Bukan Awalan

27 6 0
                                    

Tidak perlu mengungkapkan kata-kata manis untuk menunjukan rasa sayang kepada seseorang,tindakan nyata jauh lebih baik.
Tidak perlu mengatakan i love you setiap bertemu,karena bahasa tubuh lebih mengerti.Tetapi untukmu,sekedar ungkapan dan perlakuan tidak akan cukup menggambarkan betapa berartinya dirimu bagiku.

                                                    °Jingga Raja Alaska

Selalu hidup didalam bayang-bayang ketakutan itu sama sekali tidak menyenangkan.Canggung dan gugupku dapat hilang lambat laun bersamanya.Sentuhannya sangat kutakuti, tetapi kini sangat menghangatkan,menenangkan dan membuatku candu.Dia datang layaknya matahari yang menawarkan kehangatannya mencairkan es kutub.

                                                  °Carolline Zanneta

                             ============

Selalu seperti ini di jam istirahat.Hanya berdiam diri duduk termenung dikursi.
"Olin mau makan apa? Nanti Angga beliin."rayunya dengan penuh kelembutan.
Olin menggeleng cepat.Dia berfikir,takut kejadian itu terulang kembali.

Flashback On.
Kejadian ini,dimana Olin masih ragu dengan Angga.
"Olin,kantin yukk."ajak seorang siswi.
Olin terdiam.
"Udah ah,ayok.Lu gak bawa uang? Gw traktir dah."
"Udah ah,bangun cepetan."sambungnya.
Olin ditarik paksa dari tempat duduknya.
Tubuh Olin memanas karena siswi itu menyentuh tangannya,Olin sangat ketakutan.
Dibawa seperti tahanan.
Mereka semua menyeramkan.
Lebih menyeramkan lagi saat Olin sudah sampai dikantin.
Salah satu hal yang Olin benci,kebisingan.

"Lin,lo duduk situ tuh,gw kesana dulu ya mesenin bakso."ucap siswi yang Olin tidak sama sekali kenal itu sambil menujuk kearah bangku kosong.
Entah kenapa Olin setuju saja.

"Hei dek,anak baru ya? Pindahan dari mana."ucap seorang pria mengagetkan Olin yang diekori oleh teman temannya.
Olin terdiam,dia merasa risih dan berfirasat buruk.
"Kok diem aja sih,diajak ngomong padahal.Bisu ya?"
Sambil mencolek colek dagu Olin.
Detik itu juga Olin menangis.
Isaknya sangat keras,membuat segerombol lelaki itu heran.
Olin ketakutan,sangat takut,mereka penjahat.

"Loh? Kok malah nangis dek."ucap seorang teman lelaki itu.

Detik berikutnya,seorang lelaki datang,dengan amarah yang membara,terlihat jelas diwajahnya ingin menerkam sekawan lelaki itu.Dia Angga.

"LO NGAPAIN OLIN HAH!?"ucap Angga sambil menarik kerah baju pria itu.
"Lo siapa nya Olin emang hah!?"tanya lelaki itu.Angga hanya terdiam.Lalu,

Bugh.Satu tonjokan dirahang berhasil dilayangkan.
"Jawab! Lo udah buat dia nangis! lo harus nerima akibatnya."
Bugh.Pukulan kedua melayang.
Pria itu hanya bisa membalas sekali,satu sekolah tau,bahwa Angga siswa yang paling ditakuti masalah berkelahi dan bisa terbilang Angga rajanya.Tetapi,Olin tidak mengetahuinya sama sekali.

"Jangan ganggu Olin lagi,atau lo mau berurusan lagi dengan gue."
Bugh.Tinju penutup dari Angga.

Melihat pemandangan itu,Olin merasa takut,sekaligus khawatir.
Angga lalu menghampirinya.Melihat Angga menghampiri Olin,Siswi yang mengajak Olin kekantin segera menjauh dan berfikir untuk tidak mengulanginya lagi.
"Lin,lo gak papa? Mereka ngapain lo?"Tanya Angga lembut.
Olin hanya menggeleng.
"Itu hidung kamu berdarah,sebaiknya segera keUKS.Makasih udah nolongin Olin."ucap Olin sangat lembut,hingga hampir tak terdengar.
Yang tadi itu adalah kalimat terpanjang yang Olin ucapkan.Dan dia bisa melakukannya hanya saat bersama Angga.

"Hah!? Diulangin coba lin,gue gak denger.Lo mau bisik bisikan?"tanya Angga pura pura bego,sebenarnya dia sudah mendengarnya,dan entah kenapa dia merasa sangat senang Olin bisa mengeluarkan kata sebanyak itu.

Buku harian CarollineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang