Please Don't [ Ending ]

7.7K 572 129
                                    

🎵 Ailee - Tears Stole The Heart [ Ost, Secret Love/ Secret. ]

**

Dengan terburu-buru Singto berlari di lorong-lorong panjang rumah sakit itu, pria tampan itu mengutuki kemacetan yang terjadi di jalanan tadi, hingga dia tidak bisa sampai di rumah sakit lebih awal.

Saat ini singto menuju ruangan yang di beritahukan oleh Gun, sesampainya di sana, pria itu melihat Gun yang tengah menangis sesenggukan di pelukan New.

Membuat langkah Singto lebih cepat lagi menghampiri mereka, New menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca.

"Darimana saja kau P'? Kenapa baru sampai sekarang?" Tanya New.

"Terjebak macet di jalan." Jawab Singto.

Pria itu menengokan kepalanya ke arah ruangan yang tertutup itu, melihat ke arah pandangan Singto Gun hanya terdiam, lidahnya keluh sekarang, tidak bisa berbicara yang sejujurnya pada pria itu.

Tidak bisa menjelaskan apa yang sudah Singto lewati begitu saja, dan sekarang semuanya sudah terlambat.

"Bagaimana keadaan, Krist?" Tanya Singto.

"Selamat P', kau sudah menjadi seorang ayah sekarang, dia lahir dengan sehat dan tidak kekurangan apapun, dia sangat manis sama seperti P'Krist, aku tidak pernah melihat bayi laki-laki semanis dia." Jawab New.

Singto menatap New, "Bagaimana dengan, Krist. New? Dia baik-baik sajakan?" Tanya Singto.

New hanya terdiam dan menatap Gun, tetapi Gun membuang wajahnya ke arah lain, dan menangis sambil menatap ke arah dinding.

"P' maaf, P'Krist tidak bisa di selamatkan. Dia sudah meninggal." Jawab New, dengan suara parau.

Pria tampan itu menatap adiknya tidak percaya, Singto menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh New.

"Tidak mungkin, New." Ujar Singto.

"Kau terlambat datang P." Kata New.

"Tidak, kau pasti bohong,kan. Itu tidak mungkin terjadi." Ujar Singto tidak percaya dengan semua itu.

"Jika kau tidak percaya, masuklah kesana." Sahut New sambil menujuk ruangan di depannya.

Dengan ragu Singto berjalan mendekati ruangan itu, dan membuka ruangan itu, hanya kesunyian yang pertama kali menyapanya saat memasukinya.

Sepi tidak ada satu orangpun di dalamnya, sampai ekor mata Singto melihat seseorang yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya.

Pria itu mendekatinya, lalu dengan tangan gemetaran membuka kain yang menutupi tubuh orang itu, dan saat melihatnya.

Tangis Singto langsung pecah begitu saja, saat melihat Krist terbaring dengan mata terpejam dan wajah pucatnya.

"Krist..." Panggil Singto.

Hening.

Tidak ada jawaban.

[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang