Mending telat dari pada ngak sama sekali.

110 9 12
                                    

Follow
Vote
Comment
Kritik
Saran
Semuanya deh pokoknya ya : )
Apapun dari kalian itu penyemangat.
HAPPY READING!!!

07.35
"MAMIIIIIIIII!!!!!!!"
"Apa sih kak?" sahut Maminya di tengah pintu kamar, dengan daster pink dan spatula di tangan. Tania bukan cewek yg takut maling atau takut mimpi buruk, dia takut sama TERLAMBAT. Di kamus Tania kata TERLAMBAT itu sama dengan kutukan.

   Pribadinya yang terbiasa dengan perkemahan membuatnya terbiasa disiplin. Tapi semalam Tania merasa pusing dan kurang enak badan, mungkin itu yang menyebabkannya bangun terlambat hari ini.

"Aku telat mi!!!, hari ini kumpul pertama buat persiapan ke KL, jam 8 kumpulnya ini udah jam segini kenapa gak bangunin!" omel Tania.

"Sorry, mami juga bangun telat ini kan minggu. Udah lah sana mandi, gausah sabunan biar cepat" lalu berlalu sambil ngekeh.

Mami Tania adalah seorang guru bahasa Inggris di SMP tempat Tania sekolah sekarang. Kata mami jadi guru bahasa harus gaul sama murid, jadi Tania sebagai murid+anak memang sering di ketawain dari pada di marahin. Tania juga jarang buat ulah, Tania tau cara bersikap dengan orang tua.

Walaupun punya Ibu guru bahasa Inggris, bahasa Inggris Tania tidak terlalu bagus, tapi lumayan lah dari teman temannya karna di SD Tania dulu menerapkan 3 bahasa dan harus bicara dengan bahasa asing tiap hari rabu-sabtu.

~*~

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sintang, Kalimantan Barat

Aula Kwarcab sudah dipenuhi banyak anak pramuka penggalang maupun penegak yang berseragam pramuka lengkap. Tak ada kursi untuk Tania. Tania melihat ke luar aula dan berniat mengambil kursi plastik yang masih ditumpuk.

   Postur Tania proporsional versi mini. Tinggi 153 berat 40. Dengan tubuh pas pas an Tania kesulitan mengambil kursi yang di tumpuk tinggi. "Gila susah banget! Nyempit aja deh gue di kursi mereka". Tania bukan putus asa, dia hanya tidak fokus kalau sudah telat begini. Dari pada banyak tertinggal pembahasan pembina mending Tania nyempit bangku temannya.

Tania berbalik, berniat kembali ke aula. Tania menangkan derap lari kaki yang terdengar menggunakan sepatu pdh. Matanya menangkap pria bertubuh tinggi dan berkacamata, berkulit putih, bermata sipit, dan tubuhnya tegap.
"Udah mulai?" tanya pria itu pada Tania.

"Udah, tapi kursi di dalam penuh" jawab Tania.

"Ambil yang di sini boleh?" tanyanya lagi. Tania membalas dengan anggukan. Tania sering ke Kwarcab, dia tak lagi asing dengan barang barang di sana.

"Tolong ambilin buat gue juga ya, ga nyampe" kata Tania tanpa malu.

Mereka berjalan bersisian memasuki aula dan menjejerkan kursi mereka dengan kursi kursi lain. Putri dengan putri, putra dengan putra.

"Eh itu siapa Tan? Cowo lo ya? Cina tu ya kayanya? Wah lumayan lah buat perbaiki keturunan biar anak lo putihan dikit" ucap Melinda sambil terkekah. Melin adalah sahabat Tania di kelas kursus bahasa Mandarin.

   Mereka beda sekolah, Melin setahun lebih tua darinya, tapi Tania memanggilnya dengan nama tanpa embel embel "kak" di depannya. Tania malas menyahut dan memilih memperhatikan pembicaraan pembinannya di depan hingga 4 jam kedepan.

***

Ini pertama kalinya author nulis loh jadi maaf kalau part 1 agak nganu😅. Author yakin kok part part selanjutnya bakal labih bagus dan menohok hati para reader. Author bakal terus belajar dan belajar. Please banget lanjutin baca terus dan dukung author dengan cara vote kisah nyata author ini. Doa author buat kalian semua selalu yang terbaik!!! Thanks ya!!!

Scout Couple In Twins TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang