Chapter 10.

1.8K 173 5
                                    

Updateee....

Happy Reading....




"Haerim." panggil mama.

"Iya ma." jawab gue.

Gue beranjak pergi buka pintu kamar gue.

"Kenapa ma?" tanya gue.

"Dibawah ada temen-temen kamu nyariin." kata mama.

'Temen? Siapa coba?' batin gue.

"Siapa ma?" tanya gue.

"Ya mana mama tau, temen juga temen kamu kok nanya mama." jawab mama.

"Sana gih samperin, btw temen-temen kamu pada ganteng-ganteng yah, boleh kali kasih mama satu hehe." kata mama.

'Pada ganteng-ganteng? Jangan-jangan buhannya kak Jihoon lagi.' batin gue.

"Mama udah punya papa, gausah ganjen deh ma." kata gue.

"Yaelah mama becanda kali, biarpun papa kamu jelek, buluk, pesek, item mama tetep sayang kok." kata mama.

"Iyadah serah mama, Haerim samperin mereka dulu." kata gue.

Gue pun pergi menghampiri mereka dan benar mereka adalah kak Jaehwan dan kak Jihoon, eh wait. Kak Udin kok gak ada ya?

"Hai Haerim, lesu amat dah lo." kata kak Jaehwan.

"Ga niat nyambut kita ya?" tanya kak Jihoon.

"Nggak gitu kak, emang lesu tiap hari juga. Btw kak Udin mana kak?" tanya gue.

"Itu si Udin keluar kota, dia dapat beasiswa keluar kota, jadi dia kuliah disana." kata kak Jihoon.

"Gak nyangka euy pinter juga si Udin eh ampe dapat beasiswa." kata kak Jaehwan.

"Iyalah, emang kayak lo." kata kak Jihoon.

"Dih sok pinter juga lo." balas kak Jaehwan.

"Em—"

"Duh kakak kakak, kak Jihoon, kak Jaehwan udahan dong berantemnya, masa ke rumah Haerim cuma buat berantem doang." kata gue.

Dan dua makhluk ini cuma cengar cengir doang.

"Jadi gini her." kata kak Jihoon dengan muka serius.

"Iya kak, kenapa?" tanya gue.

Gue ikutan duduk di sofa, cape lah gue berdiri terus.

"Jadi kita udah dapet info tentang si Guanlin." kata kak Jaehwan, terus kak Jihoon juga ngangguk.

"Beneran kak?" tanya gue dengan mata yang berbinar.

"Jadi—"

"Papa pulaaang." kata seseorang.

Hm papa aquh baru pulang, bawa makanan ga yah '-' btw kok papa ngeliatan kak Jihoon ama kak Jaehwan pake tatapan menyelidiki ya, gue jadi dugun-dugun. Soalnya papa jadi lebih over protektif ke gue semenjak gue sering disakitin ama Guanlin, papa selalu nyari asal usul bibit bobot bebet temen cowok gue.

"Siapa ini her?" tanya papa.

"A— anu pa, ini temennya Haerim." kata gue dengan sedikit gugup.

Papa ikutan duduk juga sambil naroh sekotak martabak di meja.

"Silahkan di makan martabak nya, gak usah malu." kata papa.

Kak Jaehwan langsung nyerbu martabak yang papa bawa, kalo kak Jihoon masih diem-diem bae.

Ketos Ganteng (Lai Guanlin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang