UW 3 : Lelaki Dingin

14.7K 837 12
                                    

Happy reading😘

●●●●●

Prilly berjalan menyusuri koridor kampusnya dengan memegang beberapa buku ditangannya. Kampusnya masih sangat sepi ,sengaja ia datang pagi buta supaya dapat memberikan bekal makannya pada Sasha. Jika tidak bertemu sehari apalagi tak ada kabar, pasti menyerocos tak jelas membuat Prilly malas dengan ocehannya yang sangat tak bermutu.

Dan soal kejadian semalam dengan Anya, Prilly sudah menceritakan semuanya pada Anya. Betapa kagetnya dia saat mengetahui bahwa Prilly akan menikah dengan pria yang tak ia kenali. Bahkan Anya akan membatalkan pernikahannya itu, tapi Prilly menolak. Menurutnya Prilly, dia tidak bisa membatalkannya begitu saja, mengingat kondisi Doni yang masih belum stabil membuatnya khawatir. Akhirnya Anya mau tak mau mengalah untuk menyetujui keputusan Prilly, lagipula yang menikah Prilly bukan dia. Namun Anya akan marah jika Prilly disakiti oleh orang itu.

Prilly celingak-celinguk mencari sosok Sasha di kantin. Setiap pagi pasti Sasha sedang asik mencari sarapan. Dia tidak pernah sarapan di rumah, alasannya selalu.

"Bosen sama masakan nyokap."

Sasha memang tidak betah ketika di rumah, selain ayahnya yang selalu pergi dinas ditemani oleh ibunya, jadi hubungan keduanya agak tidak akur walaupun ibunya Sasha sangatlah baik. Jika boleh bertukar nasib, Prilly ingin sekali merasakan kehadiran ibunya lagii.

"PRILLY!" Teriakan Sasha membuat Prilly menoleh kearah nya yang sedang duduk di sudut kantin.

Prilly mendekati Sasha yang memanggilnya tadi.

"Pagi Sha," sapaan Prilly dibalas tatapan mendelik dari Sasha.

"Kamu marah ya? Maafin aku Sha. Lihat nih aku bawa apa? Taraaa,, rendang yang kamu mau udah aku bikinin plus nasinya, hehe," ucapnya ceria diakhiri dengan kekehan pelannya.

"Oh. Makasih," jawabnya singkat, namun tangannya tetap menerima kotak makan berwarna biru milik Prilly.

"Iya sama-sama. Jangan marah dong Sha. Kamu gak liat nih dahi aku ditutup plester gini? Asalkan kamu tau ya, Sha, kemarin aku tuh nemenin bapak-bapak yang aku selamatkan di rumah sakit. Terus dia minta anaknya nikahin aku secara tiba-tiba, aneh kan?" Prilly berujar dengan santai

"Uhuuk...uhuk.." Sasha yang mendengar cerita Prilly dibuat kaget sekaligus tak percaya sehingga dia tersedak rendangnya.

"Ehh, nih minum dulu," Prilly memberikan air mineral yang ada didepannya kepada Sasha.

Setelah meminum air mineral yang Prilly berikan. Sasha menatap Prilly tak percaya.

"Seriusan lo?" Prilly mengangguk pelan.

"OMG... Sahabat gue yang mungil ini bakal nikah? Sumpah demi apa lo? Calon lo gimana? Om-om ya? Ganteng gak? Kaya? Baik gak? Bukan om-om hidung belang kan? Sumpah demi apa gue beneran gak percaya deh Prill. Kenapa lo bisa dinikahin sama orang yang lo sendiripun gak kenal? Dan secepat ini?" cerocos Sasha yang panjang lebar dengan banyak pertanyaan hingga membuat Prilly menutup telingannya dengan mata terpejam.

"Cukup Sha!" geram Prilly.

"Kamu kebiasaan deh, kalau ngomong tuh gak bisa di rem. Kalau mau nanya tuh satu-satu. Aku jadi gak bisa jawab kalau kamu tanya banyak gitu."

"Iya deh maafin gue. Gue kan kepo, Lo tau kan? Itu penyakit gue hehe,"

Prilly menghela nafasnya panjang, bukannya dia tidak mau menjawab pertanyaan Sasha tapi semua pertanyaan itu Prilly tidak tau jawabannya.

Unexpected Wedding [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang