Chapter 12 (Ambitious)

1.6K 45 0
                                    

"Bagaimana? Sukses?"

"Tidak, dia begitu cerdik dan cepat."

"Hah, sudah ku duga kau tidak akan bisa melukainya."

"Dasar orang gila, bagaimana dengan donor hati itu? Aku membutuhkannya!"

"Hahaha. Kau kira aku benar benar menyerahkan dia untuk kau? Untuk mengambil hatinya? Hey sadar! Kau tak sebanding dengan nya pecundang!"

"Dasar manusia iblis. Kubunuh kau!"

"Coba saja dan aku akan melaporkan mu karena telah menyerang anak pewaris hotel terbesar di Paris!"

"Arrrghhh! Tunggu saja kau nanti!"

"Silahkan!"

-*-*-*-*-

Dia menatap kaca yang sedang tergantung di depannya, dia memindahkan rambut yang menghalagi leher. "Ohh shit. Ini berbekas." Katanya sambil melihat beberapa bekas ciuman kepemilikan Dave di sana. Dia merapikan rambut nya dan memandangi dirinya dia kaca. Quinziiy berfikir bagaimana seorang Dave bisa menyentuhnya. Semasa sekolah Quinziiy adalah cewe yang sangat jutek dan sombong, mungkin ratu es adalah julukannya. Tapi mengapa orang songong seperti Dave dapat dengan mudah mendapatkannya.

Ting tong.. Ting tong

Suara bell itu mengalihkan pandangannya dan segera mendekat ke pintu. Dia mengintip dari jendela kecil di pintu dan mendapati Kekasihnya itu di balik pintu.

Quinziiy membuka pintu dan tampak Dave yang sedang mengenakan kemeja kotak kotak serta kancing yang terbuka memperlihatkan kaos berwarna putih.


"Hey baby." Panggil Dave sambil memainkan matanya ke Quinziiy. "Ayo masuk dulu." Sambil menarik kemeja Dave. Dia menyuruh agar Dave duduk di kursi tamu dan menunggunya. Quinziiy ke dapur dan mengambilkan sebuah piring yang berikan burger lengkap dengan sebuah gelas yang berisi susu, dia menarunya di depan Dave dan menatapnya. "Aku tau kamu belum sarapan kan?" Mata Dave berbinar sambil menatap Quinziiy. "Sayang bisakan aku melamarmu besok?" Jawab Dave yang membuat Quinziiy tertawa kecil.

Dave menatap Quinziiy yang berjalan menuju kamar untuk mengambil tas kampusnya. "Tanda yang ku buat indah bukan?" Pernyataan itu membuat langkah kaki Quinziiy terhenti. Dave bangun dari sofa dan mendekati Quinziiy.

Quinziiy merasa ada tangan yang memegang pingganya, mencoba untuk memeluk. "Aku ingin malam itu terulang lagi." Tangan Dave yang sudah memeluk Quinziiy dan mengesampingkan rambutnya ke kanan dan mulai mengecup pundak Quinziiy dengan lembut. "Maukah kau sayang?" Tanya Dave sambil menaikan kecupannya itu di leher Quinziiy. "He-hentika Dave, ki-kita akan t-erlambat." Jawab Quinziiy sambil terbata bata.

Dave melepaskan kecupannya dan tertawa sambil menaru wajahnya di pundak Quinziiy. "Aku sangat senang menggodamu sayang." Mengecup pipi Quinziiy dan melepaskan pelukannya. "Pergi habiskan makanan mu Dave." Muka Quinziiy memerah. "Hahaha kamu seperti udang sayang." Dave tertawa.

Quinziiy berdiri di depan kaca besar di hadapannya dan mengambil gambar di sana.

"Quinziiy baby, ayo." Panggil Dave yang sedang mengambil hpnya di meja tamu. Quinziiy menoleh dan memasukan hpnya ke dalam kantong celana. "Aku suka OOTD ku hari ini Dave. Simple." Kata Quinziiy sambil tersenyum melihat kearah Dave. Dave tertawa dan memegang kepala Quinziiy dan menciumnya.

Saat ingin meninggalkan apartemen pangelihatan Dave tertuju pada 2 bingkai foto yang terpajang di sana. Satu di gantung dan yang satunya di letakan di atas meja. Dave berjalan mendekat dan melihat foto itu dari dekat. "Siapa dia Quinziiy?" Tanya Dave sambil memegang bingkai foto itu. Quinziiy mendekat dan menyandarkan kepala nya di lengan kekar Dave. "Itu mommy. My mommy." Quinziiy menjawab. Dave mengerutkan keningnya seakan dia tau wanita yang ada di dalam foto itu. "Sepertinya aku pernah melihatnya. Siapa yaa?"

A Beautiful Revenge For QuinziiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang