22. Disita?!

1.3K 77 2
                                    


Arga menaruh tasnya sembarang ke atas tempat tidur. Lalu perhatiannya tiba-tiba teralih ke bibir jendela, disana sudah bertengger sebuah minuman isotonik dengan catatan kecil 'Gue percaya lo orang yang keren! Semangat ^^' tertera pengirim '#VeylaAnindya' sebuah senyum pun terukir dari wajah Arga. Dia pun segera meminum minuman itu yang kebetulan dahaganya memang sedang terasa kering.

Ingatan Arga ikut bergulir bersamaan dengan air yang diminumnya.

"Jajan mulu!" Arga menepuk pundak Romeo sebelum pulang tadi.

"Dijajajanin cewek yang ngajak lo double date." ucapnya bikin Arga menggelengkan kepala.

Sudah menjadi kebiasaan buat Romeo untuk memanfaatkan situasi saat bertemu dengan fansclubnya Arga. Jadi yah, Arga memakluminya saja. Berhubung, Vey agak beloon jadi dia berani menerima pemberian gadis itu. Soalnya Arga yakin, senekat-nekatnya Vey nggak akan berani naro pelet diminuman itu. Lagian kan minumannya juga masih disegel jadi terjamin untuk dia minum. Kadang tingkat kewaspadaan Arga memang cukup tinggi.

***


Soal belajar dengan serius itu bohong adanya, sedari tadi yang mereka lakuin itu cuma ngemil dan ngegosipin ini itu. Bahkan mereka belum menyentuh satu buku mata pelajaran pun untuk besok.

"Seriusan gue salut sama kak Arga." Vey masih terkagum dengan kebenaran informasi itu begitu juga dengan ketiga sahabatnya.

"Cocok tuh buat jadi suami gue, haha.." celetuk Irma begitu saja.

"Dino mau dikemanain?" tukas Vey membuat Irma tersenyum jahil.

"Tas, kapan lo mau ngajarin gue sama Veynya?" Irma sudah membalut tubuhnya dengan selimut diatas kasur Tasya.

Tasya yang sedang duduk dimeja belajarnya itu masih memotong lembaran hvs.

"Lo motongin kaya gituan buat apaan sih?" Vey masih mencemil sekaleng keripik pisang.

"Buat kita."

"Hah?!" respon Vey dan Irma bersamaan.

Tasya pun memutar kursinya, "sebelum ke inti, sebagai guru gue mau lihat basic kalian dalam melihat paha, hp, tangan, pergelangan kaki.."

"Gue gak ngerti maksud lo?" Vey pusing sendiri seraya menghentikan aktivitas ngemilnya.

Sementara Irma mengikut saja, selagi dia bisa melewati ujian dengan lancar besok. Mereka benar-benar mengikuti apa yang disuruh Tasya dengan tekun. Mulai dari tes diatas, hingga merangkum di note hp sampai jam menunjukkan pukul tiga dini hari.

"Hpnya dicas dulu yah!" Tasya mengambil hp kedua temannya.

"Besok kita nyontek nih? Seriusan?" Vey gelisah karena ini akan menjadi pengalaman pertamanya.

"Nggak nyangka gue, rahasia lo selama ini itu adalah menyontek." kedua mata Irma menyipit, "kenapa nggak dari dulu sih bilangnya, nyesel gue muji lo rajin belajar."

"Enak aja lo! Nyontek kaya gini mah namanya belajar secara tidak langsung, Ma. Kan tadi lo bikin rangkuman kali!"

"Iyah deh, terserah lo. Gue kecewa, tapi besok kalo hp gue sampe disita lo bakalan tahu apa yang akan terjadi sama lo, Tasya!" ancam Irma kembali bersembunyi ke dalam selimut.

The Prince Ice And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang