Bu, anggap aja saya ditonjok sama ditendang Rai. Itu sudah biasa." kataku sih, meski begitu, aku tetap memegangi perutku. Rai, ini lebih sakit dari kau *di sisi lain, Rai bersin-bersin nggak woles di dalem heli*
Kembali tentang kasus White Lily Organization. Nggak perlu dipungkiri lagi, aku memang tahu tentang itu, balik kutanya, siapa sih, yang nggak tahu tentang itu? Organisasi mafia yang sangat besar, tersebar di Asia, Eropa, dan Amerika. Perusahaan-perusahaan ternama tidak ada yang tidak tahu tentang organisasi ini. Selalu saja membayangi setiap presdir dengan perjanjian-perjanjian ngeri mereka. Bukan cuma perusahaan, di politik pun seperti itu. Banyak pemerintahan yang telah mereka bungkam. Mereka menguasai dan mengendalikan semuanya dari balik bayangan. Aset-aset negara banyak yang dikuasai oleh mereka. Rakyat yang memberontak mereka, dalam hitungan hari, bisa tinggal nama..
Papa dan mamaku, seperti yang pria tadi bilang, adalah detektif swasta dan hakim kondang. Tingkat kegagalan? Pasti ada, lah, waktu awal. Hanya saja, dibanding dengan yang berhasil, ya 1:500 lah, eh itu perbandingan apa skala peta ya? Pokoknya lebih banyak berhasilnya, deh.
Kemarin, packing baju untuk ke Jepang, aku menemukan tulisan tentang organisasi ini di dalam koper yang terletak di bawah kasur. Papa sepertinya kembali menyelidiki kasus-kasus lama yang gagal dipecahkan mereka. Tampaknya, papa menemukan kaitan antar kasus tersebut. Dikutip dari buku hariannya, akar dari setiap kasus itu diduga berpangkal di White Lily Organization. Maka dari itu, papa gagal ketika berhadapan dengan kasus-kasus itu, karena memang ujung-ujungnya pasti ditutupi oleh mafia bedebah ini. Yah seperti yang diharapkan dari organisasi hitam tingkat tinggi, mereka bukan pedagang gelap atau penjahat rendahan, mereka berada pada tingkatan yang luar biasa berbeda. Aku yakin kematian papaku pasti ada kaitannya dengan organisasi ini, tapi entah dimana..
Bagitu pun mama, mama tidak pernah bisa menghukum mati tersangka-tersangka dari kasus-kasus yang dinyatakan gagal oleh papa. Ditangkap bisa, tapi mendekam sampai akhir? Nope. Pasti sudah ada yang membebaskan mereka. Sampai akhirnya mamaku meninggal, itu masih menjadi misteri. Dan yang kutemukan setelah itu, lebih membuatku syok daripada kenyataan tentang organisasi tersebut–
BRAK! Dan sekali lagi, pintu itu terbuka. Sepertinya pria yang sama, lah, yang masuk. *kami penulis tidak pernah tahu apa yang Saka akan katakan sebelum pria itu masuk*
"Sudah kau pikirkan dimana tempatnya?"
"Aku mau mengatakan tempatnya, jika kau memperbolehkanku menghubungi Amarai Wardana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DI MUSIM PANAS
Random"Mengapa si Sempurna mau bersama dengan si Terbelakang?" Ya, kisah tentang seseorang yang gila secara harfiah, dengan temannya yang super sempurna, dia berhasil membangun kehidupan yang baik. Namun, semua itu perlahan menggelap lagi ketika ada orang...